-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

31 October 2008

TKI Asal Sragen Tewas di Taiwan

31/10/2008 07:50 wib - Daerah Aktual
TKI Asal Sragen Tewas di Taiwan

Sragen, CyberNews. Sigit Tri Purwanto (24), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal kabupaten Sragen, Jawa Tengah dikabarkan tewas di negara Taiwan saat sedang bekerja.

Pemuda asal Dusun Mojokopek RT 18/RW IV Desa Bendungan Kecamatan Kedawung Sragen itu, menghembuskan nafas terakhir akibat mengalami kecelakaan kerja di perusahaan tekstil tempatnya bekerja.

Sebelumnya, anak pasangan Mujiono (56) dan Suparmi (52) tersebut telah bekerja sebagai TKI di Taiwan sekira 2 tahun lalu.

"Informasi mengenai meninggalnya anak saya diperoleh dari salah satu rekannya yang juga bekerja di Taiwan," kata Mujiono, ayah korban saat ditemui wartawan, Kamis (30/10/2008).

Dari keterangan itu, diketahui bahwa Sigit meninggal dunia murni akibat kecelakaan kerja dan bukan karena sebab lain. Sebelum meninggal, Sigit sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Dari keterangan yang saya peroleh, Sigit meninggal setelah terkena mesin di pabrik tekstil tempatnya bekerja," kata Mujiyono. Sedangkan korban meninggal di rumah sakit Selasa (29/10) malam waktu Taiwan.

Hingga kini, pihak keluarga di Sragen belum mengetahui kapan jenazah Sigit akan tiba di tanah air. "kami belum tahu kapan jenazah anak saya dipulangkan. Katanya sih masih menunggu proses administrasi," terangnya.

Sigit diberangkatkan oleh Perusahaan Jasa Penyalur Tenaga Kerja (PJTKI) yang ada di Jakarta, sekira dua tahun lalu dan sejak itu belum pernah pulang.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pemkab Sragen, Arif Zaenal mengaku, belum mendapatkan informasi mengenai ada TKI asal Sragen yang meninggal dunia di Taiwan.http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=16539


Read More...

30 October 2008

Korban Gusuran Taman BMW Ditolak Masuk Ragunan

29/10/2008 06:13 - Penggusuran
Korban Gusuran Taman BMW Ditolak Masuk Ragunan

Liputan6.com, Jakarta: Sejumlah warga korban gusuran Taman BMW, Jakarta Utara, Selasa (28/10), mencoba mengadukan nasibnya kepada para satwa penghuni Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan. Mereka memilih Ragunan karena para satwa dinilai memiliki nasib lebih baik dari mereka. Namun sayang, pengelola Ragunan tidak mengizinkan mereka berorasi di dalam kebun binatang.

Para korban gusuran ini akhirnya berorasi di halaman parkir Ragunan sambil bertekad suatu hari kembali ke tempat ini untuk menyampaikan aspirasi mereka. Hingga kini, upaya mereka meminta perhatian Wali Kota Jakut, Gubernur DKI Jakarta, dan wakil rakyat tidak membuahkan hasil.(ADO/Satya Pandia)http://www.liputan6.com/news/?id=167328&c_id=6

Read More...

28 October 2008

Pendidikan Nonformal Gratis untuk Anak Putus Sekolah

Senin, 27 Oktober 2008 | 21:48 WIB

JAKARTA, SENIN - Tingginya angka putus sekolah, banyaknya anak jalanan dan anak terlantar di Indonesia membuat banyak pihak prihatin, tak terkecuali Yayasan Pendidikan Indonesia-Amerika (Indonesian-American Education Foundation) di Jakarta atau di singkat Jakarta IAEF. Jakarta IAEF akan membangun gedung dan memberikan pendidikan nonformal gratis buat anak-anak tersebut.

Demikian diungkapkan Ketua Jakarta IAEF Daniel Dhakidae, Ketua Pembina Jakarta IAEF Azyumardi Azra, anggota Pembina IAEF Jakarta Aristides Katoppo, dan President Dallas IAEF Henny Hughes, kepada pers Senin (27/10) di Jakarta. "Idenya membangun suatu yayasan untuk kepentingan pendidikan, terutama untuk anak-anak putus sekolah, anak jalanan dan anak terlantar. Mereka akan ditampung, dididik dan dilatih hingga mampu berdiri sendiri menopang kehidupannya, tanpa mengeluarkan biaya," kata Daniel Dhakidae.

