".. kemiskinan memiliki wajah perempuan. Fokus terbesar dari Millenium Development Goals adalah memberi perhatian yang lebih pada perempuan, karena berbagai persoalan seperti kemiskinan dan kelaparan, ketidaksetaraan gender dalam pendidikan, tingkat kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, tingkat kesehatan perempuan yang masih sangat rendah dan rentan."
MEDAN (Berita) : Puluhan ribu anak para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Negara Bagian Sabah, Malaysia tidak mengenyam pendidikan. "Ini permasalahan serius, pemerintah harus segeramenyikapinya. Kenapa anak para duta devisa untuk Indonesia di Malaysia khususnya di wilayah Sabah tidak sekolah dan mengenyam pendidikan formal," sebut Parlindungan Purba didampingi Tim Pencari Fakta Permasalahan TKI kepada wartawan di Bandara Polonia, Selasa [ 11/11], sesaat akan bertolak menuju Malaysia guna melakukan penjajakan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) demi mencari solusinya.
Dijelaskan, sesuai temuan kita terima ada sedikitnya 20 ribu anak para TKI di Sabah sejak 20 tahun lalu hingga saat ini tidak sekolah. Apa persoalan yang terjadi di Sabah terhadap TKI kita dan bagaimana KBRI menyikapi hal ini sehingga pemerintah di tanah air tidak mendengar semakin peliknya masalah tersebut.
"Jadi keberangkatan kita bersama Tim Pencari Fakta Masalah TKI ke Sabah, Malaysia guna mencarikana solusi terhadap upaya realisasi wajib belajar di Indonesia yang berlaku di mana pun," katanya. Selain melakukan penjajakan, Parlindungan juga akan turun ke perkampungan TKI untuk berdialog langsung kenapa masalah pendidikan anak mereka terabaikan.
Selain itu, tim juga akan berdialog dengan KBRI mempertanyakan kenapa masalah serius ini tidak disikapi dengan cepat sehingga mencuat ke permukaan hingga ke tanah air. "Paling tidak dalam waktu dekat KBRI kita desak harus secepatnya berupaya menjalankan agenda khusus yang mendadak direalisasikan yakni masalah pendidikan anak para TKI.
KBRI harus berdialog dengan pemerintahan Malaysia agar bisa bekerja sama mendirikan gedung sekolah khusus untuk anak para TKI. Atau mencari alternatif lain seperti bersekolah di Malaysia," ujarnya.
Sementara, Tim Pencari Fakta Masalah TKI akan bekerja mengupas permasalahan yang terjadi secara detail. Sehingga permasalahan inti dari kasus tersebut dapat diungkap dan dibahas di senayan."Berilah dukungan agar permasalahan ini secepatnya teratasi dan berhasil menemukan benang merahnya, siapa sebenarnya yang lalai," harapnya.(yen)
Blog ini berisi kumpulan berbagai berita yang terkait dengan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosob). Blog ini tidak berupaya menyebarluaskan lagi berita-berita yang kami pilih menjadi sorotan di sini, tapi melulu untuk pelayanan informasi hak-hak dasar manusia. Dalam blog ini tidak kami aktifkan fungsi-fungsi komunikasi virtual yang terbuka seperti ping, trackback, social bookmarking, dsb. Berita-berita ini berasal dari berbagai media dan bentuk-bentuk komunikasi lain tepercaya yang diharapkan membantu Anda untuk mendapatkan gambaran perkembangan keadaan pemenuhan hak-hak tersebut. Ada tiga pokok yang menjadi sorotan di sini: Pertama, keadaan pemenuhan hak-hak pangan, kedua, keadaan buruh migran Indonesia, dan ketiga, tentang kaum miskin kota.