-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

11 September 2009

’Saya Mengemis untuk Biaya Melahirkan’

http://www.beritakota.co.id/berita/kota/14583-saya-mengemis-untuk-biaya-melahirkan.html

'Saya Mengemis untuk Biaya Melahirkan'
Kamis, 10 September 2009 03:36
MESKI dalam kondisi hamil sembilan bulan, tekad Eneng (25) tak pernah surut untuk menengadahkan tangan. Bahkan saat terjaring petugas Satpol PP Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (9/9), bersama 14 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya, wanita yang tinggal di kolong Jembatan Al Hawi, Cililitan ini tengah menggendong bayinya yang berusia kurang dari setahun. Namun, petugas tetap menggiringnya ke atas mobil patroli untuk dibawa ke Panti Sosial Cipayung guna mendapatkan pembinaan.

"Saya terpaksa cari uang dengan cara mengemis untuk membiayai keluarga menjelang Lebaran dan mempersiapkan biaya persalinan. Apalagi usia kandungan saya sudah sembilan bulan," katanya sambil menggendong anaknya di hadapan petugas. Eneng yang tengah didata mengaku berasal dari Grogol, Jakarta Barat dan selama mengemis tidak memiliki bos atau koordinator. Dia merengek kepada petugas untuk membebaskannya, namun tidak dikabulkan.

Camat Kramatjati Ucok Bangsawan Harahap yang memimpin razia menuturkan, sedikitnya 15 PMKS terjaring di Jl Raya Bogor dan Jl Dewi Sartika. Selain anak jalanan, petugas juga menjaring 15 PMKS lainnya, termasuk Eneng. "Keberadaan PMKS itu pasti ada yang mengoordinir. Oleh karenanya petugas akan gencar menggelar penertiban. Apalagi mereka melanggar Perda No 8/2007 tentang Ketertiban Umum. Pokoknya tidak ada ampun bagi PMKS yang terjaring, semuanya langsung dibawa ke Panti Sosial Cipayung untuk dibina," tegasnya.
 
Selain menertibkan PMKS, petugas juga merazia penjual petasan di Kramatjati. Dari sana petugas berhasil menyita 1.500 petasan berbagai jenis dan ukuran yang dijual di sepanjang Jl Raya Bogor dan Pasar Kramatjati.

Ucok berjanji akan melakukan kegiatan serupa agar tidak ada petasan dan PMKS di wilayahnya. Namun akan didahului dengan pemantauan karena dalam penertiban sebelumnya petugas selalu tidak mendapatkan hasil.

Menurut Ucok, beberapa kali melakukan razia petasan pihaknya tidak mendapat hasil maksimal. Karena itu, waktu razia petasan diubah menjadi sore hari, terutama saat jam pulang kantor. "Kami rasa sistem penertiban saat jam pulang kantor bisa menertibkan para pedagang dan PMKS," tambahnya.

Meskipun berhasil menyita 1.500 petasan, operasi belum sepenuhnya berhasil. Sejumlah pedagang masih menyembunyikan petasan dan kembali dijual setelah petugas balik kanan. O lia