-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

18 July 2007

Puskesmas Perairan di Halmahera Utara

Kompas
Rabu, 18 Juli 2007

Tobelo - Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, meluncurkan Puskesmas Keliling Perairan sejak awal tahun 2007 untuk melayani kesehatan masyarakat di daerah pesisir dan pulau-pulau terpencil. Kapal kesehatan itu mampu menjangkau masyarakat daerah terpencil yang selama ini sulit mengakses layanan kesehatan yang layak. Puskesmas perairan sangat sesuai untuk daerah kepulauan.

Hengky Giamto Khosuma, Kepala Dinas Kesehatan Halmahera Utara, mengatakan, kapal puskesmas tersebut dilengkapi ruang tunggu, ruang periksa, dan ruang bedah. Peralatan yang ada juga di atas standar puskesmas biasa.

Pelayanan kesehatan dilakukan oleh seorang dokter dan tiga perawat. Saat ini, kapal bernama Mini Lega itu baru menjangkau 30 persen wilayah Halmahera Utara yang terisolasi.

"Selama ini masyarakat di pulau-pulau terpencil dan pesisir terkendala jarak yang sangat jauh dan biaya transportasi yang mahal," kata Hengky.

Di Halmahera Utara yang berhadapan dengan Samudra Pasifik, transportasi antardesa hanya menggunakan katinting dan longboat, dua jenis perahu kecil bermotor. Saat musim gelombang dan cuaca buruk, keduanya tak dapat diandalkan. Kondisi lebih buruk dialami warga yang wilayahnya berbatasan dengan Filipina dan Republik Palau.

Daerah itu tidak terlayani oleh 12 puskesmas dan 46 puskesmas pembantu di Halmahera Utara. Ketersediaan dokter pun masih minim, hanya 52 dokter dengan empat di antaranya dokter gigi dan tiga dokter spesialis.

"Kunjungan ke desa-desa terpencil tidak bisa hanya satu-dua jam. Kami harus melayani semua masyarakat sebelum melanjutkan pelayanan ke desa lain. Kalau ada yang perlu diinfus, kami bawa berkeliling, dan jika ada yang harus dirujuk ke rumah sakit kapal, kami kembali ke Tobelo baru melanjutkan pelayanan," ujar Hengky.

Kepala Puskesmas Keliling Perairan Donny Makangiras mengatakan, kapal kesehatan membuat layanan kepada masyarakat lebih efektif karena bisa cepat bergerak dan mampu menjangkau daerah-daerah terpencil.

Dari pengalamannya melayani masyarakat di pulau-pulau terpencil, Donny melihat masyarakat sudah pasrah pada keadaan. Bila ada yang sakit parah, mereka tidak berusaha mencari pengobatan. Itu karena layanan kesehatan sangat sulit dijangkau.

"Ada anak kecil yang kakinya bengkak dan setelah dibedah, nanahnya 0,5 liter. Ada juga yang menstruasi tak kunjung berhenti akibat kanker rahim. Semua masalah kesehatan itu diterima sebagai nasib dan tidak ada yang ribut," ujar Donny.

Melalui Puskesmas Keliling Perairan, masyarakat diajak untuk lebih sadar akan pentingnya kesehatan, lebih kritis terhadap gejala kesehatan yang muncul, sekaligus mendekatkan masyarakat pulau-pulau terpencil dengan tenaga medis. (ANG)