-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

13 July 2009

Rusunami Bakal Naik

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/13/04393085/rusunami.bakal.naik

Rusunami Bakal Naik

Senin, 13 Juli 2009 | 04:39 WIB

Jakarta, Kompas - Harga rumah susun sederhana milik bersubsidi bakal naik. Kenaikan harga rumah susun untuk masyarakat menengah ke bawah itu akan dibahas dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Rumah Susun yang akan berlangsung akhir Juli 2009.

Pada April lalu para pengembang, yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI), telah mengusulkan kepada pemerintah tentang kenaikan harga rumah susun sederhana milik (rusunami) bersubsidi, yaitu dari maksimal Rp 144 juta menjadi Rp 180 juta per unit.

Deputi Perumahan Formal Kementerian Negara Perumahan Rakyat Zulfi Syarif Koto di Jakarta, Sabtu (11/7), menjelaskan, usulan kenaikan harga rusunami bersubsidi adalah respons terhadap permintaan pengembang.

"Kenaikan harga rusunami diharapkan mendorong pengembang untuk membangun rusunami," ujar Zulfi.

Menurut Zulfi, kenaikan harga tidak akan memengaruhi daya beli konsumen menengah ke bawah yang penghasilannya kurang dari Rp 4,5 juta per bulan. Alasannya, anggaran untuk subsidi rumah sederhana tahun 2010 direncanakan Rp 3,1 triliun. Ini lebih besar dari anggaran 2009 yang hanya Rp 2,5 triliun.

Sebagian rusunami bersubsidi saat ini dijual dengan harga lebih dari Rp 144 juta per unit. Ini karena konsumen diwajibkan membayar biaya tambahan, antara lain untuk penyediaan fasilitas dan penentuan lokasi (view) hunian sebesar Rp 15 juta-Rp 20 juta per unit.

 

Di Rusunami Pulo Gebang, Jakarta Timur, misalnya, harga jual rusunami bersubsidi berukuran 36 meter persegi Rp 159 juta per unit. Rinciannya, Rp 144 juta harga rusunami per unit, ditambah biaya peningkatan mutu Rp 15 juta per unit.

Hingga Juni 2009, pemasangan tiang pancang bangunan (ground breaking) untuk tahap awal pembangunan rusunami sudah 74 menara. Adapun yang telah memasuki tahap pengecoran akhir lantai atap (topping off) 23 menara.

Kian sulit

Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch Ali Tranghanda mengkhawatirkan kenaikan harga rusunami akan membuat masyarakat menengah ke bawah kian sulit menjangkau. Saat ini saja masyarakat yang berpenghasilan kurang dari Rp 4,5 juta per bulan belum mampu membeli rusunami dengan harga maksimal Rp 144 juta. Akibatnya, banyak rusunami malah dimiliki oleh kalangan menengah ke atas.

Ali mencermati, ada indikasi sebagian pengembang menyediakan fasilitas rusunami bersubsidi setara dengan apartemen menengah ke atas, antara lain kolam renang, jalur jogging, dan pusat kebugaran. Biaya fasilitas itu dibebankan kepada konsumen. "Akibatnya, harga jual rusunami lebih mahal ketimbang harga patokan pemerintah," ujarnya. (LKT)