-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

22 July 2009

LUMPUR LAPINDO Bantuan Sosial Mulai Dicairkan

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/22/04115887/bantuan.sosial.mulai.dicairkan


LUMPUR LAPINDO
Bantuan Sosial Mulai Dicairkan

Rabu, 22 Juli 2009 | 04:11 WIB

SIDOARJO, KOMPAS - Pemerintah mulai mencairkan bantuan sosial bagi warga Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (21/7). Bantuan sosial itu diprioritaskan bagi warga RT 3 RW 1 Desa Siring yang wilayahnya paling berbahaya dibandingkan RT lain.

Menurut Kepala Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain di Sidoarjo, bantuan sosial berupa uang evakuasi Rp 500.000 per kepala keluarga (KK), uang kontrak rumah Rp 2,5 juta setahun per KK, dan uang jatah hidup Rp 300.000 per bulan per jiwa selama enam bulan. Setelah menerima bantuan, warga diminta segera meninggalkan Siring. Dalam dua hari ke depan, pencairan bantuan sosial bagi warga di tiga RT lain menyusul.

Kepala RT 3 RW 1 Desa Siring Gandu Suyanto membenarkan dana bantuan sosial sudah masuk ke rekening warga di RT 3. Namun, dari 54 KK di RT 3, masih ada 13 KK yang belum menerima bantuan karena berkas persyaratan belum dilengkapi.

Mahmud Marzuki, koordinator warga Siring, mengatakan, bila dalam dua hingga tiga bulan pascapenyerahan bantuan sosial belum ada kejelasan mengenai nasib aset rumah dan tanah warga, ia berencana kembali ke Siring. Ia mendesak pemerintah segera memutuskan apakah aset tanah dan rumah warga mendapat ganti rugi atau tidak. Warga juga menginginkan kejelasan mengenai nasib mereka setelah masa kontrak rumah setahun habis.

Kepala Divisi Gas BPLS Dodie Irmawan menyatakan, semburan gas dan lumpur di rumah Okky Andriyanto (55), warga RT 3 RW 1 Desa Siring, mulai didominasi air. Material lumpur sudah berkurang tinggal 20 persen. Kadar gas metana juga turun.

 "Diameter semburan mencapai 10 meter dengan debit air 17-24 liter per detik. Namun, dari hasil pemantauan di bawah permukaan tanah, masih ada kemungkinan wilayah di Siring ambles lagi karena banyak rekahan tanah," katanya. (APO)