-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

05 January 2009

Pedagang Pasar Koja Dihantui Rasa Waswas

Puluhan pedagang Pasar Koja Baru, Jakarta Utara memblokir pintu masuk pasar, Sabtu (3/1).
/
Minggu, 4 Januari 2009 | 14:39 WIB

JAKARTA, MINGGU — Para pedagang Pasar Koja Baru Tanjung Priok dihantui rasa cemas dan takut. Hal ini merupakan buntut dari konflik yang terjadi antara pedagang dan pengelola PD Pasar Jaya, Sabtu (3/1), yang mengakibatkan tiga pedagang terluka.

Berdasarkan pengamatan, meski kios-kios buka seperti biasa, aktivitas jual beli tampak sepi dibanding sebelumnya. Baik penjual maupun pembeli khawatir bentrokan akan terjadi lagi.

Salah satu pedagang, Intan, tidak berani menggelar dagangan perhiasannya karena khawatir sewaktu-waktu terjadi kerusuhan, pembongkaran, atau pembakaran. Ia belum akan membuka kiosnya sebelum suasana benar-benar aman. "Tapi kami masih melayani penjualan dari pelanggan sebab mereka sedang butuh uang," kata Intan.

Rasa waswas yang sama juga dialami oleh Zaenal, pedagang seragam sekolah. Ia takut kondisi ini akan membuat dagangannya tidak laku, apalagi ketika Sabtu kemarin arus listrik diputuskan sehingga aktivitas jualannya terhenti. "Kondisi gelap dan lagi pengunjung pulang semua. Kalau begitu siapa yang mau beli?" ujarnya.

Tidak hanya pengunjung yang sepi, rata-rata omzet pedagang juga mengalami penurunan. Seperti yang dialami Basri, pedagang pakaian wanita yang mengaku dalam sehari biasanya meraup uang satu juta rupiah (omzet kotor). "Sekarang orang hanya lihat, lalu pergi. Padahal hari Minggu pembeli yang datang biasanya lebih banyak dibanding hari lainnya," katanya.

Akibatnya Basri pun terpaksa memberhentikan satu dari dua orang karyawannya. "Kalau tetap dua tidak sanggup. Per hari Rp 30 ribu per orang, belum lagi memikirkan makan untuk besok dan membayar sewa rumah. Semua tergantung penjualan di sini."

Sementara itu, beberapa pengunjung menyayangkan bila pasar ini dirobohkan atau dipindah. "Kalau beli di sini lebih nyaman. Selain terjangkau harganya, juga bisa ditawar," ungkap Aminah asal Cilincing yang mencari baju untuk anaknya.

Hal serupa diakui Ruri. Harga yang terjangkau untuk berbagai macam barang menjadi alasannya mengapa memilih ke pasar ini. "Mungkin mal di sebelah takut tersaing sama pasar ini," kata Ruri menduga-duga mengapa pedagang diminta pindah.

Memang di samping pasar koja juga berdiri Koja Trade Mall yang baru dibuka sebulan lalu. Jaraknya pun hanya sekitar 10 meter.