http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/04/05271760/gedung..baru.ancam.keselamatan.siswa PENDIDIKAN DI PULAU TIDUNG Gedung Baru Ancam Keselamatan Siswa Selasa, 4 Agustus 2009 | 05:27 WIB Jakarta, Kompas - "Lubangnya sekarang sudah sebesar tampah. Makanya, murid-murid saya ungsikan ke ruang laboratorium komputer," kata Dedi Supardi, Kepala Sekolah SMKN 61 Pulau Tidung, yang dihubungi pekan lalu. Runtuhnya plafon beton antara lantai satu dan lantai dua itu sebenarnya sudah terjadi sejak bulan April lalu. Dua orang guru yang sedang mengajar dan seorang murid yang berada di dalam kelas hampir saja menjadi korban ketika bongkahan-bongkahan beton itu runtuh. Lantai kelas yang terhantam bongkahan beton itu pun retak. Pihak sekolah juga sudah melaporkan ke dinas-dinas terkait, tetapi hingga kini belum ada perbaikan. "Petugas pendataan dari Bagian Sarana Prasarana Bangunan dinas pendidikan sudah datang, tetapi hingga sekarang belum ada perubahan kondisi," kata Dedi. Dedi mengaku, baik guru maupun murid merasa sudah tidak nyaman menempati gedung ini. Hal ini disebabkan material gedung banyak yang jauh dari standar. Misalnya saja listrik. Kontraktor gedung ini memang sudah menyiapkan jaringan listrik berupa pipa paralon, tetapi di dalam pipa itu tidak terdapat kabel sehingga listrik tidak bisa disalurkan ke dalam sekolah. Jika ingin memperbaikinya, tembok harus dibobol karena kabel sudah tidak bisa masuk ke dalam jaringan pipa itu. Sekarang kebutuhan listrik dipenuhi dengan cara mencantol listrik dan memakai genset. "Tidak mungkin kami memakai genset sepanjang hari, sementara kebutuhan listrik setiap hari 24 jam. Mau tidak mau, kami terpaksa mencantol," tutur Dedi. Kebutuhan akan listrik itu makin terasa ketika murid jurusan Budi Daya Perikanan sudah mulai melakukan percobaan memelihara ikan. Ikan membutuhkan oksigen selama 24 jam. Saat meninjau gedung tengah pekan ini, Bupati Kepulauan Seribu Abdul Rachman Andit meradang. Dia meminta agar pihak dinas pendidikan segera melakukan audit terhadap pembangunan gedung tersebut. "Saya sudah meminta agar gedung itu segera diaudit. Banyak ketidaklayakan pada pembangunannya," ujar Bupati. Menurut Dedi, seharusnya sekolah tempat 327 murid belajar ini memiliki tiga lantai. Namun, yang baru dibangun hanya lantai satu dan dua. Selain itu lapangan olahraga juga belum diuruk dan pagar belum dibuat. "Semula kami menumpang di SD dan SMP di sekitarnya, tetapi setelah gedung ini dibangun, kami mulai menempatinya. Waktu itu memang ada penjelasan kalau pembangunan gedung dihentikan karena ada kesalahan perhitungan biaya. Namun, daripada kami menumpang terus, lebih baik kami tempati saja. Eh, ternyata malah berbahaya seperti ini" ujar Dedi. |
04 August 2009
PENDIDIKAN DI PULAU TIDUNG Gedung Baru Ancam Keselamatan Siswa
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Tuesday, August 04, 2009