Kamis, 12 Juni 2008 07:03 WIB LEBAK--MI: Warga Kabupaten Lebak, Banten, terancam krisis pangan akibat kekeringan yang terjadi di beberapa kecamatan. "Saat ini kecamatan Malingping dan Wanasalam sebagai penghasil beras diperkirakan gagal panen karena tanaman padi mati akibat kekeringan," kata Kepala Bidang Produksi Pangan,Dinas Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, Rabu (11/6). Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan berbagai upaya agar krisis pangan itu tidak terjadi dengan memberikan bantuan pompanisasi serta pembuatan sumur bor di daerah rawan kekeringan. Sebab, kata dia, tahun ini kekeringan akan meluas menyusul tibanya musim kemarau panjang. Apalagi, persawahan tadah hujan jika dua minggu tak turun hujan dipastikan kekeringan. "Dari 44 ribu hektare sawah yang ada di Kabupaten Lebak sebagian besar kategori tadah hujan, sehingga perlu adanya pompanisasi juga pembuatan sumur bor," katanya. Dia menjelaskan, apabila Agustus nanti kekeringan terus berlanjut dipastikan warga terancam krisis pangan karena persediaan beras hasil panen Januari 2008 lalu kini mulai menepis. "Mudah-mudahan krisis pangan itu tidak terjadi karena dapat menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat," kata dia. Menurut dia,berdasarkan data sementara kekeringan yang terjadi di Kabupaten Lebak tercatat sebanyak 2.547 hektare tersebar di Kecamatan Malingping 207 hektare, Wanasalam 2.300 hektare dan Cikulur 40 hektare. Sementara itu, Suryadi (45) petani Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, mengaku pihaknya mengeluh karena sawah miliknya seluas dua hektare kering kerontang dan terancam gagal panen jika minggu ini tidak turun hujan. "Saya berharap pemerintah agar segera memberikan pompanisasi juga pembuatan sumur bor," katanya. Dia menambahkan, jika kekeringan itu tidak ditangani secepatnya tentu petani akan mengalami krisis pangan,sebab saat ini persedian beras mulai menepis. "Saya setiap musim panen sekitar 70 persen gabahnya dijual ke penampung, sehingga persediaan beras hanya untuk enam bulan," ujar Suryadi. (Ant/OL-06) |
23 July 2008
Warga Lebak Terancam Krisis Pangan
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Wednesday, July 23, 2008