Bagi mereka sudah lulus dan menguasai keterampilan sesuai bidang yang diminatinya, maka mereka akan disalurkan bekerja di luar negeri dengan jejaring yang dibangun, misalnya di Timur Tengah, Malaysia, termasuk Amerika sendiri. Sejumlah duta besar sudah dikontak dan mendukung program ini. Namun, Jakarta IAEF bukanlah lembaga pengerah jasa tenaga kerja yang mendapatkan fee.

Azyumardi Azra mengatakan, yayasan pendidikan ini dibuat sebagai jembatan budaya kedua negara, Indonesia-Amerika. "Yayasan Pendidikan Indonesia Amerika ini lebih dari soal pendidikan, tapi juga pertukaran budaya, sehingga dengan ini mereka bisa mengetahui dan menghayati, dan saling menghargai kebudayaan masing-masing," katanya.

Karena itu, untuk mendukung ini, Aristides Katoppo berharap banyak pihak, apakah pribadi atau perusahaan yang peduli pendidikan anak-anak bangsa yang terlupakan ini, untuk membantu mewujudkan pembangunan gedung Learning Center, tempat mereka membekali diri dengan berbagai keterampilan untuk berkarya.

"Tanggal 11 Desember 2008, akan digelar malam dana bertajuk We are the Forgotten Children of Indonesia di Balai Sarbini. Diharapkan masyarakat mau menyumbang, bersimpati, dan memberikan solidaritas dan kebersamaan," ujarnya.

Henny Hughes menambahkan, gagasan ini berdasarkan investigasi dua tahun lalu. Untuk membawa anak-anak itu kembali belajar, motivasinya harus dari diri mereka sendiri. Keinginan belajar dari mereka itu harus kuat.

Membawa mereka kembali belajar bukanlah hal yang mudah, akan tetapi bukan pula sesuatu yang mustahil karena pengaruh kehidupan liar di luar rumah telah merubah pola pikir mereka. "Untuk itu dibutuhkan metode khusus, praktis dengan bahasa yang sederhana dan berbagai variasi sistem penyampaian, misalnya melibatkan audio-visual agar lebih mudah dipahami, sehingga membuat belajar sebagai bagian dari aktivitas yang menyenangkan dan menjadi suatu kebutuhan," jelasnya.

Menurut Henny, pendidikan nonformal di Learning Center bisa menampung 400 anak. Walaupun yang menjadi target sementara adalah mereka yang putus sekolah dan yang memasuki usia dewasa atau 17 tahun ke atas, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu maka Learning Center juga akan dapat menampung berbagai tingkatan, termasuk anak-anak setingkat SD hingga universitas. Bahkan, akan menjangkau setiap warga yang ingin meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.

Learning Center yang didesain oleh Fakultas Teknik Jurusan Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti, untuk tahap awal selain memiliki fasilitas belajar-mengajar dan training juga memiliki sejumlah fasilitas olahraga. Bangunan tiga lantai seluas lebih kurang 2.000 meter persegi di atas tanah seluas 3.000 meter persegi itu, rencananya akan dilaksanakan pada awal tahun 2009 dan diharapkan akan dapat dioperasikan pada pertengahan tahun 2010.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/27/21480613/pendidikan.nonformal.gratis.untuk.anak.putus.sekolah..


Read More...

Mengintip Akhir Pekan TKW di Singapura

Selasa, 28 Oktober 2008 | 10:05 WIB

Akhir pekan merupakan waktu yang ditunggu-tunggu para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di Singapura. Saat itulah mereka bisa menikmati "kebebasan".

Ada sejumlah tempat yang biasa mereka datangi untuk berkumpul menghabiskan akhir pekan. Salah satunya di City Plaza, Geylang.

Jauh dari keluarga dan tanah kelahiran, tak membuat para TKW kita di Singapura jadi terpasung. Sebagian dari mereka bahkan mengaku lebih kerasan tinggal di negeri itu, salah satunya Larra (23).

Wanita asal Lampung Selatan ini betah karena merasa menemukan kebebasan selama tinggal di Singapura. Selain merasa nyaman karena serba tertib dan aman, katanya, di sini ia bisa pakai baju terbuka di tempat umum. "Di tempat asalku mana bisa? Kebetulan majikanku orang bule, jadi enggak masalah," kata Larra.

Meski suka berpakaian "minim", Larra menegaskan, "Bukan berarti aku dan teman-teman bisa dibayar untuk yang macam-macam lho. Memang, kadang ada orang yang menganggap begitu, tetapi enggak banyak. Makanya kami juga harus tetap hati-hati."

Berhati-hati terhadap kaum lelaki, menurut Larra, harus ekstra dilakukan para TKW yang masih lajang. "Buat yang singgel, harus hati-hati juga memilih pacar. Soalnya, pria yang mendekati kita, belum tentu karena cinta. Cuma mau uang kita saja."

