-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

29 September 2009

Ratusan Pedagang Menolak Rencana Penggusuran

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/17/0409466/Ratusan.Pedagang.Menolak.Rencana.Penggusuran

AKSI DEMO
Ratusan Pedagang Menolak Rencana Penggusuran

Kamis, 17 September 2009 | 04:09 WIB

Jakarta, Kompas - Sekitar 500 pedagang Lorong 104 atau Sentra Usaha Kecil Permai Koja, Jakarta Utara, berdemonstrasi di Kantor DPRD DKI Jakarta, Rabu (16/9). Mereka meminta agar rencana penggusuran yang bakal dilaksanakan pasca-Lebaran ditunda.

"Kami menuntut penghentian penggusuran pasar sebelum ada lokasi pemindahan yang disepakati pedagang. Lokasi pemindahan juga harus dapat dijangkau konsumen agar kami dapat berjualan dengan baik," kata Syamsul Rizal, Ketua Pengurus Keluarga Besar Forum Komunikasi Pedagang Tradisional Sentra Usaha Kecil.

Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono mengatakan tetap akan menggusur pedagang karena demi kebaikan dan ketertiban bersama. "Pasar Permai itu didirikan saat krisis moneter. Pemerintah mengizinkan untuk membantu rakyat bangkit dari krisis," kata Bambang.

Namun, dalam perjalanannya, keberadaan Pasar Permai itu mengganggu penghuni di kawasan itu. Mereka sulit untuk keluar masuk kompleksnya sendiri. Selain itu, ketertiban lingkungan juga terganggu.

Menurut Syamsul, wakil pedagang sudah menanyakan kepastian rencana penggusuran kepada Wali Kota Jakarta Utara dan dijawab akan digusur pada Rabu (23/9) mendatang.

Tahun 2000, Pemprov DKI Jakarta membangun tenda raksasa untuk menaungi para pedagang. Pada 2002, Gubernur Sutiyoso meresmikan Lorong 104 sebagai sentra pedagang kaki lima dan dianggap sebagai katup ekonomi kota.

Namun, menurut Bambang, keputusan gubernur itu sudah dicabut. Pedagang akan dipindahkan ke Lokasi Binaan Blok A dan Blok C di Lorong 103, Pasar Sindang, dan Pasar Rawa Badak. "Jika pedagang pindah ke tempat baru, pembeli pasti mengikuti. Mereka, kan, harus membeli barang yang dibutuhkan," katanya.

Sementara itu, menurut pedagang, lokasi baru yang ditawarkan pemkot masih sepi sehingga mereka khawatir akan bangkrut. Selain itu, ukuran kios di lokasi baru juga lebih sempit.

Di Lorong 104 terdapat sekitar 700 pedagang yang menempati lorong selebar enam meter dan panjang 500 meter. Lorong itu tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor karena banyaknya jumlah pedagang.

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Nurmansjah Lubis mengatakan, pemprov sudah menyiapkan penampungan baru di Lorong 103. Namun, jumlahnya masih belum sebanding dengan jumlah pedagang. (ECA/ARN)