-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

06 January 2009

BPLS: Rumah di Siring Barat Potensi Ambruk

Senin, 05 Januari 2009 15:23 WIB
 
BPLS: Rumah di Siring Barat Potensi Ambruk
MI/HERI SUSETYO
SIDOARJO--MI: Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyatakan, seluruh rumah di kawasan Siring Barat, Sidoarjo berpotensi ambruk, menyusul peristiwa ambruknya rumah milik Sulkan, salah seorang warga Siring Barat RT 3/1, Senin (5/1).

Humas BPLS, Ahmad Zulkarnaen mengatakan, ambruknya rumah milik Sulkan ini diduga akibat subsident (penurunan tanah) yang ada di kawasan tersebut. "Dari hasil penilitian kami menyebutkan, jika subsident tertinggi akibat luapan lumpur Lapindo berada di kawasan Siring Barat," katanya saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jatim, Senin (5/1).

Akibatnya, seluruh bangungan seperti rumah, lanjut Zulkarnaen berpotensi mengalami ambruk. "Di kawasan Siring Barat ini terdapat sekitar 200 rumah yang berpotensi ambruk. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 persennya termasuk dalam rumah rawan ambruk," katanya mengungkapkan.

Pihaknya berharap kepada seluruh penghuni rumah di kawasan Siring Barat supaya berhati-hati, khususnya bagi warga yang dinding rumahnya sudah retak-retak. "Apabila ada warga yang memiliki tempat tinggal lain selain di Siring Barat, lebih baik pindah saja," katanya menyarankan.

Atas peristiwa ambruknya rumah milik Sulkan ini, pihaknya akan segera melaporkan kepada pada Dewan Pelaksana dan Dewan Pengarah BPLS. "Dari laporan ini diharapkan akan dapat rekomendasi untuk mengarahkan kepada warga masyarakat, agar segera meninggalkan tempat tinggalnya," katanya menegaskan.

Lokasi rumah Sulkan berada sekitar 1 km dari pusat semburan lumpur Lapindo. Sebelum ambruk, rumah berukuran 8 kali 5 meter itu terlebih dulu mengalami retak pada lantai dan dinding dengan kelebaran retakan sekitar 8 cm.

Retakan ini sudah terjadi sejak tahun 2007 lalu, kata Tutuk, istri Sulkan saat ditemui dilokasi kejadian. "Saat itu saya sedang memasak di dapur. Lalu tiba-tiba saya mendengar ada suara benda jatuh. Begitu saya menoleh ke belakang, terlihat tembok pembatas di kamar belakang sudah roboh," katanya mengungkapkan.

Meski bagian belakang rumah saja yang roboh, namun Sulkan bersama enam orang anggota keluarganya masih enggan untuk kembali menempati rumah itu. Bahkan beberapa perabot rumah tangganya saat ini sudah dikeluarkan dari dalam rumah.

"Lebih baik kami tinggal di luar rumah, ketimbang harus tinggal di dalam rumah dalam keadaan tidak tenang dan dipenuhi dengan rasa was-was," katanya lirih.

Dirinya berharap, segera mendapatkan bantuan dari Pemerintah. "Kami berharap Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mau membantu saya. Pasalnya, rumah tempat tinggal kami ini, belum termasuk dalam peta terdampak lumpur, sehingga kalau terjadi musibah seperti ini, kami tidak tahu harus mengadu kemana," katanya mengeluh. (Ant/OL-03)