Larra rupanya punya pengalaman pribadi. Ceritanya, dua tahun lalu ia harus rela kehilangan uang yang jumlahnya lumayan banyak. "Biasalah, dimintai uang melulu oleh pacar saya yang asal Malaysia," terang gadis periang ini.

Ditemui di seputar City Plaza, Geylang, Singapura, Larra mengaku kerap menghabiskan waktu liburnya di akhir minggu di kawasan ini. "Aku memang suka kumpul-kumpul di sini dengan teman-teman asal Indonesia."

Meski tempat kerja mereka berjauhan, "Tapi sebisa mungkin tiap akhir pekan kami selalu kumpul di sini. Senang ketemu sesama orang Indonesia. Kami bisa ngobrol-ngobrol dari pagi sampai malam, jalan-jalan, atau makan bersama."

Selain Larra, masih banyak TKW asal Indonesia yang memilih kawasan Geylang sebagai titik berkumpul setiap akhir pekan. Sebut saja Tari, Ine, Anita, dan Ani. Bahkan, khusus Ani (38), sudah delapan tahun menjalani rutinitas berkumpul di Geylang.

"Kalau ketemu teman-teman kan bisa saling curhat. Karena sudah akrab seperti ini, kami saling membantu, misalnya kalau ada keluarga yang sakit di kampung, kadang teman-teman bantu kasih pinjam uang," ujar ibu satu anak asal Semarang ini.

"Nonton" Dangdut

Kumpul bersama diakui para TKW bisa membantu mengobati rasa kangen mereka pada kampung halaman dan keluarga. Ditambah lagi, bisa saling curhat. Para TKW ini biasa saling memberi masukan dan menghibur teman mereka yang mengalami kesusahan.

Ya, meski diwarnai banyak kebahagiaan, kehidupan para pahlawan devisa ini tentu tak luput dari duka. Seperti yang dialami Mili (32). Meski bahagia dengan gaji besar yang diterimanya setiap bulan, 380 dollar Singapura, ibu satu anak ini sebenarnya memendam kekecewaan hidup yang amat dalam.

Seperti pepatah air susu dibalas air tuba, niat baiknya membantu perekonomian keluarga dengan menjadi TKW, ternyata dibalas dengan pengkhianatan sang suami. "Saat itu, tahun 1999, kontrak saya bekerja di Singapura kebetulan sudah habis. Waktu pulang ke kampung, eh ternyata rumah yang saya bangun dengan uang yang saya kumpulkan selama bekerja di Singapura sudah ditempati suami dengan istrinya yang baru," bebernya.

Hati Mili pun langsung pecah berkeping-keping. "Padahal, waktu saya memutuskan jadi TKW itu demi membantu keluarga. Suami saya enggak kerja, sementara anak kami perlu makan dan sekolah. Namun, jadinya malah begini. Ya sudah akhirnya saya minta diceraikan saja," tambah wanita berambut ikal ini.

Lalu, bagaimana dengan nasib rumahnya tersebut? "Sudah saya berikan untuk anak saya yang sekarang sudah kelas II SMP. Saya sendiri masih bisa bekerja. Makanya setelah semua urusan cerai selesai, saya kembali lagi ke Singapura," ungkap wanita asal Cilacap, Jawa Tengah, ini.

Kebetulan pula majikan Mili yang asal Singapura masih memintanya kembali bekerja. "Keluarga majikan saya sangat baik. Selama bekerja dengan dia, beberapa kali saya diajak liburan ke luar negeri. Gini-gini saya sudah pernah beberapa kali ke Hongkong, Australia, dan Filipina lho," akunya seraya tersenyum.

Tiap kali diajak liburan, kata Mili, terbersit rasa sedih di hatinya. "Ingat anak saya satu-satunya di kampung. Kasihan dia, enggak bisa ikut merasakan kebahagiaan yang saya alami," sambung Mili yang berbincang dengan NOVA di dalam bus kota menuju Fort Canning, Cox Terrace, Singapura.

Kebetulan, Minggu (19/10) siang itu sebuah operator telekomunikasi asal Singapura mengadakan panggung hiburan di Fort Canning atau Taman Benteng yang dibangun sekitar tahun 1859. "Saya iseng saja, ingin senang-senang nonton dangdut. Kan artisnya dari Indonesia," ujar Mili.

Sekitar 30 menit perjalanan dengan bus, Mili pun tiba di lokasi tujuan. Di gerbang masuk benteng yang berwarna putih itu, terlihat beberapa rekan Mili sudah menunggunya. Begitu bertemu, kontan mereka bertukar cerita satu sama lain. "Saya senang kalau bisa bertemu teman-teman seperti ini. Selain saling curhat, yang pasti adalah karena kami bisa ngobrol menggunakan bahasa Jawa. Ngomong Jawa sampai puas," katanya seraya terbahak.


