-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

05 August 2009

Warga Tolak Serahkan Lahan

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/05/11083646/warga.tolak.serahkan.lahan.

Warga Tolak Serahkan Lahan

Rabu, 5 Agustus 2009 | 11:08 WIB

Sukabumi, Kompas - Warga Kecamatan Caringin dan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Selasa (4/8), menggelar unjuk rasa menolak menyerahkan lahan garapan mereka seluas 320 hektar kepada PT Suryanusa Nadicipta yang memiliki hak kelola.

Alasannya, lahan yang digarap sejak tahun 1998 itu ditelantarkan oleh perusahaan. Unjuk rasa diikuti 400 warga dari total 741 penggarap. Lahan tersebut ditanami aneka sayuran.

Permintaan pengembalian dan pengosongan lahan diterima warga pada Jumat pekan lalu melalui surat yang ditandatangani Kadar, General Manajer PT Suryanusa Nadicipta. Surat itu diberikan kepada setiap penggarap. Melalui surat itu PT Suryanusa Nadicipta meminta warga untuk segera mengosongkan lahan garapan karena lokasi itu akan dihijaukan dalam rangka agrowisata.

Mariadi Supandi (46), warga Kampung Baru Caringin, Desa Pasir Datar Indah, Kecamatan Caringin, mengatakan, warga mulai mengolah lahan karena mendengar pemerintah pusat memperbolehkan masyarakat mengolah lahan yang telantar. "Saat krisis moneter, kami mendengar Presiden BJ Habibie memperbolehkan masyarakat mengolah lahan yang telantar daripada masyarakat kelaparan. Maka, kami mengolah lahan itu," kata Supandi.

Sejak saat itu, masyarakat mengolah lahan yang dikuasai oleh PT Suryanusa Nadicipta untuk ditanami sayuran. Daerah tersebut memang cocok untuk tanaman sayuran karena tersedia air sepanjang musim dari Gunung Gede-Pangrango. Komoditas sayuran berhasil mengangkat ekonomi warga dan menghindarkan mereka dari kelaparan saat krisis moneter. Hingga kini komoditas sayuran itu menjadi andalan bagi para penggarap untuk menggerakkan ekonomi keluarga mereka. "Kalau lahan ini diminta, kami makan dari mana?" ujar Mariadi.

Camat Caringin Gunawan mengatakan, pemerintah sudah berupaya melakukan mediasi antara perusahaan dan warga. Namun, sampai sekarang belum ada titik temu. "Kami akan terus berupaya melakukan mediasi. Minimal ada titik temu antara kepentingan masyarakat dan perusahaan," kata Gunawan. Tidak telantar

Karyawan PT Suryanusa Nadicipta, Oleh, mengatakan, protes dan penolakan warga atas permintaan perusahaan untuk mengembalikan lahan garapan tidak memiliki dasar hukum. Pasalnya, PT Suryanusa Nadicipta memiliki hak kelola tanah itu.

Oleh juga membantah bahwa perusahaan menelantarkan lahan yang kini digarap ratusan warga itu. "Kami tidak pernah menelantarkan lahan itu. Sebelum krisis moneter, kami berencana mengelola lahan itu untuk agrowisata. Namun, karena tiba-tiba terjadi krisis, rencana itu belum bisa kami laksanakan," ujarnya.

Belakangan, perusahaan mulai memiliki dukungan finansial untuk merealisasikan rencana sebelumnya. Mereka kemudian meminta masyarakat untuk mengembalikan lahan yang kini mereka garap. (aha)