Jakarta (ANTARA News) - Julukan "pahlawan devisa" yang kerap diberikan
kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bisa merendahkan sisi kemanusiaan
karena mereka seakan-akan lebih dianggap sebagai penghasil keuntungan
bagi negara.
"Gelar `pahlawan devisa` bagi para TKI seolah-olah mengangkat harkat,
tetapi sesungguhnya menggerogoti kemanusiaan," kata Duta Buruh Migran
Indonesia, Rieke Diah Pitaloka, dalam acara peringatan Hari Buruh
Migran Internasional di Jakarta, Selasa.
Menurut Rieke, frase "pahlawan devisa" bagi TKI memiliki makna yang
bias karena dapat diartikan bahwa TKI hanya dipandang sebagai
angka-angka yang mengucur ke kas negara.
"Mereka tak dianggap sebagai pahlawan karena mengurangi pengangguran di
dalam negeri, atau orang yang telah memperbaiki kesejahteraan bangsa,
apalagi orang yang berkorban untuk menyelamatkan keluarganya," kata
Rieke yang juga merupakan artis film itu.
Selain itu, ia juga memprotes kebijakan dari pemerintah mengenai
pemberlakuan tempat khusus untuk pemberangkatan dan kedatangan bagi
TKI, yaitu Terminal 3 di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Rieke menjabarkan, pengkhususan tersebut selintas memberi kesan
mengistimewakan, tetapi bisa juga membuat TKI mendapat pelayanan yang
berbeda dari penumpang lainnya sehingga bisa terkesan diskriminatif.
"Tengok saja kondisi Terminal Tiga yang jauh dari terminal lain,
tertutup, dan dijaga ketat aparat sehingga membutuhkan izin khusus atau
dokumen resmi untuk masuk," katanya.
Untuk itu, Rieke berharap agar sistem pemberangkatan dan pemulangan
yang ada dibuat secara lebih manusiawi dan transparan agar tidak luput
dari sorotan publik.
"Perlakukan mereka sama dengan penumpang lain yang lewat terminal
biasa. Tak perlu Terminal Tiga," katanya.
Sementara itu, Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), Tjetje Al Anshori,
mengemukakan keberadaan Terminal Tiga sebenarnya adalah untuk
melindungi TKI dari berbagai pihak yang berniat jahat.
"Bayangkan bila ada orang-orang yang mengaku keluarga untuk menjemput
para TKI padahal mereka berniat jahat. Terminal Tiga adalah untuk
mengantisipasi hal-hal semacam itu," katanya.
Tjetje juga menuturkan, pihaknya juga telah dan akan terus melakukan
perbaikan layanan dari berbagai hal yang berkaitan dengan Terminal Tiga
Bandara Soekarno-Hatta.(*)
Copyright © 2008 ANTARA