Edwin F. Yusman
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/28/10054970/mengintip.akhir.pekan.tkw.di.singapura

Read More...

TKW Asal Lombok Hilang Kontak dengan Orangtuanya

Senin, 27 Oktober 2008 | 19:14 WIB



MATARAM, KOMPAS- Fauziah (17), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, kehilangan kontak dengan keluarganya. Orangtuanya, Genam-Sinam, orang tuanya berkali-kali mendapat telepon dari Fauziah yang mengaku acapkali dianiaya oleh majikannya di Yordania.

"Kami serius menangani kasus ini, bahkan besok (hari Selasa) saya akan langsung ke Menteri Luar Negeri di Jakarta, minta bantuan Kedutaan Besar Indonesia di Yordania untuk mencari keberadaan dan nasib Fauziah saat ini," ujar Agus Patria, Kepala Dinas Tenaga Kerja NTB, hari Selasa (27/10) sore di Mataram.

Menurut Saleh, dari Koslata, lembaga swadaya yang melakukan advokasi pada buruh migran, Fauziah, asal Dusun Gerupuk, Desa Sengkol, Lombok Tengah itu, berangkat dari Mataram ke Jakarta Februari 2008 bersama empat orang perempuan asal kampung yang sama.

Mereka ditemani Saodah, lelaki yang ditugaskan merekrut calon TKI oleh PT Bantal Perkasa Sejahtera Jakarta.

Setelah ditampung 25 hari di Jakarta, Fauziah yang putus sekolah kelas IV SD berangkat ke Yordania Maret 2008, dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada majikannya bernama Atirah.

Fauziah untuk pertama kali menelpon orang tuanya pada bulan Juli. Saat itu pula anak keluarga buruh tani itu mengaku disiksa dan dipukul dengan sapu, sandal dan kayu oleh majikannya, rambutnya dipotong dan tidak diberi makan secara wajar, malah Fauziah disuruh makan sisa-sisa makanan.  

Kontak terakhir Fauziah dengan keluarganya 15 September lalu, dan ia mengadukan perlakuan yang sama terhadap dirinya dari sang majikan. Setelah itu komunikasi Fauziah dengan kera batanya terputus hingga sekarang. Orang tuanya ingin agar Fauziah pulang ke Lombok.

Dari informasi yang diperoleh Agus Patria, PT Bantal Sejahtera tidak pernah memberangkatkan Fauziah ke Yordania. Sedangkan Saodah mengaku Fauziah dikirim ke Yordania lewat calo.

Selain demi kemanusiaan, kasus Fauziah sudah menjadi perhatian publik. Kami minta bantuan Departemen Luar Negeri melalui Kedutaan Besar kita di Yordania untuk mendapatkan informasi keberadaan Fauziah," kata Agus Patria.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/27/19140841/tkw.asal.lombok.hilang.kontak.dengan.orangtuanya


Read More...

Puluhan Calon TKI Tanpa Dokumen Ditangkap

28/10/2008 10:09 - TKI
Puluhan Calon TKI Tanpa Dokumen Ditangkap

Liputan6.com, Tanjung Pinang: Sebanyak 48 calon tenaga kerja Indonesia (TKI) ditangkap Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KP3) Tanjung Pinang di Sri Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (28/10). TKI asal Jawa Tengah dan Jawa timur tersebut tak memiliki kelengkapan dokumen saat hendak berangkat ke Malaysia.

Agen penyalur para TKI tersebut pun tak terdaftar secara resmi. Polisi lalu menangkap dua pengurus yang menyertai para TKI dan menyita seluruh paspor yang dibawa.

Sementara calon TKI mengatakan telah tertipu karena tak diberitahu prosedur resmi keberangkatan mereka. Padahal para calon TKI itu sudah membayar empat juta rupiah per orang. Usai diperiksa, puluhan TKI tersebut diserahkan kepada Dinas Sosial untuk dipulangkan ke daerah masing-masing.(IKA/Humala Nasution)
http://www.liputan6.com/news/?id=167283&c_id=3

Read More...

27 October 2008

Unicef Dukung Pemberantasan Gizi Buruk Dipantai Barat Aceh

Unicef Dukung Pemberantasan Gizi Buruk Dipantai Barat Aceh

26 Oktober 2008 | 12:05 WIB


Banda Aceh ( Berita ) :  Badan PBB yang mengadvokasi dan melindungi hak anak (Unicef) mendukung pemberantasan gizi buruk di pantai barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) melalui program penanganan gizi buruk akut berbasis masyarakat atau Community based Therapeutics Care (CTC).

