http://www.beritakota.co.id/berita/kota/13399-beroperasi-kendati-perburuan-kian-gencar-.html
Beroperasi Kendati Perburuan Kian Gencar Jum'at, 28 Agustus 2009 04:08 | SELAMA Bulan Suci Ramadan kehidupan jablay, pengemis, pedagang miras, dan pedagang petasan semakin tidak tenang. Mereka diburu aparat, kendati demikian dengan alasan perut tetap beroperasi. BK/FIDELIA Di Jakarta Timur misalnya, pada Rabu (26/8) malam hingga Kamis (27/8) dinihari petugas Satpol PP menjaring 24 pekerja seks komersial (PSK). Mereka dijaring dari pinggir jalan dan diskotek di Terminal Pondok Kopi, Jl Komaruddin, kawasan Pulogebang, dan Cipinang. Sebenarnya aparat menangkap 62 orang, 12 di antaranya pria hidung belang yang tidak memiliki KTP, selebihnya waitres (pelayan).
Operasi yang dipimpin Kasiops Satpol PP Lantip mengerahkan 130 petugas dari pukul 22.30 hingga pukul 02.30 memburu penyandang masalah kesejahteraan sosoal (PMKS) di sejumlah titik rawan. Di Kawasan Industri Pulogadung petugas mengamankan tiga PSK yang mejeng di pinggir jalan dan sembilan dari depan LP Cipinang. Sementara di Pondokkopi dan Pulogebang, selain menangkap PSK petugas juga menjaring sejumlah pria hidung belang dan wanita yang bekerja sebagai waitres di tujuh diskotek pinggir jalan.
Para penjaja seks itu dikirim ke Panti Sosial Cipayung, sedangkan pria hidung belang dan pelayan dilepas setelah diberikan pengarahan. Lantip mengimbau para 'kupu-kupu malam' dan pria hidung belang memahami tatatertib supaya umat Muslim tenang dalam menjalankan ibadah puasa.
Di Jakarta Utara petugas Satpol PP juga menjaring 18 PMKS yang berkeliaran di Jl Yos Sudarso, Terminal Tanjungpriok, dan Jl RE Martadinata kemarin. Kaum marjinal yang umumnya gelandangan dan pengemis (gepeng) itu langsung dijebloskan ke Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat untuk menjalani rehabilitasi.
Kasatpol PP Sulistiarto mengatakan, petugas harus bersusah payah menjaring mereka, karena saat petugas datang langsung kocar-kacir menyelematkan diri. Untung petugas sudah mengepung dari berbagai arah. Para gepeng tersebut pun bertekuk lutut.
"Kegitan ini merupakan program rutin selama Ramadan. Selain PMKS kami juga akan gencar menggelar razia minuman keras (miras). Kita akan terus menggelar merazia hingga Lebaran. Bahkan dalam waktu dekat akan digelar razia PMKS di tengah pemukiman akan dilaksanakan bekerja sama dengan para ketua RT/RW," tutur Sulistiarto.
Di Jakarta Barat sepanjang Ramadan aparat juga gencar menggelar razia. Kendati demikian tidak menyurutkan sebagian pedagang miras mengabaikannya. Dewi (40), pemilik Toko Dewi di Pasar Hipli, Cengkareng, Jakarta Barat misalnya. Dua hari lalu petugas menyita 5.000 botol miras berbagai merek dari gudang yang berdekatan dengan tokonya. Kedatangan petugas Satpol PP di tokonya membuatnya terkejut, namun tidak bisa berbuat banyak.
Kasiops Satpol PP Jakarta Barat Choiruddin yang memimpin penggerebekan mengatakan, awalnya mereka hendak melakukan razia petasan. Saat razia berlangsung di pasar tersebut, seorang warga melaporkan selain menjual barang kelontongan Toko Dewi juga dijadikan gudang miras. Setelah melakukan pengecekan ternyata di dalam gudang yang berdempetan dengan Toko Dewi tersimpan puluhan kardus miras berbagai merek. Seperti Topi Miring, Mansion House, Anggur Merah, Vodka, dan lainnya yang jumlahnya mencapai 5.000 botol. Minuman beralkohol langsung diangkut ke kantor Walikota Jakbar. O lia/dra/oan |
|