-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

09 January 2009

Dua Penderita Gizi Buruk Meninggal

08 Jan 2009

ANTARA/Amirullah

BANJIR DI KUTAI - Seorang murid sekolah dasar melintas di depan sebuah masjid yang terendam banjir di Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (7/1). Banjir yang terjadi sejak November 2008 ini mengakibatkan 8.564 rumah terendam selama dua bulan.

[KUPANG] Yustina Ina dan Yayan, dua balita penderita gizi buruk yang menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Imanuel - Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia dalam pekan ini. Demikian Direktur RS Imanuel, dr Dani ketika dikonfirmasi per telepon di Waingapu, Kamis (8/1) pagi.

Dikatakan, dua balita tersebut sudah berada dalam kondisi kritis akibat dehidrasi (kehilangan cairan tubuh) berat. Berat badan dua korban tersebut hanya tiga kilogram dan tidak normal bagi balita berusia 1,5 tahun. Sehingga, meski sempat mendapatkan perawatan, namun nyawa mereka tidak tertolong. Bahkan, korban sampai mengeluarkan fases (kotoran) melalui saluran pencernaan atas.

Ia menyebutkan, selama ini sekitar 80 persen balita yang menjalani perawatan di RS Imanuel adalah penderita kurang gizi (malanutrisi). Asupan gizi yang sangat rendah mengakibatkan daya tahan tubuh anak menjadi rendah dan rentan terserang berbagai penyakit.

Menurut Dani, selama Desember 2008 hingga pekan pertama Januari 2009, tercatat 10 balita gizi buruk dengan penyakit ikutan lain yang menjalani perawatan di RS Imanuel. Selain dua balita meninggal dunia, tinggal satu balita yang masih menjalani perawatan dan pemulihan gizi.


Ditolak

Sementara itu, di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), tidak ada yang masuk ke Panti Rawat Gizi (TFC) Bitefa di Miomaffo Timur. Kondisi ini sudah terjadi sejak pekan kedua Desember 2008. Beberapa balita gizi buruk yang hendak dibawa petugas, ditolak orangtuanya dengan alasan hendak merayakan pesta Natal 2008 dan Tahun Baru 2009.

Nobertus Ratrigis, petugas Panti Rawat Gizi Bitefa mengatakan, di panti tersebut pada November 2008, masih merawat 12 balita penderita gizi buruk. Selanjutnya, pada pekan kedua Desember 2008, para balita sudah sembuh dan mencapai berat badan normal.

Dikatakan, ketika beberapa petugas dan bidan desa melakukan pelacakan ke sejumlah dusun, desa, dan kelurahan, ditemukan beberapa balita penderita gizi buruk. Namun, orangtua balita gizi buruk itu menolak ketika dibujuk petugas agar membawa anaknya ke Panti Rawat Gizi. Alasannya, mereka hendak merayakan pesta Natal 2008 dan Tahun Baru 2009 secara bersama-sama di rumah.

Meski demikian, tandasnya, petugas tetap melakukan pelacakan dan mendokumentasi identitas dan kondisi target balita. Saat cuaca kembali normal, barulah dilakukan evakuasi balita penderita buruk ke Panti Rawat Gizi. Sebab, dana operasional untuk pembelian makanan dan obat-obatan dan vitamin masih mencukupi untuk beberapa bulan ke depan.

Selama 2008, tercatat 126 balita gizi buruk yang dirawat di Panti Rawat Gizi Bitefa. [120]

Link: http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=3361