"Dengan program penanganan gizi buruk berbasis masyarakat atau CTC ini , maka diharapkan penanganan sebagian besar anak balita gizi buruk dilakukan di rumah," kata Project Officer Kesehatan Unicef Meulaboh, Sugiarto Hiu di Meulaboh, Jumat [24/10] .

Program yang dijalankan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Subulussalam dan Aceh Barat Daya pada Juli-September 2008 secara umum bertujuan untuk melakukan penjaringan massal terhadap seluruh balita ditiga Kabupaten tersebut dalam rangka mengidentifikasi, menangani, dan merujuk kasus gizi buruk akut dengan menggunakan metode berbasis masyarakat.

"Sehingga masyarakat tidak perlu datang ke rumah sakit atau pusat pengobatan anak balita gizi buruk kecuali kasus anak balita gizi buruk dengan komplikasi," tambahnya.

Secara khusus program ini bertujuan agar staf Dinas Kesehatan, puskesmas dan semua pihak yang terkait menjadi tahu dan sadar akan pentingnya identifikasi, penjaringan dan penanganan gizi buruk akut menggunakan pendekatan CTC.

Program ini juga bertujuan meningkatkan kemampuan staf kesehatan dan kader dalam mengidentifikasikan, menjaring, merujuk dan memantau balita gizi buruk akut serta meningkatkan kemampuan mereka dalam mengumpulkan dan mengolah data penilaian gizi.

Selain itu, dengan program ini diharapkan kader dan pekerja kesehatan mengetahui dan menggunakan pita LILA sebagai patokan pelacakan status gizi.

Kegiatan penanganan gizi buruk berbasis masyarakat meliputi pertemuan penyegaran program CTC dilanjutkan dengan penjaringan balita gizi buruk diikuti penanganan kasus serta pemantauan dan supervisi ke lapangan melalui Puskesmas yang dilakukan oleh Tenaga Pelaksana Gizi atau TPG dan melalui Posyandu yang dilaksanakan oleh kader posyandu.

  Hasil penjaringan gizi buruk akut di 163 posyandu di Kabupaten Aceh Singkil, 84 posyandu di Subulussalam serta  di 132 posyandu di Aceh Barat Daya, ditemukan 10 kasus gizi buruk akut berat, dan 262 kasus gizi buruk akut moderat ditemukan dari sejumlah 10,475 anak balita yang dijaring di Aceh Singkil.

Sementara di Subulussalam terdapat 19 kasus gizi buruk akut berat dan 242 kasus gizi buruk akut moderat dari sejumlah 6,715 anak balita yang dijaring.

Sedangkan di Aceh Barat Daya ditemukan enam kasus gizi buruk akut berat dan  271 kasus gizi buruk akut moderat dari sejumlah  9,524 anak balita yang dijaring. ( ant )http://beritasore.com/2008/10/26/unicef-dukung-pemberantasan-gizi-buruk-dipantai-barat-aceh/


Read More...

TKW Asal NTB Hilang di Jordania

Sabtu, 25 Oktober 2008 | 17:31 WIB

MATARAM,SABTU-Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Faizah(18) yang bekerja di Jordania sejak tahun 2005 diduga hilang di negara itu setelah dua tahun terakhir ini hilang kontak dengan sanak keluarganya.

"Kami sudah berupaya meminta bantuan Perwakilan RI di Jordania untuk mencari TKW asal NTB yang diduga hilang oleh sanak keluarganya itu," Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi NTB, Muhammad Agus Patria, saat berdialog dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal NTB, di Mataram, Sabtu (25/10). Muhammad Agus mengatakan, pada Kamis (23/10) lalu, sanak keluarga Faizah yang didampingi oleh pegiat LSM Koslata melaporkan bahwa TKW asal NTB yang diberangkatkan secara resmi oleh PT Bantal Perkasa Sejahtera sejak tahun 2005, tidak lagi diketahui keberadaannya.

Sejak dua tahun terakhir ini, Faizah tidak lagi menghubungi sanak keluarganya dan juga tidak bisa dihubungi sehingga mencemaskan dan memunculkan dugaan hilang.

Karena itu, pihaknya berupaya menjalin koordinasi dengan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) NTB dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) di Jakarta untuk menyikapi permasalahan tersebut.

Upaya koordinasi juga dilakukan dengan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) PT Bantal Perkasa Sejahtera yang berbasis di Jakarta selaku pihak yang memberangkatkan TKW asal NTB itu.       

