-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

26 October 2009

100 Hari Menkes, Capaian MDGs Jadi Target Utama

http://www.mediaindonesia.com/index.php/read/2009/10/25/102126/71/14/100_Hari_Menkes_Capaian_MDGs_Jadi_Target_Utama

100 Hari Menkes, Capaian MDGs Jadi Target Utama
Minggu, 25 Oktober 2009 21:17 WIB     
Penulis : Cornelius Eko Susanto


JAKARTA-MI: Pencapaian target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada tahun 2015 yang meliputi pengurangan angka kematian ibu dan anak, penurunan angka gizi buruk, dan penyakit menular merupakan prioritas utama dari program 100 hari menteri kesehatan yang baru, Endang Rahayu Sedianingsih.

"Akan ada keseimbangan antara program yang bersifat preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan),รข€ ujar Endang, ketika ditemui di kediaman pribadinya, di Jakarta.

Menurutnya, kegiatan yang bersifat preventif dan promotif bakal lebih mendapat porsi tambahan dibanding kebijakan menteri kesehatan sebelumnya yang lebih mengedepankan berbagai kegiatan kuratif seperti Jamkesmas. Lewat fokus pada bidang pencegahan, maka penyakit dapat ditangkal, dengan demikian ongkos bidang kesehatan bisa ditekan.

Lantaran beranggapan rumah sakit kini posisinya sudah lumayan baik, ke depan, Puskesmas dan Posyandunya yang merupakan ujung tombak utama layanan kesehatan di masyarakat akan lebih diperkuat lagi.

Kendati demikian, Endang berjanji untuk tetap meneruskan program-program yang dinilainya bagus yang telah dirintis oleh menkes sebelumnya. Salah satu dari program itu adalah program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang menurut Endang akan lebih disempurnakan lagi.

Dalam jangka pendek, langkah utama yang akan dilakukan oleh Endang selaku menkes adalah mewujudkan sistem pemerintahan yang baik (good governance) di Departemen Kesehatan. Beberapa program dan kegiatan, menurutnya akan kembali dikaji. "Yang baik-baik akan kita teruskan dan sistem akan kita buat makin transparan," ujarnya.

Terkait kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat di bidang kesehatan, Endang menyatakan kerjsama tetap berlanjut namun tidak dalam konsep Namru (Navy Medical Research Unit-2) lagi. Dikatakan, masa Namru di Indonesia telah berakhir dan digantikan kerjasama dalam bentuk pendirian laboratorium biomedis.

"Bentuk kerjasama akan lebih transparan dan setara. Juga tidak ada lagi diisi oleh tentara AS," tambahnya.
Ia menambahkan, kerja sama itu untuk pengembangan vaksin, pengembangan alat diagnostik, identifikasi virus atau bakteri dan lain-lain.

Sebelumnya, dr Firman Lubis dari Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS), berpendapat, menteri kesehatan yang baru harus dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat supaya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia meningkat bermakna lima tahun mendatang.

Guru Besar FKM UI Does Sampurno menambahkan, menkes yang baru bakal menghadapi beban ganda dalam penanganan penyakit. Disamping penyakit menular seperti tuberkulosis, malaria dan HIV/AIDS dan demam berdarah dengue (DBD) masih tinggi, penularan penyakit baru seperti influenza A H1N1 dan influenza A H5N1 juga terus muncul. Ditambah lagi penyakit bersifat degeneratif seperti stroke, kanker, jantung dan lainya juga makin meningkat mengalahkan penyakit menular dari segi penderita.

"Dia harus membuat kebijakan yang lebih berorientasi pada pencegahan dan promosi kesehatan, bukan upaya kuratif saja," kata Does Sampurno. (Tlc/OL-7)