Kamis, 19 Juli 2007
Sundari Tewas Disiksa?
46 Hari Jenazahnya Terkatung-katung di Arab Saudi
TULUNGAGUNG - Satu lagi tenaga kerja wanita (TKW) asal Tulungagung tewas di negeri seberang. Kematiannya pun masih misterius dan ada dugaan karena disiksa. Sundari Binti Senin, 31, warga Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru, yang tewas saat bekerja di Riyad, Arab Saudi.
Tragisnya lagi, kematian Sundari ini sebenarnya sudah dikabarkan ke pihak keluarga sejak 5 Juni lalu. Namun, hingga sekarang, belum ada kejelasan sampai kapan jenazah Sundari itu akan dipulangkan ke tanah air. "Sampai sekarang kami masih menunggu kepastian. Pihak PT hanya mengatakan mungkin dalam minggu ini jenazah anak kami akan dipulangkan," terang Isemi, ibunda Sundari membenarkan.
Dituturkan oleh Isemi, anak keduanya itu baru enam bulan bekerja di Arab Saudi. Tapi selama di rumah majikannya di Riyad, Arab Saudi, Sundari mengaku sudah tidak betah. Alasannya, dia merasa tertekan. Majikan yang diikuti Sundari konon sangat kejam. Melalui kabar yang disampaikan almarhumah lewat telepon, dia berulang kali menerima perlakuan kasar. Tidak hanya dibentak dan dipukul, Sundari juga disekap. Almarhumah juga tidak diizinkan menghubungi keluarganya kecuali dilakukan secara sembunyi-sembunyi. "Tiga kali tilpun, anak saya selalu menuturkan perlakuan kasar itu sambil menangis," tutur Isemi dengan mata berkaca-kaca.
Lalu apakah almarhumah Sundari meninggal akibat dibunuh atau disiksa majikannya itu? Isemi maupun keluarganya mengaku tidak bisa memastikan. Pasalnya, kabar yang disampaikan oleh pengacara keluarga majikan Sundari tidak merinci penyebab kematian ibu dari Dodik Setiawan, 10.
"Tidak dijelaskan. Pengacara mereka hanya bilang Sundari mendadak sakit keras. Kami disuruh tilpun ke Arab. Tapi juga tidak ada penjelasan," terang Nurul Huda, tetangga korban yang kebetulan ditunjuk sebagai wakil keluarga Sundari.
Merasa penasaran, usaha lain kembali mereka lakukan. Yakni dengan menghubungi perusahaan pengerah tenaga kerja Indoensia (PJTKI) yang mengirim Sundari ke Arab. Yakni PT Bumen Jaya. Melalui sub-perwakilannya yang ada di Jawa Timur mereka kembali menanyakan penyebab kematian Sundari. "Kami juga meminta kepastian proses pemulangan almarhumah. Tapi jawabannya sama saja. Mungkin baru minggu ini jenazah sampai ke Indonesia," tambah Huda.
Jawaban itu jelas mengecewakan. Pasalnya, sejak dikabarkan meninggal pada 5 Juni lalu, berarti sudah 46 hari jenazahnya terkatung-katung di negeri seberang. "Kami hanya ingin almarhumah cepat dipulangkan. Kami juga ingin tahu apa (sebenarnya) yang menjadi penyebab kematian anak kami Sundari," timpal Isemi pasrah.(des)