"Kami juga sangat mengharapkan dukungan anggota DPD dalam membantu memperjelas keberadaan TKW asal NTB itu. Dugaan hilang harus diperjelas agar sanak keluarganya tidak dilanda kecemasan berkepanjangan," ujar Patria.

Dia mengaku, telah menyarankan sanak keluarga Faizah juga melaporkan dugaan orang hilang itu kepada aparat kepolisian Polda NTB untuk ditindaklanjuti sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Menyikapi hal itu, anggota DPD asal NTB, H. Harun Al Rasyid, meminta Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB itu agar segera menyampaikan laporan tertulis agar dapat ditindaklanjuti melalui jalur koordinasi DPD.

"Tolong buat laporan tertulis berisi data dan catatan lengkap disertai dokumen pemberangkatan TKW itu agar kami tindaklanjuti di Jakarta," ujar Rasyid.

Janji untuk menindaklanjuti laporan TKW hilang di luar negeri itu juga diungkapkan anggora DPD asal NTB lainya yakni H. Syahdan Ilyas, H. Lalu Yusuf dan H.I.Abdul Muhyi Abidin.

Sementara itu, anggota DPR dari Komisi V, H. Edy Wahyudin, yang mengisi posisi KH.M. Zainul Majdi di DPR dari Partai Bulan Bintang (PBB) karena menjadi Gubernur NTB, juga berjanji akan menyikapi dugaan orang hilang itu melalui jalur DPR.


http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/25/17310435/tkw.asal.ntb.hilang.di.jordania

Read More...

150 Ribu Paspor untuk TKI Ilegal di Malaysia

Seorang tenaga kerja yang baru pulang dari Malaysia memegang paspornya sebelum diperiksa petugas imigrasi di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Jumat, 24 Oktober 2008 | 17:11 WIB

JAKARTA, JUMAT - Pemerintah Indonesia menyiapkan 150 ribu paspor bagi para Tenaga Kerja Indonesia ilegal di Sabah, Malaysia. Menurut keterangan dari Jurubicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta, Jumat (24/10), 150 ribu paspor itu diberikan kepada para TKI yang didaftarkan oleh para majikan mereka.
    
Upaya tersebut dilakukan oleh pemerintah RI melalui perwakilannya di Malaysia dengan tujuan agar status para WNI tersebut menjadi legal dan sah. "Sebagai tahap awal 150 ribu paspor telah disiapkan, tetapi telah diantisipasi jika dibutuhkan lebih maka telah dipersiapkan," katanya.   
Faiza menjelaskan bahwa para TKI ilegal yang akan diputihkan statusnya menjadi legal adalah para TKI yang didaftarkan oleh majikannya, sedangkan para TKI yang tidak didaftarkan oleh sang majikan akan tetap dipulangkan sesuai dengan tenggat waktu yaitu Januari 2009.
    
Kebijakan itu diambil karena ternyata para majikan di Malaysia masih membutuhkan tenaga dari para pekerjanya.    

Sementara itu, pekan lalu Dubes RI untuk Malaysia, Dai Bachtiar mengakui, jika terlalu banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal, khususnya di bidang konstruksi, di Malaysia setelah melihat sendiri dan menemui para TKI di bedeng-bedeng (kongsi) yang sedang menggarap proyek konstruksi.
    
"Saya dengar ada sekitar 20.000 TKI di Puchong dan sekitar 15.000 di antaranya merupakan TKI ilegal. Hanya 5.000 yang legal. Begitu juga di Setia Alam. Saya melihat dan mendengar begitu banyak TKI ilegal dalam proyek pembangunan di sana," kata Dai.
    
Ia pun kemudian menjelaskan kasus serupa di Sabah, "Di Sabah, ada sekitar 200.000 TKI dan sekitar 100.000 TKI yang bekerja di sana tidak punya izin kerja. Tetapi majikannya jelas ada karena mereka bekerja di perkebunan. Jika majikannya jelas dan ada maka kami bisa bantu dengan menyadarkan majikan untuk mengurus izin kerjanya dan melakukan pemutihan dengan bantuan imigrasi Malaysia," katanya.
    
Tetapi di sektor konstruksi, banyak TKI ilegal yang bekerja tidak mempunyai majikan yang jelas sehingga sulit untuk memberikan bantuan bagaimana melegalkan mereka jika majikannya tidak jelas.
    
Sistem rekrutmen TKI di sektor konstruksi biasanya dilakukan dengan cara tidak langsung dan pihak pengembang menyerahkan sepenuhnya pada mandor, orang Indonesia, untuk merekrut tenaga kerja konstruksi sesuai kebutuhan tanpa harus menguruskan izin kerjanya.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/24/17110118/150.ribu.paspor.untuk.tki.ilegal.di.malaysia


Read More...

