Kesehatan anak Sabtu, 26 Juli 2008 | 01:58 WIB Palembang, Kompas - Kasus gizi buruk di Sumatera Selatan tak kunjung tuntas. Saat ini ada tiga anak balita dirawat di Rumah Sakit Muhammad Hoesin, Palembang. Sepanjang Januari-Juli 2008, ada 15 anak balita gizi buruk dirawat di rumah sakit itu, dua anak di antaranya meninggal dunia. Sebagai perbandingan, berdasarkan catatan RS M Hoesin, dari 32 anak yang dirawat karena gizi buruk selama tahun 2007, ada 11 anak balita dirawat pada periode Januari-Juli. Empat anak di antaranya meninggal dunia. Anak yang dirawat di RS M Hoesin tidak hanya dari Palembang. Sebagai contoh, yang masih dirawat pada Jumat (25/7) adalah Bunga (3), anak Abdullah-Juniarti, warga Jalan Yasin Salma Palembang; Cinta Bela (5 bulan), anak Teguh-Eliya, warga Desa Upang Jalur II Kabupaten Banyuasin; dan Aldi (1), anak Nasrun-Sumaina, warga Palembang. Abdullah dan Nasrun adalah kuli bangunan, sedangkan Teguh bekerja sebagai buruh tani. Kondisi Bunga, Bela, maupun Aldi memprihatinkan. Berat badan mereka jauh dari seharusnya. Berat badan Bunga hanya 6 kg dari semula 15 kg. Orangtua mereka mengaku tak mampu memberi asupan makanan bergizi karena tidak punya uang. Mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Syahrul Muhammad, yang baru dua hari digantikan, mengatakan, penyebab gizi buruk di Sumsel antara lain kemiskinan dan akses pelayanan kesehatan yang belum merata dan menjangkau wilayah pedalaman. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel yang baru, Hamdan Mahyuddin, menyatakan, pihaknya akan memaksimalkan program dokter keluarga untuk melayani masyarakat miskin di pedalaman. Tahun 2008, lebih dari 60 dokter keluarga akan direkrut dan ditempatkan di tiap kabupaten/kota di Sumsel. Dokter keluarga akan rutin berkeliling ke wilayah pedalaman untuk memantau kesehatan warga. (ONI) |
31 July 2008
Gizi Buruk Belum Tuntas
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Thursday, July 31, 2008