-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

17 September 2009

Seluruh Panti Sosial Penuh Sesak

http://www.beritakota.co.id/berita/kota/15098-seluruh-panti-sosial-penuh-sesak.html

Seluruh Panti Sosial Penuh Sesak
Rabu, 16 September 2009 02:35
Selama Ramadan Dinas Sosial DKI Jakarta menjaring 1.465 PMKS. Panti-panti sosial pun penuh sesak karena kelebihan daya tampung.

BK/ EKO SISWONO
TIDUR LELAP: Seorang gelandangan tidur lelap di bawah jembatan penjeberangan di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (15/9).

UNTUK mengantisipasi peminta-minta dari berbagai daerah, sepanjang Ramadan aparat Pemprov DKI Jakarta gencar menggelar penertiban terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Hasil perburuan pun lumayan. Hingga pekan keempat Ramadan, Dinas Sosial berhasil menjaring 1.465 kaum terpinggirkan dari lima wilayah. Rinciannya, 431 psikotik (orang gila) dan pekerja seks komersial (PSK), serta 1.034 gelandangan dan pengemis (gepeng).

Sayang, hasil penertiban yang cukup menggembirakan tersebut membuat seluruh panti sosial yang dijadikan penampungan para kaum miskin menjadi kelebihan daya tampung alias over capacity.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Harwibowo mengatakan, seluruh kaum marjinal yang terjaring itu merupakan hasil operasi gabungan dengan melibatkan aparat kepolisian, Sudin Sosial lima wilayah, dan Satpol PP.

Seluruh PMKS yang digaruk langsung dikirim ke sejumlah panti sosial setelah dilakukan pendataan. Dinsos sendiri berhasil menjaring 150 PMKS, sebanyak 122 orang dikirim ke Panti Sosial Kedoya dan 28 PMKS ke Panti Sosial Ceger. Sementara Polda Metro Jaya menjaring 202 orang, 153 dikirim ke Panti Sosial Kedoya dan 49 ke Panti Sosial Ceger. Sudin Sosial Jakpus menjaring 212 PMKS, Sudin Sosial Jakut menjaring 236 PMKS, dan Sudin Sosial Jakbar menjaring 214 PMKS. Sedangkan Sudin Sosial Jaksel menjaring 201 PMKS dan Sudin Sosial Jaktim menjaring 250 PMKS.

Harwibowo mengatakan, Dinsos DKI memiliki 25 panti sosial dengan klasifikasi panti sosial untuk bayi, lansia (werdha), cacat mental, psikotik, PSK, hingga gepeng. Setiap panti daya tampungnya antara 100 hingga 300 orang. "Jika melihat kapasitas panti di Jakarta, khususnya Kedoya dan Ceger, otomatis mengalami over capacity," ujarnya.

Tak hanya Panti Kedoya dan Ceger yang kelebihan kapasitas, empat panti sosial tresna werdha untuk lansia juga mengalaminya, karena masing-masing panti kapasitasnya hanya 100 hingga 200 orang. Sedangkan saat ini setiap panti menampung lebih dari 200 orang lansia. Dinsos DKI pun harus mengoptimalkan ruangan yang ada. Misalnya, ruang pertemuan dijadikan ruang tempat tidur bagi penghuni panti. Begitu juga dengan ruang-ruang yang kosong.

Upaya itu terpaksa dilakukan karena tidak ada jalan lain untuk memperluas daya tampung. Sebab, usulan perluasan gedung dan penambahan kapasitas terhadap panti-panti yang kini kelebihan kapasitas, baru diajukan pada APBD 2010. "Mudah-mudahan disetujui. Kami belum tahu total anggarannya untuk penambahan gedung," tambahnya.

Dinsos juga terpaksa mengurangi kualitas makan para penghuni panti. Masalahnya anggaran makan yang hanya sebesar Rp15.000/orang/hari tidak lagi memadai untuk memenuhi standar kualitas makanan mereka. Mutu yang dikurangi seperti satu ekor ayam goreng yang sebelumnya dibagi enam bagian, belakangan dibagi menjadi delapan bagian.

Buah pun dicarikan yang murah, begitu juga dengan sayur mayur. Sehubungan dengan kenyataan yang memiriskan itu, Dinas Sosial akan mengajukan penambahan anggaran makanan penghuni panti menjadi Rp35.000/orang/hari pada APBD 2010 mendatang. O bjc/day