-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

13 November 2008

Diskriminasi Perempuan Picu Gizi Buruk

Rabu, 12 November 2008 | 17:06 WIB



GURU besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Kusharisupeni Djoko Suyono mengatakan, diskriminasi terhadap perempuan merupakan salah satu penyebab timbulnya kasus gizi buruk.

"Perempuan banyak mengalami diskriminasi yang menyebabkan kurang gizi," kata Kusharisupeni Djoko Suyono dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar, di Balai Sidang UI, Depok, Rabu (12/11).
    
Selain itu, kata dia, banyaknya perempuan yang hamil pada usia 15-19 tahun dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

Menurut Kusharisupeni, pelayanan kesehatan yang memadai harus dapat dijangkau ibu hamil atau melahirkan. Fenomena kurang gizi maternal bukan saja menyangkut kurang gizi pada janin, tetapi juga pada ibu yang berhubungan langsung dengan kondisi yang tidak benar-benar sehat dan kematian ibu.   

Menurutnya, agar status gizi baik pada maternal tercapa, upaya perbaikan gizi maternal sebaiknya mencermati perbaikan status gizi pra kehamilan bahkan sejak remaja. Hal lain yang  patut diperhatikan adalah aktifitas fisik yang meningkat dengan pola makan yang buruk.

Ia mengatakan, bayi yang lahir dengan bobot rendah umumnya menderita gangguan kognitif dan neurologis di samping berisiko tinggi terhadap beberapa penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi dibanding dengan bayi berat lahir cukup.

"Status gizi ibu ditentukan jauh sebelum terjadi kehamilan yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa," katanya.

Kebutuhan energi dan zat gizi selama kehamilan dan menyusui yang lebih tinggi daripada kebutuhan orang dewasa hanya dapat terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan zat gizi yang cukup sebelum hamil.
    
Di Indonesia, pada umumnya perempuan yang berisiko untuk melahirkan BBLR adalah perempuan yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia.  Lebih lanjut ia mengatakan di negara kita BBLR masih cukup tinggi sekitar 7-14 persen, bahkan di beberapa kabupaten mencapai 16 persen. Menurut Depkes RI anak dengan gizi kurang dari 27,5 persen pada tahun 2006.
    
"Diperkirakan pada tahun 2009 hanya mengalami penurunan sebesar 20 persen," katanya. http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/12/17063413/diskriminasi.perempuan.picu.gizi.buruk