-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

23 June 2008

Minat Jadi TKI Menurun karena Hambatan Biaya

Tenaga Kerja
Senin, 31 Maret 2008 | 14:16 WIB
 

Bantul, Kompas - Mahalnya biaya pemberangkatan membuat peminat kerja ke luar negeri di Bantul terus menurun. Diharapkan kalangan perbankan bisa turun tangan membantu masalah pembiayaan untuk calon tenaga kerja Indonesia atau TKI karena profesi ini bisa turut menurunkan angka pengangguran.

 

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul, jumlah TKI yang diberangkatkan selama tahun 2007 hanya 197 orang. Padahal, tahun 2006 masih mencapai 484 orang. Tahun ini, selama triwulan I baru tercatat 22 orang.

 

Kepala Subdinas Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja Disnakertrans Bantul Bambang Sugiyantoro, Sabtu (29/3), mengatakan sejak biaya pemberangkatan TKI mahal, peminatnya terus menurun. Untuk kerja ke Malaysia, setidaknya butuh biaya Rp 5,8 juta, sementara ke Taiwan bisa mencapai Rp 30 juta.

 

"Bagi kalangan masyarakat desa, ongkos itu terlalu mahal. Karenanya, banyak yang tidak tertarik. Padahal, permintaan untuk menjadi TKI cukup tinggi, terutama untuk perempuan. Namun, biaya menjadi ganjalan bagi para peminatnya," tutur Bambang.

 

Bambang menambahkan, pihaknya tidak memiliki alokasi dana khusus untuk membantu pembiayaan calon TKI. Mereka disarankan untuk mengakses kredit perbankan. Sayangnya, belum ada bank di Bantul yang memberikan kucuran kredit khusus untuk calon TKI. "Yang ada hanya kredit umum sehingga cara pengajuannya juga membutuhkan agunan berupa tanah atau motor," katanya.

 

Kekerasan

Selain kendala biaya, penurunan minat menjadi TKI juga dipengaruhi kasus kekerasan yang dialami sejumlah TKI. "Banyak orangtua yang tidak mengizinkan anaknya menjadi TKI karena takut jadi korban kekerasan," ucap Bambang.

 

Direktur Utama Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Pasar Kulon Progo Fahmi Akbar Idries mengatakan, pihaknya sudah mengucurkan kredit khusus TKI dengan pagu berkisar Rp 5 juta-Rp 8,5 juta, dengan rata-rata angsuran Rp 400.000 per bulan. Peminat kredit TKI tidak hanya datang dari kalangan masyarakat DIY saja, tetapi juga daerah sekitarnya, seperti Purworejo, Magelang, dan Temanggung. Sampai saat ini, sudah sekitar 4.000 TKI yang dibiayai oleh Bank Pasar Kulon Progo.

 

"Kredit TKI akan semakin diminati karena suku bunganya diprediksi turun dari 1,5 persen/bulan menjadi 1,25 persen/bulan, sebagai akibat penurunan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI," ujar Fahmi. (ENY)

 

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/03/31/14163887/minat.jadi.tki.menurun.karena.hambatan.biaya