http://koran.kompas..com/read/xml/2009/07/29/0357096/program.konversi.jadi.sasaran.kritik Program Konversi Jadi Sasaran Kritik Rabu, 29 Juli 2009 | 03:57 WIB Medan, Kompas - "Anda bisa lihat ini, pengatur gas dan selangnya, lubang yang masuk ke tekanan gas tidak mudah putus. Hal ini memberi peluang terjadinya kebocoran gas yang membahayakan pemakai," tutur Ketua Persatuan Pangkalan Minyak Tanah (PPMT) Medan, Binsar Sianturi, Selasa (28/7), di acara diskusi interaktif bertema "Dampak Sosial, Politik, dan Ekonomi, atas Kebijakan Pemerintah mengenai Konversi Minyak Tanah ke Elpiji". Binsar dalam forum ini menunjukkan kompor, selang, dan pengatur gas yang diterima warga Kabupaten Deli Serdang. Dia mengatakan, selang yang standar berwarna merah keunguan terbuat dari bahan yang tidak mudah putus. "Selain itu, kompor gas yang diterima warga juga terbuat dari bahan pelat kaleng. Seharusnya kompor yang baik terbuat dari pelat baja," katanya. Diskusi ini diikuti oleh perwakilan PPMT, warga, perwakilan pemerintah, kalangan kampus, dan perwakilan Pertamina. "Kami berharap pemerintah mengevaluasi program ini sebelum muncul dampak lebih serius terjadi," katanya. Wira penjualan gas domestik Region I PT Pertamina, Robi Chairon Djasmy, mengatakan, kerusakan peralatan konversi bisa ditukar warga. "Kami menerima penukaran peralatan yang rusak. Jika memang terjadi kerusakan, kami pun meminta pertanggungjawaban produsen yang memenangi tender," tuturnya. Robi mengatakan, program konversi merupakan hal yang bersifat pilihan. "Jika warga merasa dizalimi dengan program ini, tolak saja. Warga bisa menolak dan tetap memakai minyak tanah," katanya. Meski demikian, program konversi minyak tanah ke gas ini lebih menghemat pengeluaran warga. Dia memaparkan, pengeluaran untuk minyak tanah dalam delapan hari bisa mencapai Rp 20.000. Hal ini dihitung dengan asumsi harga minyak tanah Rp 2.500 per liter habis dalam sehari. Pada kurun waktu yang sama, warga yang memakai gas mengeluarkan Rp 15.00 untuk delapan hari.. "Ada selisih Meskipun konversi sudah berjalan di empat daerah, pasokan minyak tanah tetap diberikan ke agen dan pangkalan. Empat daerah yang telah menerima program konversi itu adalah Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Langkat. Data Pertamina, distribusi gas sudah berjalan ke 690.321 keluarga. Kabupaten Deli Serdang menjadi penerima terbanyak. |
29 July 2009
Program Konversi Jadi Sasaran Kritik
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Wednesday, July 29, 2009