-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

25 June 2008

Penderita Gizi Buruk Tidak Terawat

Orangtua Tak Membawa Anak ke Rumah Sakit Karena Malu
Rabu, 19 Maret 2008 | 11:22 WIB
 

Brebes, Kompas - Anak di bawah umur lima tahun atau balita penderita gizi buruk di Kabupaten Brebes, Jateng, masih banyak yang belum mendapatkan perawatan di rumah sakit. Hal itu di antaranya disebabkan kurangnya kesadaran orangtua untuk memeriksakan anak mereka ke puskesmas atau rumah sakit.

 

Hal tersebut disampaikan Kepala Sie Pembinaan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Brebes Sarmini, Selasa (18/3). Menurut dia, kasus gizi buruk ditemukan hampir setiap bulan di Brebes. Jumlah penderita gizi buruk bersifat fluktuatif.

 

Pada Desember 2006, jumlah penderita gizi buruk di Brebes sebanyak 55 orang. Tahun berikutnya, muncul penderita gizi buruk baru sebanyak 38 orang. Pada tahun itu, tiga penderita gizi buruk meninggal dunia dan 41 orang sembuh. Hingga Desember 2007, sisa penderita gizi buruk di Brebes sebanyak 49 orang.

 

Pada tahun 2008 ini, muncul kasus gizi buruk baru sebanyak 14 orang. Jumlah penderita yang sembuh sebanyak 15 orang. Dengan demikian, saat ini masih terdapat 48 penderita gizi buruk di Brebes. Mereka berasal dari Kecamatan Jatibarang, Larangan, Bumiayu, Bantarkawung, Bulakamba, dan Kersana. Dari jumlah tersebut, hanya satu balita yang dirawat di rumah sakit, yaitu Sri Putri Andriyani (4), warga Desa Kemukten, Kecamatan Kersana.

 

Sarmini mengungkapkan, masih banyaknya penderita gizi buruk yang belum dirawat di rumah sakit akibat kurangnya kesadaran orangtua. Mereka enggan membawa anak mereka ke posyandu, atau memeriksakannya ke puskesmas karena merasa malu.

 

Selain itu, hampir semua penderita gizi buruk berasal dari keluarga miskin, yang memiliki banyak anak. Apabila orangtua harus menjaga salah seorang anak mereka yang mengalami gizi buruk di rumah sakit, anak yang lain tidak ada yang menjaganya di rumah.

 

Bantuan bubur

Sarmini mengatakan, selama ini pemerintah telah berupaya mengatasi gizi buruk dengan memberikan makanan tambahan pendamping air susu ibu (ASI), selama 90 hari. Makanan tambahan diberikan kepada balita dari keluarga miskin, berupa bubur untuk bayi usia enam hingga 11 bulan dan biskuit untuk balita usia 11 hingga 24 bulan.

 

Pada tahun 2007, jumlah bayi yang mendapat bantuan bubur sebanyak 1.286 orang, sedangkan balita yang mendapatkan bantuan biskuit sebanyak 2.924. Bantuan berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

 

Meskipun demikian, pemberian makanan sering tidak tepat sasaran. Sebagian orangtua penerima tidak memberikan makanan tersebut kepada anak yang mengalami gizi buruk, dengan alasan anak tersebut tidak bersedia memakannya. (WIE)  

 

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/03/19/11222036/penderita.gizi.buruk.tidak.terawat.