Kamis, 26 Juni 2008 | 12:53 WIB TEMPO Interaktif, Kupang: Korban meninggal dunia akibat gizi buruk di Nusa Tenggara Timur bertambah dua orang menjadi 25 orang. Dua korban terakhir adalah balita yakni Lidia Luna, warga Kabupaten Ngada dan Juningsih Winto Wara, warga Kabupaten Sumba Barat Daya.
"Keduanya meninggal akibat komplikasi gizi buruk dan malaria vivax," kata Kepala Seksi Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Dinas Kesehatan NTT, Erlina Salmun di Kupang, hari ini.
Menurutnya, sebagian besar penderita gizi buruk memiliki penyakit ikutan, seperti diare, dan malaria. Sejak Januari sampai dengan pekan ketiga Juni jumlah penderita gizi buruk dengan kelainan klinis (Marasmus-Kwashiorkor) sebanyak 112 balita, gizi buruk tanpa kelainan klinis 12.680 balita dan gizi kurang 72.085 balita.
Pemerintah NTT terus menekan jumlah korban tewas, meski kemampuan dana sangat terbatas," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT, Stefanus Bria Seran. "Pusat tidak peduli dengan proposal dana yang kami kirim. Kondisi ini semakin memperburuk situasi."
Padahal, untuk menangani masalah gizi dibutuhkan dana paling sedikit Rp 57 miliar. Ia menambahkan, saat ini, penanganan hanya mengandalkan dana Rp 1,5 miliar yang disiapkan Pemprov NTT serta Rp 5,6 miliar yang dialokasikan pemerintah kabupaten/kota. "Pusat berjanji untuk membantu dana Rp 10 miliar. Tetapi sampai saat ini bantuan tersebut belum dicairkan," lanjutnya.
Sampai pekan ini, korban tewas terbanyak di Kabupaten Sumba Tengah yakni sembilan balita, Kota Kupang tujuh balita, Rote Ndao empat balita, dan Timor Tengah Selatan dua balita. Sementara Kabupaten Kupang, Sumba Barat dan dan Ngada masing-masing satu balita. http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/nusatenggara/2008/06/26/brk,20080626-126758,id.html
|