Dua Penderita Gizi Buruk di Lampung Dirawat
Kamis, 03 April 2008 | 13:55 WIB
Kamis, 03 April 2008 | 13:55 WIB
TEMPO Interaktif, Bandar Lampung:Rumah Sakit Umum Abdul Muluk Bandar Lampung merawat dua penderita gizi buruk. Salah satu di antaranya dalam kondisi mengenaskan.
Salah satu pasien, Ridho, 9 tahun, warga Waykandis, Bandar Lampung, hanya memiliki berat 9 kilogram. Padahal berat normal anak seusianya 25 kilogram. "Selain berat badan yang jauh dari normal, Ridho belum bisa jalan dan gerakan tubuhnya kaku," kata Amran Harun, petugas medis di rumah sakit tersebut, Kamis (03/04).
Menurut Amran, otak Ridho tidak mampu merespon rasa lapar dan pergerakan syarafnya tergangu. "Itu karena sejak usia 9 bulan mengalami perubahan micro cephalus. Tengkorak anak itu mengecil," katanya. Akibatnya, Ridho tidak mau makan dan minum.
Anak pasangan Pepen dan Anisa itu tampak kurus dan hanya bisa menangis. Lengan dan kakinya hanya sebesar ibu jari orang dewasa. Menurut Pepen, anak ketiganya itu sudah sering diperiksa di puskesmas. "Meski begitu berat badannya terus turun," ujarnya.
Sementara, satu pasien lainnya, Dewi Lestari (3 bulan), mengalami penurunan berat badan sejak dilahirkan. Anak pasangan Rumidi dan Rumiyati, warga Kota Gajah, Lampung Tengah, itu lahir dalam keadaan normal, yaitu beratnya 3,1 kilogram. "Sekarang berat badannya hanya 2,5 kilogram," kata Rumidi. Dewi tidak mau minum susu ibunya dan hanya mendapat asupan susu formula.
Dewi terpaksa diinfus dan dipasangi alat bantu pernapasan. "Anak itu mempunyai gangguan sistem pernapasan dan kelainan di kepala," kata Amran. Kedua pasien tersebut telah dirawat sejak akhir Maret lalu.
Menurut Amran, selama bulan Maret 2008 Rumah Sakit Abdul Muluk telah merawat 8 penderita gizi buruk. "Rata-rata pasien yang dirawat menderita penyakit penyerta yang mempengaruhi asupan gizi. Itu karena pengetahuan orang tua terhadap gizi anak sangat rendah," tegasnya.
Salah satu pasien, Ridho, 9 tahun, warga Waykandis, Bandar Lampung, hanya memiliki berat 9 kilogram. Padahal berat normal anak seusianya 25 kilogram. "Selain berat badan yang jauh dari normal, Ridho belum bisa jalan dan gerakan tubuhnya kaku," kata Amran Harun, petugas medis di rumah sakit tersebut, Kamis (03/04).
Menurut Amran, otak Ridho tidak mampu merespon rasa lapar dan pergerakan syarafnya tergangu. "Itu karena sejak usia 9 bulan mengalami perubahan micro cephalus. Tengkorak anak itu mengecil," katanya. Akibatnya, Ridho tidak mau makan dan minum.
Anak pasangan Pepen dan Anisa itu tampak kurus dan hanya bisa menangis. Lengan dan kakinya hanya sebesar ibu jari orang dewasa. Menurut Pepen, anak ketiganya itu sudah sering diperiksa di puskesmas. "Meski begitu berat badannya terus turun," ujarnya.
Sementara, satu pasien lainnya, Dewi Lestari (3 bulan), mengalami penurunan berat badan sejak dilahirkan. Anak pasangan Rumidi dan Rumiyati, warga Kota Gajah, Lampung Tengah, itu lahir dalam keadaan normal, yaitu beratnya 3,1 kilogram. "Sekarang berat badannya hanya 2,5 kilogram," kata Rumidi. Dewi tidak mau minum susu ibunya dan hanya mendapat asupan susu formula.
Dewi terpaksa diinfus dan dipasangi alat bantu pernapasan. "Anak itu mempunyai gangguan sistem pernapasan dan kelainan di kepala," kata Amran. Kedua pasien tersebut telah dirawat sejak akhir Maret lalu.
Menurut Amran, selama bulan Maret 2008 Rumah Sakit Abdul Muluk telah merawat 8 penderita gizi buruk. "Rata-rata pasien yang dirawat menderita penyakit penyerta yang mempengaruhi asupan gizi. Itu karena pengetahuan orang tua terhadap gizi anak sangat rendah," tegasnya.
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total Access, No Cost.