-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

05 October 2009

Unicef: Pemberian Susu Formula Dapat Membahayakan

http://beritasore.com/2009/10/02/unicef-pemberian-susu-formula-dapat-membahayakan/

Unicef: Pemberian Susu Formula Dapat Membahayakan

Jum, Okt 2, 2009

Nasional

Jakarta ( Berita ) :  United Nations Children's Fund (UNICEF) memperingatkan bahwa pemberian susu formula kepada bayi dan anak-anak korban gempa di Sumatra Barat dapat membahayakan jiwa mereka.

Dalam rilis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Jumat [02/10] , Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia, Angela Kearney, menyatakan bahwa pemberian susu formula kepada bayi dan anak-anak dalam keadaan darurat dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.

"Ketika berada dalam keadaan bencana, kondisi lingkungan biasanya memburuk dan persediaan air bersih terbatas, sehingga sangat penting bagi para ibu untuk tetap memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada anak mereka daripada menggantinya dengan susu formula", kata Kearney.

Hasil survei yang dilakukan oleh UNICEF satu bulan setelah gempa di Yogayakarta pada tahun 2006 menunjukkan bahwa tiga dari empat keluarga dengan anak-anak di bawah usia enam bulan menerima bantuan susu formula.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemberian susu formula pengganti ASI kepada bayi dan anak-anak dari 32% pada saat sebelum bencana menjadi 43% setelah terjadi bencana.

"Akibatnya, kasus diare di kalangan bayi di bawah usia enam bulan yang mendapat susu formula menjadi dua kali lipat (25,4%) dibandingkan bayi-bayi yang tidak mendapatkan susu formula", jelas Kearney.

Menurut Kearney, kasus diare di kalangan anak usia antara enam bulan sampai 23 bulan juga meningkat sebanyak lima kali lipat dibanding sebelum bencana.

Maka dari itu, UNICEF menyerukan kepada Pemerintah Indonesia agar memperketat pengawasan terhadap sumbangan dan distribusi susu formula kepada keluarga-keluarga yang terkena dampak bencana gempa 7,6 skala Richter yang melanda wilayah Sumatra Barat, 30 September lalu.

"Kami sangat berharap agar pemerintah daerah, pekerja sosial, dan media melindungi bayi dan anak-anak di daerah yang terkena gempa dengan cara mendorong ibu-ibu untuk terus memberikan ASI kepada mereka, bukannya pengganti ASI yang malah akan membahayakan jiwa mereka", ujarnya.

Menurut Kearney, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi bayi dan anak-anak dari gizi buruk dan kematian dalam situasi darurat, seperti pengawasan supaya para ibu yang menyusui bayinya tidak menerima bantuan susu formula atau makanan pengganti ASI dalam bentuk apapun. Selain itu, penasihat dengan keahlian konseling yang layak harus dikerahkan untuk mendukung para ibu agar kembali menyusui bayinya.

"Yang terakhir, bayi-bayi yang kehilangan orang tuanya dan tidak mendapat ASI diberikan susu formula yang dipersiapkan dengan peralatan yang memadai dan terjamin kebersihannya," tutup Kearney. ( ant )