8 Agustus 2007
JAKARTA (Pos Kota) - Ribuan warga yang bermukim di kalong tol Jembatan Tiga, Penjaringan, Jakarta Utara, panik. Suasana ini terjadi ketika tempat mereka berteduh mendadak dijilat api dari kompor yang meleduk. Dalam waktu singkat, tangis dan teriakan minta tolong terdengar mengharukan. Tiga ratus rumah yang dihuni sejak belasan tahun lalu itu hangus diamuk si jago merah, Selasa (7/8) pagi.
Dalam musibah ini, sedikitnya, 1.360 jiwa harus kehilangan tempat tinggal. Sebagian besar merupakan penduduk miskin yang bekerja di sektor informal seperti pedagang, kuli bangunan dan lainnya. Kerugian akibat kebakaran hebat ini tidak hanya menimpa penghuni rumah tersebut, tapi juga akan dialami PT Jasa Marga.
Kobaran api yang menghanguskan 300 rumah itu juga berdampak pada kontruksi jalan tol. Jika dari hasil pemeriksaan bahwa ruas jalan tol itu tidak bisa digunakan lagi dan terpaksa dibongkar, maka PT Jasa Marga selaku pengelola akan menderita kerugian Rp 40 milyar dari segi fisiknya saja. Belum lagi, berkurangnya pendapatan yang tiap bulan mencapai Rp 75 milyar.
"Habis sudah harta saya yang sudah dikumpulkan sejak bertahun-tahun lalu. Api berkobar sangat cepat hingga semua barang yang ada di dalam rumah, tidak bisa diselamatkan," kata Sukarta, salah seorang warga yang rumahnya tinggal puing.
Kebakaran di pemukiman padat penduduk itu diduga berasal dari kompor meleduk di rumah milik, Suk. Dalam waktu singkat, api menyambar tempat lain, karena rata-rata rumah mereka terbuat dari kayu yang mudah terbakar. Teriakan kepanikan melanda di sekitar lokasi. Masing-masing keluarga berupaya menyelamatkan barangnya agar tidak terbakar.
Warga secara bergotong-royong membantu memadamkan api dengan mengambil air dari rumah-rumah maupun selokan di sekitar lokasi. Namun kerja keras warga tidak membuat api padam. Akibatnya, ratusan barang-barang elektronik milik warga seperti TV, kulkas dan lainnya hangus jadi abu.
Kendati puluhan mobil pemadam kebakaran dikerahkan, tak urung seluruh bangunan yang ada ludes termakan api. Bahkan dari dua gardu tol Jembatan Tiga yang ada, satu di antaranya hangus terbakar.
Menurut Andi, warga, cepatnya api melalap bangunan lantaran di lokasi tersebut ada tempat penampungan tener. Tentu saja bangunan yang umumnya terbuat dari kayu dan triplek itu langsung habis dalam waktu sesaat saja.
Camat Penjaringan Ciptono mengatakan, kebakaran yang terjadi kali ini merupakan yang keempat kalinya. Kebakaran sebelumnya paling akhir terjadi 22 Mei 2007 lalu yang juga menghanguskan ratusan bangunan. "Para korban kebakaran umumnya merupakan penduduk liar. Kami kesulitan dalam mendata secara pasti seluruh penduduk yang ada, " kata Ciptono.
MACET TOTAL
Kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah itu berimbas pada kemacetan lalulintas dari arah Slipi, Pluit, Jembatan Lima, dan Pesing. Akibatnya, pengendara mobil dan motor harus rela menempuh dua jam untuk jarak 10 kilometer. Petugas Polantas Jakarta Utara dan satuan lainnya terlihat sibuk mengatur arus kendaraan di daerah Jembatan Dua, Jembatan Tiga, Pesing, dan Tomang.
