-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

31 August 2009

Buka Puasa di Sanggar Anak Akar

http://www.beritakota.co.id/berita/berita-utama/13637-buka-puasa-di-sanggar-anak-akar.html

Buka Puasa di Sanggar Anak Akar
Senin, 31 Agustus 2009 04:24
MENGINTIP AKTIVITAS ANAK JALANAN DI BULAN RAMADAN (1)

OLEH: MUHAMMAD NOR

Pengantar
Kehadiran anak-anak di jalanan Ibukota jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Sebagian memang ada yang sengaja dikoordinir, namun tak sedikit pula dari mereka yang memang terpaksa harus menghidupi diri di jalanan lantaran aneka faktor. Lantas, bagaimana kegiatan para anak jalanan itu selama bulan Ramadan ini? Berikut hasil liputan Berita Kota yang sengaja mengintip aktivitas para anak jalanan selama Ramadan 1430 H.
REDAKSI

MENJALANKAN ibadah puasa tidak menghalangi puluhan anak jalanan (anjal) di sekolah otonom 'Sanggar Anak Akar' untuk terus belajar dan berkreasi. Ketika Berita Kota menyambangi sekolah mereka di Jl Inspeksi Saluran Jatiluhur Nomor 30 RT 07/01, Cipinangmelayu, Jakarta Timur, Minggu (30/8) petang, alunan suara musik terdengar dari sebuah ruangan. Beberapa saat kemudian, musik berhenti lalu terdengar suara seseorang seperti sedang mengajar. Di ruangan dekat pintu masuk itu, beberapa anjal tampak serius menyimak penuturan dari sang pembimbing.

DOKUMENTASI BK
ANJAL: Anak jalanan saat menunggu berbuka puasa.

Detik-detik waktu berbuka puasa datang menjelang. Anak-anak jalanan itu lantas meninggalkan sejumlah alat musik, kemudian berjalan beriringan menuju aula di lantai tiga. Di sana, anjal lain sedang duduk melingkar sembari mendengarkan siraman rohani dari seorang ustadz. Usia mereka bervariasi. Dari yang berusia tiga tahun hingga 20 tahun.

Hari itu, sekolah otonom Sanggar Anak Akar memang sedang menyelenggarakan buka puasa bersama. Adalah alumni SMP Negeri I Boyolali angkatan 1977 yang sedang berbagi dengan mereka. Saat mendengar siraman rohani menjelang berbuka puasa, wajah-wajah anjal terlihat lemas. Meski demikian, mereka tetap serius menyimak kalimat demi kalimat yang dilontarkan sang ustadz.

Tidak terasa, gema adzan Maghrib pun berkumandang. Waktu berbuka puasa telah tiba. Ketegangan mulai mencair. Usai berdoa buka puasa bersama, satu per satu nasi kotak yang sudah disediakan dibagikan kepada mereka. Dalam kebersamaan, anak-anak jalanan itu pun langsung menyantapnya.
"Kami sangat berterima kasih terhadap orang-orang yang peduli dengan keadaan kami. Acara ini memberikan kami arti dari sebuah kebersamaan," ujar Agus Supriatna alias Kiki (18), salah seorang anjal.

"Saya bisa memainkan piano, gitar dan perkusi. Di sini saya belajar otodidak," tambahnya.
Lain halnya dengan Deby (12). Bocah laki-laki yang dibesarkan di sanggar sejak dilahirkan itu terlihat lalu lalang sembari bercanda bersama anak-anak yang lain. Dia tampak benar-benar menikmati kebersamaan itu. "Saya senang om, di sini banyak teman," tuturnya singkat.

Sementara MA Budi Prabowo, salah seorang alumni SMP 1 Boyolali yang memrakarsai acara buka bersama menuturkan, anjal yang bersekolah di Sanggar Anak Akar adalah anak-anak yang tangguh dan tidak cengeng. Sistem belajar yang diterapkan di sekolah otonom ini, kata Budi, membuat mereka betah dan tidak berniat kembali ke jalan. "Tidak ada satupun dari mereka yang berniat kembali ke jalanan. Ini yang membuat saya salut," kata Budi.

Budi, yang pernah magang mengajar di sanggar ini mengakui, berada di tengah-tengah anjal Sanggar Anak Akar adalah sebuah pengalaman yang tidak terlupakan. Di sekolah otonom itu, tambah Budi, dia memetik pelajaran penting akan arti kebersamaan dan ketekunan dalam belajar.
 
"Di sini, memiliki jadwal pelajaran harian untuk anak-anak. Mereka memiliki keterampilan yang tidak dimiliki siswa lain. Itulah yang membuat mereka unggul dibandingkan dengan anak-anak lain," jelasnya.

Menurut Budi, anak-anak adalah pemilik masa depan dan pendidikan untuk mereka tidak bisa ditunda. Di mata Budi, Sanggar Anak Akar mampu menciptakan kesadaran anak sebagai manusia otonom, pribadi yang memaknai kebebasannya sekaligus menghormati keterbatasannya.

"Salah satu tujuannya adalah berkembangnya keterampilan serta kemampuan kreatif anak untuk menghadapi tantangan perkembangan dunianya," ucap Budi.

Kebersamaan dan ketekunan belajar anjal sanggar ini membuka mata kita, bahwa anjal juga memiliki kemampuan jika dibina dengan memahami dunia mereka. Bukan semata ditampung di panti sosial tanpa membekali mereka dengan keterampilan. O bersambung