BLITAR - Ingar bingar malam minggu di tempat penampungan tenaga kerja wanita (TKW) di Lingkungan Kenongo, Kecamatan Wlingi, menjadi petaka. Pasalnya, seorang karyawan penampungan tersungkur dengan berlumuran darah. Kuat dugaan, perempuan itu terkena tembak peluru dari pistol revolver milik polisi.
Sebutir peluru bersarang di pinggul bagian kanan Nonik Kristianti,23, karyawan PJTKI Aat Pratama Karya. Peluru tersebut menembus hingga kedalaman satu sentimeter lebih. Nonik pun sepat kritis dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Kejadian itu juga menimpa Erni, 22. Perempuan yang juga calon TKW asal Malang itu lehernya juga luka tergores akibat percikan peluru tersebut.
Insiden tersebut sempat menimbulkan keributan di lokasi kejadian. Kasus ini pun langsung ditangani Polres Blitar. Apalagi melibatkan oknum polisi yang diketahui berinisial Briptu Dn, pemilik pistol jenis revolver tersebut. Kini anggota Polsek Wlingi Bripti Dn masih diperiksa oleh Unit Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin (UP3D).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Radar Tulungagung di lokasi kejadian serta kepolisian, insiden itu terjadi dini hari kemarin. Saat itu, di lokasi kejadian yang juga menjadi tempat penampungan TKW, para penghuni sedang santai merayakan malam minggu. Seperti biasa, sebagian penghuni meluangkan waktu dengan menyanyi atau karaoke hingga tengah malam setelah mengikuti berbagai program pelatihan. Hiburan karaoke ini memang kerap menghiasi tempat penampungan yang akan memberangkatkan calon-calon pahlawan debisa ke negari Hongkong tersebut.
Dalam insiden tersebut tak diketahui secara pasti bagaimana ihwal kejadiannya. Namun korban serta pemilik PJTKI menyebutkan kejadiannya berawal dari kedatangan dua anggota Polsek Wlingi. Yakni Briptu Dn dan Yd. Kedua anggota polisi itu sudah berada dalam salah satu ruangan bersama para calon TKW tersebut. "Mereka (anggota polisi,Red) saya panggil karena saya takut terjadi keributan. Biasalah, karena tempat ini sering disambangi lelaki yang hendak berbincang-bincang dengan karyawan serta TKW," kata Muti’in, pemilik PJTKI.
Entah karena apa sebabnya, tiba-tiba terdengar satu kali letusan dan disertai jeritan seorang wanita. Ternyata jeritan itu bersumber dari suara Nonik dan Erni. Nonik diketahui di pinggulnya mengeluarkan darah. Nonik yang tersungkur ke lantai seraya memegangi pinggulnya yang mengucurkan darah segar. Tak pelak, dari kejadian tersebut dipenuhi dengan jeritan dan tangisan. "Saya dengar letusan satu kali, duaarr. Warga sini langsung semburat menghampiri," kata salah satu warga yang tinggal tak jauh dari penampungan.
Nonik yang notabene masih keponakan Muti’in itu saat itu posisinya berada di belakang polisi. Sedang Erni berada di sebelah Nonik. Begitu mengalami luka tembak, warga serta teman-teman di penampungan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat. Kali pertama rumah sakit yang dijadikan perawatan yakni RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Tetapi sayang, malam hari itu tak ada dokter bedah piket. Dikatakan, operasi untuk mengeluarkan peluru baru bisa dilakukan Senin mendatang. Akhirnya dengan darah yang terus mengucur, Nonik langsung dirujuk ke RS Katolik Budi Rahayu, Kota Blitar. "Korban masih meringis kesakitan. Korban dibawa dengan mobil patroli polisi," tambah warga tadi.
Korban tiba di RSK yang berada di Jalan Ahmad Yani sekitar pukul 03.00. Dan baru keesokan harinya, korban dioperasi. Operasi di pimpin oleh salah seorang dokter bedah. Pagi hari sekitar pukul 11.00, peluru kaliber 38 mm yang bersarang di pinggul Nonik berhasil dikeluarkan. Kini Nonik masih menjalani perawatan di Ruang Paviliun Joseph Kamar 22 secara intensif dari tim dokter.
Nonik, dengan suara terbata-bata di atas ranjang yang sedang berjalan menuturkan, pinggulnya masih terasa sakit. "Bagian sini yang sakit," kata Nonik dengan suara kecil kepada Radar Tulungagung.
Nonik tak mengerti secara pasti kenapa tiba-tiba pistol meledak. "Saya tidak tahu persis, gimana ceritanya. Masih sakit," kata Nonik yang keretanya dibawa kencang tiga anggota polisi.
Muti’in, bos PJTKI itu tidak akan menuntut apa pun atas kejadian tersebut. Itu jika memang kecelakaan yang terjadi. "Kalau lagi apes gimana, niat polisi juga mengamankan kami," kata wanita dengan rambut panjang dicat cokelat ini. (ziz/cam)