http://www.beritakota.co.id/berita/kota/11488-saya-dagang-cari-makan-untuk-anak.html
'Saya Dagang Cari Makan Untuk Anak' Selasa, 04 Agustus 2009 03:11 | RAZIA besar-besaran yang digelar petugas Satpol PP Pemkot Jakarta Utara terhadap pedagang kakilima (PKL), penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan becak di sejumlah lokasi diwarnai isak tangis dan protes. Masalahnya, ratusan aparat yang diterjunkan menyisir Jl Plumpang Semper, Jl Kramat Jaya, dan Jl Jampea, Koja tanpa basa-basi langsung mengobrak-abrik lapak, menjaring PMKS, dan mengangkut gerobak yang bercokol di bahu jalan.
"Tolong jangan angkut gerobak saya pak. Saya hanya berdagang untuk cari makan buat anak saya. Saya tidak mengganggu orang lain. Tolong pak jangan diangkut. Kasian saya," ratap Sri (50), salah seorang pedagang di Jl Jampea Koja sambil mempertahankan gerobak dagangannya. Sementara petugas langsung mengeluarkan isi gerobak yang terdiri dari rokok, makanan, dan minuman dan meletakkannya di pinggir jalan.
Permintaan Sri, agar gerobaknya tidak diangkut tidak ditanggapi. Petugas langsung menaikkanya ke atas mobil patroli. Sementara Sri hanya bisa menangis dan menghardik petugas. "Saya berjualan untuk mencari makan bukan mencuri. Jika gerobak diangkut, bagaiamana nasib anak saya. Apalagi barang dagangan saya diletakkkan di jalan. Saya membelinya pake uang bukan pake daun," kesal Sri kepada petugas sambil menangis.
Sedangkan Ical (40), selama berjualan makanan di Jl Jampea mengaku selalu menjaga kebersihan bersama pedagang lainnya. Ical menganggap penertiban itu tidak memandang kemanusiaan. "Mencari rezeki dengan berjualan adalah halal daripada mencopet. Apalagi saya berjualan hanya saat menjelang jam istirahat karyawan kantor di kawasan ini. Jika kami ditertibkan, kami mau makan apa? Apa petugas bisa kasih kami makan? Kok seenaknya main ditertibkan, tanpa pemberitahuan lagi," katanya.
Sedangkan Kasatpol PP Sulistiarto menyatakan anggotanya sudah bekerja sesuai dengan tugas dan berpegang pada aturan. "Tidak ada alasaan bagi pedagang berjualan di jalan dan jalur hijau. Lokasi itu terlarang bagi mereka. Sehingga kami tertibkan," tegas Sulistiarto seraya menambahkan, anggotanya sudah terbiasa dihujani protes. "Protes dan keluhan pedagang adalah hal biasa. Namanya juga pedagang, jika ditertibkan tentu tidak suka. Yang jelas petugas sudah menjalankan tugas sesuai aturan," tandasnya.
Sulistiarto mengaku berhasil mengangkut 11 gerobak. Enam dari kawasan Jl Jampea, tiga di Jl Kramat Jaya dan dua di Jl Raya Plumpang Semper. Selain itu lima PMKS dan lima becak. O dra
|
|