-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

05 July 2007

Warga Terpaksa Berhenti Beli Susu

Kompas
Kamis, 05 Juli 2007

Jambi - Masyarakat terus mengeluhkan kenaikan harga susu kemasan yang terjadi saat ini. Sebagian orangtua di Jambi dan Sumatera Selatan bahkan terpaksa menghentikan pemberian susu kepada anak-anak mereka.

Ngasinah, warga Desa Tangkit, Kecamatan Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, mengatakan, dengan harga susu yang lama saja dia sudah cukup kesulitan untuk membelikan susu kemasan bagi dua anaknya yang masih balita. "Apalagi sekarang," ujarnya, mengeluhkan tingginya harga susu formula untuk anak.

"Stok susu di rumah padahal sudah hampir habis. Tapi saya belum mau beli dulu deh. Habisnya sekarang ini harga susu tambah mahal," kata Ngasinah, Rabu (4/7).

Hal senada diutarakan Suprapto, warga Kotabaru, Jambi, yang memiliki tiga anak balita. Meski stok susu di rumahnya telah habis, dia memutuskan berhenti membeli susu. "Untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah payah. Ditambah harga susu yang naiknya tinggi, kami makin susah jadinya," tutur pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pembuat batu bata itu.

Maman (40), tukang ketek (perahu) di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), juga mengaku sudah tak membeli susu buat anaknya. Pasalnya, kenaikan harga susu membuat dirinya tak mampu lagi membeli susu.

"Penghasilan tukang ketek hanya Rp 20.000 per hari. Sekarang, dengan kenaikan harga makanan, uang yang diperoleh menjadi seperti tidak ada artinya," ujarnya.

Aksi borong

Meski ada imbauan agar masyarakat tidak panik dan memborong susu, kemarin aksi borong ternyata masih berlanjut di beberapa tempat di Denpasar, Bali. Salah satu pertokoan perlengkapan bayi dan anak bahkan kewalahan melayani pembeli yang memborong susu kemasan.

Dalam waktu sekitar satu jam, puluhan beberapa produk susu bayi kemasan ukuran 600 gram habis terjual. Padahal, pihak toko melalui pelayannya mengumumkan belum ada kenaikan harga karena stok masih cukup.

Meski demikian, di beberapa pasar swalayan atau grosir, harga susu bayi dan anak balita dalam kemasan memang sudah lebih mahal dari yang ditawarkan di pasar kelontong.

"Harga yang kami tentukan sudah lama dan belum ada keputusan untuk menaikkan lagi. Lagi pula stok cukup. Hanya saja, beberapa hari ini susu formula, khususnya untuk bayi dan anak balita, memang menjadi perhatian kami," ungkap Asisten Stor Manager Alfa Supermarket Rully.

Kondisi yang berlangsung saat ini mengakibatkan permintaan terhadap susu kambing di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya meningkat. Selain sebagai alternatif pengganti susu sapi, susu kambing juga dipercaya memiliki khasiat lebih baik bagi kesehatan. Sejumlah produsen dan pedagang susu kambing bahkan mengatakan kewalahan memenuhi pesanan. (Tim Kompas)