17 Juli 2007
JAKARTA (Pos Kota) – Ribuan buruh pabrik sepatu Nike dari PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan PT Naga Sakti Parama Shoes Industry (NASA), unjuk rasa ke kantor Nike Indonesia di Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (16/7) siang.
Unjuk rasa ini digelar karena mereka menolak rencana Nike yang akan menutup usahanya di Indonesia dengan tidak lagi memberi order sepatu kepada kedua perusahaan tersebut.
“Sudah 18 tahun kami membuat sepatu Nike di Indonesia. Berapa banyak keuntungan yang diraih pihak Nike. Sekarang mereka tinggal enaknya saja, tapi mau hengkang dari Indonesia. Mau dikemanakan nasib 14.000 karyawan,” teriak sejumlah pengunjuk rasa dalam orasinya di areal Gedung BEJ.
Akibat aksi demonstrasi di jalan protokol yang berlangsung selama 5 jam ini memacetkan arus lalulintas hingga di Jalan MH Thamrin dan Jalan S Parman, Jakarta Barat. BEJ tidak hanya dikepung ribuan buruh, tapi juga kendaraan bermotor milik para pendemo.
Aksi unjuk rasa ini berlangsung tertib dan tidak mengganggu aktivitas perkantoran di kawasan BEJ. Untuk menjaga suasana demo, ratusan petugas dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, dan Polres Jakarta Pusat berjaga-jaga di sepanjang jalan tersebut.
Selain berorasi, para buruh menggelar tarian kuda lumping. Puluhan spanduk dibentangkan, di antaranya bertulisan ‘Nike go to hell’, ‘Nike is vampire’, ‘Pasukan Garuda siap usir Nike dari Indonesia’, ‘Jhon Richard is dracula’ dan lainnya.
Di tengah suasana yang kian memanas, beberapa buruh wanita yang ikut demo, jatuh pingsan karena kecapaian. Mereka yang pingsan dimasukan ke dalam mobil ambulan, yang disediakan Dinas Kesehatan Pemda DKI.
Santoso, karyawan PT NASA menuturkan, pihaknya mengaku kecewa dan tidak menerima tuduhan yang dilontarkan manajemen Nike bahwa kualitas sepatu Nike buatan PT HASI dan NASA tidak memenuhi standar lagi dan omsetnya menurun drastis. “Para pekerja mampu memproduksi sepatu Nike satu juta pasang per bulan dengan kualitas yang bagus,” ujarnya.
Para pekerja menuntut General Maneger Nike Indonesia, Jhon Richard bertindak adil dan memperhatikan nasib 14.000 karyawan dan keluarganya. “Jika benar Nike Indonesia tidak mau lagi membuat sepatu di perusahaan kami, maka kami minta uang pesangon sesuai peraturan pemerintah,” kata Sunarti, salah seorang koordinator aksi.
ANCAM TUTUP PASAR NIKE
Setelah berorasi selama tiga, akhirnya 10 karyawan diterima pihak Nike di tower 2 lantai 24 Gedung BEJ. Pihak Nike diwakili CR Manager Andi Juhri berjanji akan melaporkan tuntutan para pekerja kepada atasannya John Richard, yang tidak berada di tempat.
Sementara itu, pengusaha Hartati Murdaya, selaku pemilik PT HASI dan NASA menyesalkan rencana Nike yang tidak lagi memesan sepatu di perusahaannya pada akhir tahun 2007. Ia mengancam akan memutus pasar Nike di Indonesia, termasuk yang di retal. “Kami mempunyai 17 outlet di Indonesia yang menjual resmi produk Nike,” kata Hartati Murdaya, didampingi anaknya Prajna Murdaya.
(tiyo/edi/mia)