Imigrasi Malaysia Tahan 84 TKI

25/10/08 14:45

Imigrasi Malaysia Tahan 84 TKI


Kuala Lumpur (ANTARA News) - Imigrasi Malaysia menahan 84 TKI yang tidak memiliki ijin kerja dan tinggal sah di Malaysia dalam hasil operasi pada lima blok apartemen di Puchong, Selangor.

"Kami melakukan operasi pada Kamis malam (23-24 Oktober 2008) mulai jam 12 malam hingga jam 6 pagi dengan kekuatan 36 orang, dan berhasil menangkap 84 TKI tanpa ijin sah di Malaysia," kata Direktur Penegakan Hukum Imigrasi Malaysia, Ishak Mohamad, di Putrajaya, Sabtu.

Kini ke-84 TKI itu berada dalam tahanan imigrasi Malaysia di Putrajaya. Dari 84 tahanan, 40 merupakan tahanan wanita dan 44 merupakan tahanan laki-laki. Lucunya, ada seorang ibu hamil mengaku sedang mengandung 10 bulan.

"Berdasarkan keterangan mereka, ada seorang ustadz bernama Haji Saiful yang mengatur kedatangan mereka ke Malaysia dan juga mengatur tempat tinggal mereka. Dialah tauke-nya. Sayang kami belum berhasil menangkapnya. Lagi pula, mereka juga tidak bersedia bercerita banyak mengenai Haji Saiful ini," kata Dato Sako, panggilan akrab Ishak Mohamad.

Berdasarkan paspor mereka, ada stempel imigrasi Setulang Laut dan Tanjung Pengelih palsu pada paspor mereka. Diduga pemalsuan paspor itu dilakukan oleh Haji Saiful ini, kata Dato Sako. (*)http://www.antara.co.id/arc/2008/10/25/imigrasi-malaysia-tahan-84-tki/

Read More...

Uang Remiten TKI Sumut Rp 905 Juta Selama Lebaran

Uang Remiten TKI Sumut Rp 905 Juta Selama Lebaran

Posted in Medan Kita by Redaksi on Oktober 26th, 2008

Medan (SIB)
Selama Lebaran 2008 Sumatera Utara mendapatkan pemasukan uang sebesar Rp905,268 juta yang merupakan pengiriman gaji (remiten) tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri.
Jumlah uang itu merupakan remiten TKI asal Sumut di Malaysia yang berjumlah 8.967 orang selama tahun 2008, kata Kepala Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Sumut, Drs H Sumadi, di Medan, Jumat.
Menurut dia, pengiriman uang remiten biasa dilakukan TKI untuk keluarganya di daerah asal, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.
Para TKI itu ada yang mengirimkan uang remiten dengan menggunakan jasa bank, jasa biro pengiriman dari luar negeri atau melalui "money changer".
Jumlah uang remiten selama lebaran tahun 2008 sebesar Rp905,268 juta tersebut di luar jumlah devisa berupa penerima negara bukan pajak (PNBP).
Khusus PNBP dari pemberangkatan TKI Sumut Januari hingga September 2008 jumlahnya Rp1,451 miliar, katanya. (Ant/d)

http://hariansib.com/2008/10/26/uang-remiten-tki-sumut-rp-905-juta-selama-lebaran-2008/


Read More...

Imigrasi Malaysia Tahan 84 TKI

Imigrasi Malaysia Tahan 84 TKI

26 Oktober 2008 | 12:08 WIB

Imigrasi Malaysia Tahan 84 TKI


Kuala Lumpur ( Berita ) :  Imigrasi Malaysia menahan 84 TKI yang tidak punya ijin kerja dan tinggal sah di Malaysia,  hasil operasi di lima blok apartemen, Puchong, Selangor.

"Kami melakukan operasi pada Kamis malam (23-24 Oktober 2008) mulai jam 12 malam hingga jam 6 pagi dengan kekuatan 36 orang maka tertangkaplah 84 TKI tanpa ijin sah di Malaysia," kata Direktur Penegakan Hukum Imigrasi Malaysia Ishak Mohamad, di Putrajaya, Sabtu [25/10] .

Kini ke 84 TKI itu berada dalam tahanan imigrasi Malaysia di Putrajaya. Dari 84 tahanan, 40 merupakan tahanan wanita dan 44 merupakan tahanan laki-laki. Juga ada seorang ibu hamil mengaku sedang mengandung 10 bulan. "Berdasarkan keterangan mereka, ada seorang  ustad bernama Haji Saiful yang mengatur kedatangan mereka ke Malaysia dan juga mengatur tempat tinggal mereka. Dialah tauke nya. Sayang kami belum berhasil menangkapnya. Lagi pula, mereka juga tidak mau bersedia cerita banyak mengenai Haji Saiful ini," kata Dato Sako, panggilan akrab Ishak Mohamad.

