-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

01 September 2008

Lagi, WNI Disiksa di Malaysia

Senin, 01 September 2008

TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur
: Seorang wanita berusia 25 tahun asal Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dirawat di rumah sakit setelah melarikan diri dari majikannya yang berwarga negara malaysia. Sang majikan dituduh membakar dan memakasanya meminum air yang sedang mendidih.

Perempuan yang menerima perawatan di sebuah rumah sakit di barat Negara Bagian Negeri Sembilan, itu mencari pertolongan dari orang asing setelah menyelamatkan diri dari rumah majikannya yang berumur 33 tahun pekan silam, kata harian berbahasa Inggris New Straits Times.

Kepala kepolisian distrik Seremban, Saiful Azly Kamaruddin mengatakan pembantu, yang belum teridentifikasi itu, berlumuran darah mulai dari telinga dan tak dapat berbicara saat dia dibawa ke kantor polisi dan segera dilarikan ke rumah sakit.

"Kami sudah mengenali si majikan dan akan mendapatkan laporan dari dokter di rumah sakit. Jika dia bisa bicara, kami akan meminta keterangan dan menahan majikannya untuk ditanyai," kata surat kabar tersebut, mengutip pernyataan polisi.

Sumber-sumber di rumah sakit mengatakan kepada surat kabar itu bahwa pembantu rumah tangga ini mengalami luka serius di bagian mulut dan memar di wajahnya. Di dalam mulut dan tenggorokannya juga mengalami luka bakar parah dan ada goresan dari luka sebelumnya.

"Berdasarkan pemeriksaan kesehatan kami, pembantu rumah tangga ini telah melewati masa-masa mengerikan dari luka-luka fisiknya, dia juga sedang trauma," kata sebuah sumber rumah sakit, seperti yang dilansir AFP.

Saiful Azly mengatakan majikan sang pembantu telah mengirimkannya ke rumah seorang kerabat, Kamis lalu. Saat dia kembali, bosnya diduga mendatangi, dan menuduhnya pemalas dan bekerja tak becus. Majikan perempuan tersebut diduga menghukum pembantunya dengan membakar mulutnya dengan sebatang lilin sebelum memaksanya meminum air panas dengan sedotan.

Malaysia sangat mengandalkan para pekerja asing untuk pekerjaan kasar. Kedutaan Besar di Indonesia mengatakan sekitar 300 ribu warganya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Mereka mendapat perlindungan yang minim dari hukum-hukum perburuhan dan seringkali hidup dan bekerja sepanjag hari dengan kondisi yang sulit untuk mendapatakan upah sekitar 100 dolar AS (sekitar Rp 920. ribu) sebulan.

Bobby Chandra