Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sime Darby Bhd akan merekrut TKI untuk
bekerja di perkebunan kelapa sawit Malaysia antara 800 hingga 1.000
orang per bulan, guna memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya.
"Kami perlu TKI antara 800 hingga 1000 orang per bulan," kata Zarif
Zainul, Manager Pekerja Asing Sime Darby Bhd, di Kuala Lumpur, Rabu.
Sime Darby Bhd -- dipilih menjadi nama dari merger tiga raksasa BUMN
Malaysia yang bergerak di bidang industri kelapa sawit yakni Sime Darby
Bhd, Guthrie Bhd, dan Golden Hope -- telah mempekerjakan sekitar 26.000
TKI di perkebunan kepala sawit di Semenanjung Malaysia dan Malaysia
Timur di Sabah dan Sarawak.
TKI masih mendominasi pekerja asing di perkebunan kelapa sawit Sime
Darby walaupun sudah dimerger.
Untuk perkebunan kelapa sawit di Sabah dan Sarawak, TKI akan direkrut
dari Kupang NTT dan Sulawesi, sedangkan untuk kawasan semenanjung akan
direkrut dari Jawa Timur dan NTB.
"TKI yang akan kami rekrut tahun depan, gajinya akan dibayar melalui
bank. Hingga saat ini, 30 persen dari 26.000 TKI, gajinya sudah dibayar
melalui perbankan. Ini sistem Sime Darby. Pola ini akan kami
standarisasi ke TKI lainnya karena semua sudah dimerger," kata Zarif.
Selain itu, TKI yang direkrut juga akan mengantongi ijin kerja (working
permit) di tanah air sebelum datang ke Malaysia, lengkap dengan kontrak
kerja dan perlindungan asuransi.
Terkait dengan banjir yang melanda Johor Bahru dan Pahang Kuantan, ia
mengatakan bahwa tidak ada TKI yang menganggur dan tidak ada yang
terkena dampak banjir.
Ia menegaskan hal itu karena Johor Bahru merupakan daerah utama
perkebunan kelapa sawit dan gaji TKI dibayar harian, jika perkebunan
kelapa sawit kebanjiran berhari-hari hingga berminggu-minggu, maka
diperkirakan TKI tidak mendapat upah hariannya.
"Mereka tetap kerja, tidak ada yang menganggur atau tidak menerima upah
harian," tegas Zarif Zainul. (*)
Copyright © 2008 ANTARA