-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

11 August 2009

Taman Ayodya Mulai Dikerubungi PSK

http://www.beritakota.co.id/berita/kota/12053-taman-ayodya-mulai-dikerubungi-psk.html

Taman Ayodya Mulai Dikerubungi PSK
Selasa, 11 Agustus 2009 00:00
MANFAAT Taman Ayodya, Jakarta Selatan mulai dirasakan masyarakat sebagai sarana rekreasi. Pengunjung kian ramai karena fasilitas lumayan lengkap. Sayang, keindahan dan kenyamanan pengunjung mulai terusik dengan kehadiran pekerja seks komersial (PSK). Disinyalir 'kupu-kupu malam' itu adalah pindahan dari kawasan Jl Mahakam yang pamornya mulai turun.

Kepala Seksi Resosialisasi Tuna Susila Sudin Sosial Jakarta Selatan Ronny Cahyana mengungkapkan, Jl Mahakam cukup dekat dengan Taman Ayodya. Sejumlah PSK Jl Mahakam akhirnya melirik taman kebanggaan warga Jakarta Selatan itu sebagai tempat mangkal.

"Untuk mengelabui petugas mereka membaur dengan pengunjung lain. Supaya bisa kabur dari kejaran petugas ketika menggelar operasi, mereka juga menyewa anjelo (antar jemput lonte-red) yang bertugas mengawasi keadaan dari kejauhan," ujarnya, Minggu (9/8) lalu. Anjelo dimaksud biasanya mengendarai sepeda motor.

Rony menambahkan, selain di Jl Mahakam dan Taman Ayodya, beberapa daerah yang dijadikan tempat mangkal PSK adalah Jl Falatehan dan paling banyak berada di seputar Blok M.

Sementara penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti joki three in one paling banyak terdapat di Jl Sisingamangaraja, Jl Panglima Polim, Jl Senopati, dan Jl Mampang Raya. Sedangkan gelandangan dan pengemis (gepeng) merata di setiap lampu merah. Namun paling banyak di kawasan Lebakbulus, lampu merah Fatmawati, dan lampu merah Cilandak. "Setiap hari razia kita lakukan, menjelang bulan puasa semakin kita intensifkan dengan melibatkan Satpol PP. Bahkan, sejak Januari hingga Agustus kini kita telah berhasil menjaring 922 PMKS, seperti gepeng, joki, dan PSK," katanya.

Menurut Kasudin Sosial Jakarta Selatan Effendi M Guntur, razia yang dilakukan untuk menjaring pengemis sebaiknya sudah tidak perlu dilakukan apabila semua pengguna jalan mau beramal secara proporsional. "Kan banyak lembaga-lembaga sosial seperti BAZIS dan MUI yang bisa menyalurkan infak jika masyarakat mau beramal. Dengan beramal di tempat yang tepat kita juga bisa mengawasi penggunaan dananya, karena lembaga semacam itu memiliki kredibilitas tinggi dan diperiksa auditor independen," jelasnya.

Masyarakat tak perlu merasa malu karena uang yang akan disumbangkan kecil. Sekecil apa pun bantuan yang akan diberikan lembaga itu siap menghimpun dan menyalurkannya kembali kepada yang berhak. "Jangan malu meskipun yang kita berikan jumlahnya kecil. Di tempat-tempat ibadah pun bisa kita salurkan. Memberi uang di jalan hanya membuat macet dan berpotensi menimbulkan kecelakaan," tandasnya. O bjc/nga