Kobaran api ini melelehkan bagian Jalan Tol Jembatan Tiga jalur Grogol-Priok begitu pun sebaliknya Cawang-Priok, sehingga jalur tersebut diblokir petugas. Kendaraan roda empat yang melintas di tol tersebut terpaksa dialihkan ke jalur lain.
Dhani, 24, yang menjadi korban kebakaran mengaku, kejadian itu datangnya secara tiba-tiba. Diceritakannya, pagi itu warga seperti biasa pergi kerja. Sementara sebagian warga lainnya berada di rumah. Sekitar pukul 10:00, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan ledakan berasal dari rumah Suk.
TUTUP GERBANG TOL
Direktur Utama Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Deddy Hariadi menegaskan, akan menutup sementara ruas tol dari Gerbang Tol (GT) Jembatan Tiga-Pluit yaitu di KM 24+800 dan sebaliknya. Ini dilakukan menunggu hasil penelitian Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum dan Wiratman Associate.
"Tapi saya berharap hasil penelitian tidak apa-apa, artinya kendaraan masih bisa lewat. Untuk sementara kita hanya membuka satu lajur agar kendaraan kecil masih bisa lewat, namun tidak untuk kendaraan besar," ungkap Deddy.
Kerugian yang diderita CMNP akibat kebakaran yang terjadi itu fisiknya saja sekitar Rp 40 milyar, belum dihitung pendapatan per harinya yang secara pendapatan ruas tol Cawang-Tanjung Priok Rp 75 milyar per bulan.
Bila hasil penelitan Badan Litbang Departemen PU dan Wiratman Associate menyebutkan bagian yang terbakar itu tidak bisa dilalui kendaraan, maka akan dilakukan penutupan di ruas Jembatan Tiga-Pluit selama tiga bulan sampai empat bulan.
Penutupan ruas tersebut sudah dipastikan akan menganggu ruas secara keseluruhan mengingat ruas Cawang-Priok merupakan jalur menuju Bandara Soekarno-Hatta. Kata Deddy, untuk Bis Damri rute Bandara kemungkinan bisa turun di GT Tanjung Priok menggunakan jalan alteri kemudian masuk lagi di GT Pluit.
Kebakaran yang merusakan 18 buah gilder (balok penyanggah) untuk yang ke empat kalinya sejak tahun 2003 dan dipastikan ini kebakaran yang terparah, karena mampu membakar besi penyangga yang dibungkus beton dengan suhu 700 derajat. "Dengan suhu panas setinggi itu dipastikan akan merusak struktur penyangga secara keseluruhan sehingga perlu perbaikan total yang akan memakan waktu antara tiga bulan sampai empat bulan," papar Deddy.
Secara terpisah, pasangan kekasih Juanda, 25, dan Ade Nurhayati, 25, menderita luka bakar saat kontrakan mereka di Jalan Kencana III, RT 13/13, Cilandak Barat, terbakar, Senin malam. Juanda yang luka di sekujur tubuh dirawat intensif di RS Fatmawati, sedang Ade diperbolehkan pulang karena hanya luka di tangan dan punggung.
BENGKEL TERBAKAR
Sementara itu, bengkel dan servis HT milik Handi Tanuwijaya di Jl. Rawa Domba, Duren Sawit, Jaktim, terbakar sekitar Pk. 06:00. Akibatnya, Ny. Nani, 62, dilarikan ke RS Harum karena luka bakar pada tangan dan kakinya. Sedangkan dua mobil yang berada dalam bengkel itu ludes dilalap api.
Data yang dihimpun dari Polsek Duren Sawit menyebutkan sebelum kebakaran Nani, ibu pemilik bengkel, memasak di dapur. Namun, saat bersamaan seseorang menuang tiner di bengkel hingga api pun menyambar.
Setelah menolong ibunya, Handi bersama Mahroni, karyawan, menyelamatkan beberapa mobil lainnya ke tempat aman. Api bberhadil dijinakkan setelah petugas datagn dengan enam mobil pemadam kebakaran.
tim pk