-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

13 July 2009

Pendidikan Cegah Jadi Anak Jalanan

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/12/03232219/pendidikan.cegah.jadi.anak.jalanan.

Pendidikan Cegah Jadi Anak Jalanan

Minggu, 12 Juli 2009 | 03:23 WIB

Jakarta, Kompas - Pendampingan pendidikan ribuan anak miskin kota telah mencegah mereka menjadi anak jalanan. Selama 10 tahun Indonesian Street Children Organization sudah mencegah sekitar 2.000 orang agar tidak menjadi anak jalanan.

Demikian Direktur Eksekutif Indonesian Street Children Organization (ISCO) Ramida HF Siringoringo, Sabtu (11/7) di Jakarta. "Kuncinya adalah pendidikan. Kami membantu agar mereka terus sekolah dari taman kanak-kanak hingga SMA. Pendampingan belajar juga diberikan secara cuma-cuma. Mereka berhak atas masa depan yang lebih baik," kata Siringoringo di tengah acara wisata seribuan anak miskin kota di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Anak-anak miskin adalah bagian terbesar dari 41,2 juta jiwa masyarakat miskin di Indonesia (data BPS). Kemiskinan membuat sebagian besar anak terjun menjadi anak jalanan yang rentan terhadap pelbagai bentuk eksploitasi dan kejahatan. Sebagian dari anak-anak yang didampingi sudah mengikuti program hingga 10 tahun di Jakarta, berkembang di Surabaya, Jawa Timur, dan Medan, Sumatera Utara.

Riyati (16), warga Cipinang Besar, Jakarta Timur, mengaku, dirinya senang sekali bisa sekolah dan ikut program ISCO yang diberikan bagi anak keluarga miskin dengan penghasilan per kapita di bawah Rp 150.000 per bulan. "Saya juga terlibat mengajar adik-adik di sekolah dasar. Saya bersama teman-teman juga mengajak teman-teman lainnya agar mau sekolah terus setinggi mungkin," kata Riyati.

Siti Zumairah (15), teman Riyati, menyatakan, dirinya ingin sekolah setinggi mungkin, bahkan masuk perguruan tinggi. "Kami selama ini selalu masuk sepuluh besar di sekolah sejak taman kanak-kanak," kata Siti.

Menurut Siti, banyak teman sebaya mereka yang enggan sekolah karena sudah telanjur aktif bekerja informal. Ada yang mengamen ataupun bekerja serabutan untuk menambah penghasilan keluarga mereka.

Kuliah bagi anak miskin

Joseph Fuchs, salah satu pendiri ISCO, mengupayakan agar anak miskin kota juga mendapat kesempatan sekolah. "Kami merintis program ini saat krisis ekonomi melanda Asia. Sekarang anak-anak itu sudah masuk SMA dan berharap bisa kuliah. Sudah ada tujuh universitas menawarkan beasiswa dari masing-masing kampus untuk tiga orang anak miskin," kata Fuchs yang menikahi wanita Indonesia.

Fuchs menargetkan, dalam 10 tahun ke depan ada sekurangnya 200.000 anak miskin yang dapat dibantu sekolah dan mendapatkan pendampingan belajar. Saat ini, dari 2.000-an anak yang dibantu, sekitar 20 persen menduduki peringkat 10 besar dalam nilai akademis di sekolah dari tingkat TK hingga SMA di Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Fuchs yang mulai datang ke Indonesia tahun 1984 menjelaskan, perusahaan-perusahaan asing dan lokal serta komunitas ekspatriat banyak membantu kegiatan ISCO untuk mendampingi anak miskin kota. (Ong)