2 Agustus 2007
JAKARTA - Pelaksanaan pemungutan suara berkaitan Pilkada DKI tinggal sebentar lagi. Kedua pasangan Cagub-Cawagub sudah bersusah payah selama kampanye untuk menggalang massa simpatisan dalam mengantarnya menjadi DKI 1 atau Gubernur DKI periode 2007-2012. Tapi hendaknya disadari begitu banyaknya harapan yang diemban di bahu kedua pasangan ini oleh masyarakat luas menuntut perbaikan hidup yang lebih baik.
Warga Ibukota terutama warga yang kebetulan berekonomi pas-pasan sangat berharap gubernur mendatang sejatinya memiliki kepedulian dan solidaritas yang tinggi terhadap rakyat kecil. Karena mereka inilah sebagai tulang punggung dari keberadaan Ibukota yang berpenduduk sekitar 7 juta jiwa.
“Saya bingung dengan keadaan sekarang ini yang makin saja susah. Entah besok-besok masih bisa dagang atau tidak, karena modal makin tipis sedangkan barang dagangan justru naik terus,” keluh Pigi, pedagang aneka kue kering di tempat penampungan sementara di Melawai Blok M.
Kebingungannnya makin bertambah manakala dirinya yang sebelumnya sudah berjualan puluhan tahun di tempat lama sebelum kebakaran, harus menyetor puluhan juta supaya bisa berdagang di tempat baru yang kini sedang dibangun satu pengembang kelas kakap. Kalau ia tidak sanggup, otomatis bakal tergusur dan siap digantikan setiap saat oleh pedagang dengan modal kuat.
BISA BERTAHAN
“Seharusnya kami-kami ini sebagai pedagang kecil dengan modal sangat terbatas menjadi prioritas oleh pemerintah agar tetap bisa bertahan. Jangan dibiarkan bangkrut dan diganti warga keturunan lainnya,” ujarnya yang berharap gubernur baru dapat memberikan tempat yang layak kepada pedagang lemah berikut bantuan modal dengan bunga seringan mungkin.
Keluhan serupa juga dilontarkan Syafrudin, warga Kebayoran Lama yang mengaku sangat prihatin dengan semakin jauhnya aparat dengan warga yang dipimpinnya begitu sudah menduduki jabatan yang diincar. Manisnya hanya terasa saat kampanye dengan mendatangi berbagai tempat atau permukiman warga hingga ke pinggiran kali sekalipun. Tapi begitu sudah terpilih, mustahil pola yang digarap saat kampanye dulu bakal dijabani lagi. Sebaliknya yang dipikirkan adalah bagaimana supaya modal yang dihamburkan untuk jabatan yang sudah diraih bisa kembali dalam waktu cepat.
Selebihnya mencari keuntungan yang besar selama menjabat. “Kalau itu yang terjadi, makin susah sajalah kita rakyat ini apalagi yang miskin yang butuh pertolongan maksimal,” katanya yang sehari-hari bekerja di rumah padang di kawasan Blok M.
(rachmi)