Salatiga - Diperkirakan seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Salatiga terjebak di daerah konflik Jalur Gaza. Dinas Tenaga Kerja Kota Salatiga berusaha menelusuri keberadaan dan jati diri TKW tersebut.
Kepala Disnaker Drs Amien Singgih menjelaskan pihaknya telah mencari data di pengerah jasa TKI di Kota Salatiga. Namun, hingga Rabu (7/1) data yang dimaksud belum ia dapatkan secara komplet.
"Ada tiga PJTKI yang selama ini mengerahkan TKI ke Timur Tengah. Namun, sejauh ini tidak ada TKW yang berada di Palestina. Ada kemungkinan TKW asal Salatiga itu dikirim oleh PJTKI daerah lain," ujar Amien.
Kabar yang berkembang adalah TKW yang terjebak di daerah konflik itu bernama Umi Saudah. Oleh karena itu, Amien mengharapkan keluarga yang memiliki kerabat yang bekerja di Palestina segera menghubungi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Bila telah mendapat kepastian mengenai identitas TKW itu, baik sebagai tenaga kerja legal atau ilegal, Disnaker akan berusaha membantu memberikan perlindungan.
"Faktor keselamatan lebih diutamakan agar warga kita tidak terjebak di sana," ujarnya.
Sementara itu, demo mengutuk agresi Israel ke Palestina makin marak. Setelah beberapa hari sebelumnya PKS dan sejumlah ormas Islam, Rabu sore, giliran sekitar 100 mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung mengutuk agresi militer Israel yang dinilai tidak manusiawi tersebut.
Di tengah guyuran hujan lebat, HMI menggelar unjuk rasa di Tugu Adipura Tanjungkarang, Bandar Lampung. HMI juga mengutuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang tidak menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi.
Dalam orasinya, HMI menyerukan agresi militer Israel atas Palestina semakin membabi buta. Korban akibat perang itu pun kian hari tak terhitung jumlahnya.
"Tak pandang usia, anak-anak balita juga ikut terseret dalam hujan peluru dan sambaran roket pasukan Israel. Kita tak tahu kapan bencana ini berakhir, " kata Hermawan, koordinator aksi simpatik peduli Palestina itu.
Dalam pernyataan sikapnya, HMI Cabang Bandar Lampung menyerukan kepada negara-negara Islam agar mengambil sikap tegas atas tragedi kemanusiaan di Palestina.
"Seluruh ormas dan OKP Islam Indonesia agar bersama-sama menentang Israel. Kita menuntut pemerintah Indonesia agar memutuskan hubungan diplomatik dengan negara-negara yang melegitimasi agresi militer Israel," ujar Ketua HMI Yudi Effendi saat berorasi.
Sebelum berunjuk rasa, massa HMI berkumpul di kantor sekretariat HMI di Jalan Jenderal Sudirman. Massa kemudian melakukan long march dikawal petugas Dalmas Poltabes Bandar Lampung, dipimpin AKP Hermasyah Gumai, menuju Kantor Gedung KNPI.
Jalan Mundur
Sambil mengusung poster dan spanduk berisi kecaman terhadap Israel dan kroninya, mahasiswa meneriakkan yel-yel tentang kebebasan bangsa Palestina dengan berjalan mundur menuju Tugu Adipura. Mahasiswa juga membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan.
Sejak agresi militer Israel ke Palestina, hampir setiap hari berbagai ormas dan parpol Islam melakukan unjuk rasa di berbagai kota di Lampung.
Beberapa hari lalu massa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga berunjuk rasa mengutuk serangan tersebut. Selain itu, sejumlah kelompok mahasiswa peduli Palestina terus mengumpulkan sumbangan di berbagai perempatan jalan di Kota Bandar Lampung. (su herdjoko/syafnijal datuk sinaro)
Link: http://www.sinarharapan.co.id/berita/0901/08/nus03.html
