-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

28 April 2008

TKI Disiram Air Mendidih di Riyad

Minggu, 27 April 2008 - 17:42 wib
KARAWANG - Kabar buruk kembali menimpa tenaga kerja kita di Arab Saudi. Tarwi binti Alim (28), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kab Karawang ini mengalami penganiayaan oleh majikannya selama bekerja di Riyad, Saudi Arabia.

Saat ditemui wartawan di Ruang Huud, Rumah Sakit Islam Karawang (RSIK), Minggu (27/4/2008), warga Dusun Baros, RT 12/02, Desa Panca Karya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang itu masih dalam perawatan intensif Rumah Sakit Islam Karawang (RSIK).

Sekujur tubuh Tarwi mengalami luka bakar cukuo serius. Pasangan Husein Al-Abid dan istrinya acapkali menyiram Tarwi dengan air mendidih ketika Tarwi dianggap salah. Tidak hanya itu, Tarwi juga sering mendapat pukulan kayu dan cubitan di sekujur tubuhnya. "Saya juga pernah dipaksa minum air mendidih," ujarnya lirih.

Kondisi tubuh Tarwi sungguh memilukan. Selain disiksa, Tarwi juga jarang diberi makan oleh majikannya. "Saya tidak dikasih makan, makanya badan saya kelihatan kurus. Dulu, waktu saya berangkat ke Riyad, badan saya gemuk," tandasnya.

Tarwi juga mengatakan selama bekerja tidak pernah dibayar sesuai kesepakatan. Selama dua tahun bekerja, Tarwi hanya bisa mengirim Rp5 juta untuk keluarganya di Indonesia. "Selama saya bekerja disana, gaji saya hanya dibayar sebesar 8.000 Real untuk empat bulan," keluhnya.

Tarwi menceritakan penyiksaan yang dilakukan majikannya itu hanya dipicu persoalan-persoalan sepele. Majikannya marah melihat anaknya yang masih balita sering meronta ketika diasuh Tarwi.

"Ketika saya tiba di rumah majikan saya, anaknya masih 1,5 tahun. Saat itu, masih mau saya gendong dan saya urus. Namun, setelah si anak semakin tumbuh usianya, dia tidak mau lagi saya suapin saat makan. Bahkan, anak itu suka melawan. Itulah penyebabnya, saya dianiaya oleh majikan," kata Tarwi.

Meski demikian, Tarwi yang tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (26/4) dini hari lalu mengaku bersyukur masih diberi kesempatan hidup dan berkumpul bersama keluarganya.

"Saya dipulangkan ke Indonesia, karena majikan saya berharap saya akan mati dijalan. Ternyata, Allah berkehendak lain, saya masih bisa bertemu dengan keluarga, suami dan anak saya," ungkapnya.

Tarwi yang berangkat ke Riyad melalui Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Luar Negeri (PPJTKLN) PT Alhijaz, Jakarta 22 Maret 2006 lalu berniat akan meminta pertanggungjawaban perusahaan penyalur TKI itu. (Raka Zaipul/Sindo/pie)
 


Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.