Artikel
Data kami dicuri
(11/01/2008)
“Yang dicuri cuma dua buah CPU (Computer Prossesing Unit) dan satu handycam? ” tanya polisi dengan wajah kebingungan kepada salah seorang staf pada saat melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP) pencurian di kantor LBH Buruh Migran IWORK. Kebingungan karena yang diambil hanya barang-barang tersebut di atas, sedangkan televisi dan dua buah motor tidak ikut digondol maling.
Kamis 10 januri 2008, menjadi hari apes karena sekitar pukul 15.00 WIB kantor LBH Buruh Migran IWORK di santroni para maling aneh. Barang-barang yang raib diambil pencuri seperti CPU bukanlah barang yang bisa dijual dengan harga tinggi karena merupakan komputer jangkrik. Barang-barang yang lebih layak jual dengan harga tinggi seperti dua buah motor, televisi, mesin fax, printer tidak membuat tergoda bagi si pencuri untuk mengambilnya.
Karena hari libur, kantor hanya dijaga oleh satu orang staf. Pada saat staf tersebut keluar sebentar karena ada keperluan, kantor dalam keadaan kosong inilah di santroni maling. Kuat dugaan pelaku pencurian berjumlah dua orang dan tampaknya sudah tahu apa saja yang harus diambil. Para polisi yang melakukan oleh TKP pun sepertinya tidak percaya jika para pencuri-nya tidak membawa kabur dua buah motor, televisi, mau pun barang lainnya. Tadinya para polisi yang datang tidak terlalu “ngeh” dengan aktivitas yang dilakukan oleh LBH ini. Setelah polisi mengajukan beberapa pertanyan seputar kejadian, dan kemudian menanyakan aktivitas kantor, barulah polisi tadi sedikit melihat benang merah adanya dugaan pencurian yang disengaja untuk hanya mengambil data.
LBH Buruh Migran IWORK dalam dua bulan terakhir ini sedang menangani beberapa kasus. Di antaranya adalah penipuan massal yang dilakukan oleh salah satu Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga kerja Indonesia (PPJTKI). Penipuan ini besaranya mencapai angka di atas 200 juta rupiah karena yang mengadukan kasus ke kantor sebanyak 33 orang. Selain itu, kasus lain yang sedang berjalan adalah proses memidanakan beberapa PPJTKI yang bermasalah.
Semua data tersebut tersimpan dalam dua buah unit komputer yang dibawa lari maling aneh tadi. Memang menjadi keteledoran bagi staf yang ditugasi untuk menjaga kantor, apalagi pencurian ini memukul secara telak aktvitas yang selama ini ditangani karena raibnya data-data. Back up data yang dilakukan setiap dua bulan sekali pun tidak banyak membantu, karena rencara baru akhir januari semua data akan di back up.
Fenomena pahit ini tentunya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama lembaga atau insitusi yang bergerak dalam aktivitas kemanusiaan khususnya buruh migran bahwa dalam mpenyimpanan data-data harus lebih berhati-hati. Masih belum hilang dari ingatan bahwa hampir setahun yang lalu pun ada sebuah lembaga yang bergerak dalam aktivias buruh migran juga mengalami kasus pencurian, dan yang digondol sang pencuri lagi-lagi adalah unit komputer berupa CPU.
Melakukan aktivitas bantuan hukum bagi para buruh migran memang bukanlah pekerjaan yang ringan. Beragam teror, intimidasi, penghinaan, sampai ketidak percayaan dari berbagai pihak akan selalu terus mewarnai. Jika orang mencibirkan mulut atas beragam aktivitas yang dilakukan oleh kawan-kawan dalam dinamika buruh migran tentunya sudah sering diterima. Tapi jika ketidaksukaan atas aktivitas dalam dinamika buruh migran dilakukan dengan cara-cara tidak beradab maka hanya satu kata yang harus kita lakukan LAWAN ! (btl)
Berita yang lain dapat di lihat di :
http://ligaindonesia.com/index.php?action=news.main ---------------------------------------------------------------------
Dikirimkan oleh ecosoc
dengan menggunakan fasilitas pengiriman email ligaindonesia.com