-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

31 January 2008

Remaja Hong Kong Bunuh TKW

Sinar Harapan, 30/1/2008

Hong Kong – Dua remaja laki-laki Hong Kong berusia 16 tahun menikam hingga tewas seorang pekerja rumah tangga (PRT) asal Indonesia. Sebanyak 20 tikaman ditemukan pada tubuh perempuan bernama Fitriani tersebut.

Rekonstruksi terhadap tindak kejahatan tersebut digelar di lokasi kejadian perkara, Selasa (29/1). Kedua pelaku akan dibawa ke pengadilan, Rabu (30/1) ini. Sedangkan jenazah Fitriani dipulangkan ke Indonesia, Kamis (31/1) esok. Demikian laporan wartawan SH di Hong Kong, Fransisca Ria Susanti. Dugaan sementara, motif yang melatarbelakangi pembunuhan itu adalah masalah percintaan karena salah satu dari pelaku adalah mantan pacar Fitriani.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) menilai kerja polisi Hong Kong cukup cepat dalam menangkap pelaku pembunuhan. "Tak sampai seminggu, polisi sudah bisa menangkap pelaku," ungkap Konsul Ekonomi di KJRI-Hong Kong, Bambang Setia Budi, kepada SH, Rabu pagi.

Fitriani (24) ditemukan tewas pada Rabu (23/1) pagi di tempat pemeliharaan anjing milik North American Working Dog Association (Far East) di kawasan Fanling, New Territories, Hong Kong. Ia ditempatkan di situ oleh majikannya, setelah 1 Desember lalu ia diserang oleh empat orang bertopeng hingga babak belur dan masuk rumah sakit. Namun di lokasi baru itu, Fitriani justru menemui ajal. Perempuan kelahiran Malang, 3 Juni 1983 ini, menurut kontrak kerja yang ia tanda tangani tanggal 9 November 2006, diberangkatkan ke Hong Kong oleh PT Sentosa Karya Aditama dan disalurkan oleh agen AVMS Limited di Hong Kong.

Jenazah Fitriani akan diterbangkan ke Indonesia, Kamis esok, setelah dimandikan dan disalatkan. Salah seorang staf di KJRI Hong Kong akan mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya yang beralamat di Jalan Randu Putih No 420 RT 03/06, Laweyan, Sumberasih, Probolinggo.

Paling Sadis

Menurut Bambang, pembunuhan yang terjadi pada Fitriani merupakan pembunuhan paling sadis yang pernah terjadi dalam sejarah keberadaan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong. "Bekas tikaman ada di sekujur tubuhnya. Di tangan, dada, punggung, dan juga empat tikaman di jantung," jelas Bambang yang diminta KJRI untuk melihat jenazah Fitriani sesaat setelah mendapat laporan dari pihak kepolisian.

Pihak polisi sendiri, sehari setelah menemukan jenazah, memastikan bahwa kejadian tersebut terjadi pada dini hari dan dilakukan oleh pihak yang tak profesional. Polisi juga menduga bahwa pelakunya adalah orang yang mengenal dekat lokasi tersebut karena anjing-anjing yang berada di lokasi itu sama sekali tak mengeluarkan suara ribut ketika peristiwa pembunuhan itu terjadi.Berbekal dugaan inilah, tak sampai sepekan, polisi bisa menangkap pelaku yang ternyata juga bekerja di tempat tersebut.