5.000 Balita di Jawa Timur Kurang Gizi
Rabu, 19 Maret 2008 | 13:07 WIB
Rabu, 19 Maret 2008 | 13:07 WIB
TEMPO Interaktif, Surabaya:Sebanyak 5.000 balita di Jawa Timur dinyatakan mengalami masalah kurang gizi. Hal ini lebih disebabkan masih tingginya jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut.
"Dari 38 juta jiwa penduduk Jatim, masih terdapat 7,1 juta jiwa tergolong sangat miskin. Dari angka ini saya yakin gizi buruk muncul, apalagi sekitar 5.000 balita juga masih mengalami kurang gizi," kata Gubernur Jawa Timur Imam Utomo, dalam sambutannya di acara rangkaian kunjungan istri Wapres, Ny Mufidah Jusuf Kalla, di Gedung Negara Grahadi Surabaya hari ini (19/3).
Untuk menekan angka kurang gizi, lanjut Imam, pemerintah sebenarnya telah mengupayakan untuk optimalisasi sebanyak 43 ribu lebih posyandu yang ada serta 1.400 posyandu mandiri yang tersebar di seluruh Jatim. Selain itu, Pos Kesehatan Pesantren, Polindes dan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jatim juga terus dioptimalkan kinerjanya.
"Hanya, kendala utama kita saat ini memang masih banyak. Apalagi, dana askeskin dari pusat hingga saat ini juga tak kunjung turun," tambah Imam.
Sementara itu, Ny Mufida Jusuf Kalla mengingatkan untuk mengurangi angka kurang gizi bagi anak, tidak cukup terus mengandalkan pusat. Daerah dalam hal ini juga harus terus menggalakkan program kesehatan ibu hamil dan menyusui.
"Kalau semua tidak profesional, sulit untuk mencapai keberhasilan. Asupan makanan yang tidak bergizi menjadi faktor utama gizi buruk," kata Mufida.
Karenanya, perubahan prilaku dan pola pikir masyarakat juga harus segera diubah sejak dini, sehingga mereka segera sadar akan pentingnya memberikan makanan bergizi serta selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam acara tersebut, istri Wapres memberikan bantuan secara simbolik motor roda tiga untuk melakukan pelayanan kesehatan di daerah. Sepeda motor ini untuk sementara terdapat sembilan buah yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan akan dibagikan kepada sembilan kabupaten/kota di Jatim yang angka gizi buruknya tertinggi, seperti Kota Surabaya dan Kabupaten Ngawi.
"Dari 38 juta jiwa penduduk Jatim, masih terdapat 7,1 juta jiwa tergolong sangat miskin. Dari angka ini saya yakin gizi buruk muncul, apalagi sekitar 5.000 balita juga masih mengalami kurang gizi," kata Gubernur Jawa Timur Imam Utomo, dalam sambutannya di acara rangkaian kunjungan istri Wapres, Ny Mufidah Jusuf Kalla, di Gedung Negara Grahadi Surabaya hari ini (19/3).
Untuk menekan angka kurang gizi, lanjut Imam, pemerintah sebenarnya telah mengupayakan untuk optimalisasi sebanyak 43 ribu lebih posyandu yang ada serta 1.400 posyandu mandiri yang tersebar di seluruh Jatim. Selain itu, Pos Kesehatan Pesantren, Polindes dan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jatim juga terus dioptimalkan kinerjanya.
"Hanya, kendala utama kita saat ini memang masih banyak. Apalagi, dana askeskin dari pusat hingga saat ini juga tak kunjung turun," tambah Imam.
Sementara itu, Ny Mufida Jusuf Kalla mengingatkan untuk mengurangi angka kurang gizi bagi anak, tidak cukup terus mengandalkan pusat. Daerah dalam hal ini juga harus terus menggalakkan program kesehatan ibu hamil dan menyusui.
"Kalau semua tidak profesional, sulit untuk mencapai keberhasilan. Asupan makanan yang tidak bergizi menjadi faktor utama gizi buruk," kata Mufida.
Karenanya, perubahan prilaku dan pola pikir masyarakat juga harus segera diubah sejak dini, sehingga mereka segera sadar akan pentingnya memberikan makanan bergizi serta selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam acara tersebut, istri Wapres memberikan bantuan secara simbolik motor roda tiga untuk melakukan pelayanan kesehatan di daerah. Sepeda motor ini untuk sementara terdapat sembilan buah yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan akan dibagikan kepada sembilan kabupaten/kota di Jatim yang angka gizi buruknya tertinggi, seperti Kota Surabaya dan Kabupaten Ngawi.
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total Access, No Cost.