Last modified: 20/1/09
[JAKARTA] Wakil Presiden M Jusuf Kalla meminta kepada instansi-instansi terkait untuk meningkatkan keamanan pada setiap instalasi-instalasi, menyusul terbakarnya tangki nomor 24 Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (18/1) lalu.
"Apalagi minyak. Vital untuk kita, dan bahayanya yang cukup besar," ujar Wapres seusai meninjau langsung bekas lokasi kebakaran tersebut, Senin (19/1).
Menurut Wapres, kebakaran tersebut, sangat berisiko tinggi, mengingat lokasinya bersebelahan dengan rumah penduduk yang cukup padat. Karena itu, Wapres mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang mampu mengendalikan musibah tersebut sehingga tidak meluas ke mana-mana.
"Bayangkan kalau terjadi seperti di Cilacap, kebakaran tersebut bisa berlangsung lama dan merusakkan banyak tangki. Karena itu, tanpa bantuan masyarakat, semuanya bisa berisiko besar," ujar Wapres.
Kalla mengungkapkan, harus segera diambil langkah bahwa daerah sekitar instalasi tersebut harus kosong dari perumahan warga. Sebab, jika peristiwa kebakaran tersebut tidak ditangani dengan baik, bisa membahayakan warga sekitar bahkan seluruh kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Namun, Wapres membantah jika rencana pengosongan daerah kawasan Depo tersebut merupakan penggusuran, karena daerah sekitar depo tersebut adalah miliki Pertamina. "Ini juga peringatan bagi kita bahwa seluruh daerah aman. Kita ini bermaksud menyelamatkan masyarakat. Bukan menggusur. Masyarakat harus paham ini," katanya.
Menurut Wapres, kerugian materi tidak seberapa, tetapi potensi kecelakaan tersebut sangat besar. Wapres mengimbau seluruh masyarakat tidak perlu khawatir atas pasokan BBM. Karena akibat kebakaran tersebut hanya menghabiskan persediaan setengah hari saja.
Rugi
Pertamina mengalami kerugian minimal Rp 15 miliar akibat kebakaran yang menimpa tangki premium nomor 24, Depo Plumpang, Minggu (18/1). Kerugian diperhitungkan berdasarkan hilangnya suplai premium sebanyak 3.000 kiloliter (kl) dalam tangki 24, yang memiliki kapasitas sekitar 10.000 kl.
"Kerugian itu, belum termasuk kerugian alat-alat pemadaman kebakaran. Semua yang berkaitan di dalam kebakaran akan masuk dalam perhitungan kerugian," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Achmad Faisal di Jakarta, Senin (19/1).
Depo Plumpang mengalami kebakaran sejak Minggu (18/1) pukul 21.20 WIB. Api berhasil dipadamkan, Senin (19/1) pukul 06.45 WIB. Depo Plumpang beroperasi kembali pukul 16.00 WIB, dan mulai penyaluran pertama untuk konsumsi Jabodetabek dengan enam mobil tangki premium dan tiga mobil tangki biosolar.
Direktur Utama Pertamina Arie Soemarno menuturkan, sistem keamanan Depo Plumpang sangat baik dan telah diasuransikan.
Meskipun tangki Depot Plumpang telah berusia 37 tahun, dibangun 1972, sistem keamanan tangki masih baik dan mendapatkan sertifikasi internasional.
"Instalasi di sini telah memenuhi standar sertifikasi dan undang-undang. Tidak mungkin Pertamina mengoperasikan barang-barang yang tidak layak dan pihak asuransi juga ikut mengontrol," ujarnya.
Ditambahkan Faisal, sistem keamanan tangki bekerja dengan baik. Terbukti, tangki 22 dan 23 yang berada di sebelah tangki 24 tidak ikut terbakar. Tangki 23, berisi premium 10.000 kl dan tangki 22 berisi 15.000 kl.
Sementara itu, pascaterbakarnya Depo Pertamina Plumpang, dua Depo Pertamina di Pulau Bali, yakni Depo Manggis di Kabupaten Karangasem dan Pesanggaran di Kota Denpasar, dijaga ketat kepolisian. Penjagaan tersebut, dilakukan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Di Provinsi Banten juga demikian. Stok BBM di Banten saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan dua pekan ke depan.
Sementara itu, berdasarkan pantuan di Depo Pertamina Tanjung Gerem, Merak, Cilegon, Banten, Senin pagi hingga siang, sejumlah mobil tangki pengangkut bahan bakar tampak hilir-mudik masuk ke wilayah penampungan BBM di Merak untuk mengisi premium. Sedikitnya, 30 mobil tangki pengangkut BBM datang ke Depo Pertamina Merak untuk mengambil premium guna memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Jakarta dan seki- tarnya (Jabodetabek). [DLS/ ODA/N-6/ 149/137/M-16]