 Berdasarkan paspor mereka, ada stempel imigrasi Setulang Laut dan Tanjung Pengelih palsu di dalam paspor mereka. Diduga pemalsuan paspor itu dilakukan oleh Haji Saiful ini, kata Dato Sako. ( ant )

 http://beritasore.com/2008/10/26/imigrasi-malaysia-tahan-84-tki/


Read More...

24 October 2008

Kawasan Pasar Burung Jatinegara Terbakar

23/10/2008 12:56 - Kebakaran
Kawasan Pasar Burung Jatinegara Terbakar

Liputan6.com, Jakarta: Kawasan Pasar Burung, Jatinegara, Jakarta Timur, terbakar, Kamis (23/10). Api makin membesar dan terus merembet ke sejumlah rumah di Jalan Kemuning. Sekitar 50 rumah hangus terbakar mengakibatkan lebih dari 300 jiwa kehilangan tempat tinggal. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Petugas yang menurunkan sekitar 12 unit mobil pemadam kesulitan karena lokasi berada di gang sempit. Terlebih lagi kawasan padat penduduk ini banyak yang terbuat dari kayu dan bahan-bahan mudah terbakar. Kebakaran juga menghambat perjalanan kereta api karena lokasi berada di pinggir rel KA Jatinegara. Penyebab kebakaran diduga berasal dari ledakan kompor gas di rumah warga. Sejumlah saksi tengah dimintai keterangan polisi.

Sementara itu, hingga pukul 11.00 WIB, kebakaran di sekitar Pasar Madiun, Jawa Timur, masih belum dapat diatasi. Akibat kebakaran, ruas jalan di sekitar Pasar Madiun ditutup. Kepolisian Resor Madiun hingga kini belum mengetahui asap api. Namun saksi mata menyebutkan berasal dari sebelah barat pasar [baca: Kebakaran Pasar Madiun Belum Bisa Dipadamkan].(YNI/Tim Liputan 6 SCTV)http://www.liputan6.com/news/?id=167046&c_id=6


Read More...

Warga Jatinegara Persoalkan Penyebab Kebakaran

24/10/2008 07:15 - Kebakaran
Warga Jatinegara Persoalkan Penyebab Kebakaran

Liputan6.com, Jakarta: Sejumlah warga Jalan Kemuning, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, kini hanya bisa pasrah setelah rumah mereka hangus terbakar, Kamis (23/10) pagi. Bahkan, sebagian di antaranya ada yang masih berusaha mencari harta benda di puing-puing reruntuhan kebakaran.

Tak hanya itu, warga juga masih mempersoalkan penyebab musibah yang meludeskan 50 bangunan semi permanen. Sebanyak 200 jiwa terpaksa mengungsi akibat musibah itu. Hingga kini, warga melarang pemulung atau orang tak dikenal masuk ke wilayah mereka [baca: Kawasan Pasar Burung Jatinegara Terbakar].(IKA/Tri Wibowo)http://www.liputan6.com/news/?id=167095&c_id=6

Read More...

Pedagang Pasar Besar Gelar Dagangan di Pinggir Jalan

24/10/2008 10:04 - Kebakaran
Pedagang Pasar Besar Gelar Dagangan di Pinggir Jalan

Liputan6.com, Madiun: Ratusan pedagang Pasar Besar Madiun, Jawa Timur, Jumat (24/10) pagi, sudah kembali berjualan meski harus menggelar dagangannya di pinggir jalan. Mereka tetap berjualan sambil menunggu keputusan Pemerintah Kota Madiun soal relokasi pasar setelah kebakaran kemarin.

Banyaknya pedagang yang membuka lapak di pinggir jalan berakibat tersendatnya arus lalu lintas di sekitar pasar. Sejak ditutup usai kebakaran hebat kemarin, polisi masih berjaga-jaga karena asap tebal masih tampak mengepul di lokasi bekas kebakaran. Bahkan di beberapa tempat, api sisa kebakaran masih menyala [baca: Kawasan Pasar Burung Jatinegara Terbakar].(YNI/Dirgo Suyono)http://www.liputan6.com/news/?id=167098&c_id=7

Read More...

511.500 Balita di Jatim kurang Gizi

Aldino (1), anak balita asal Kabupaten Muara Enim, dibelai ibunya, Jamilah (48), di ruang perawatan RS Muhammad Hoesin Palembang, Selasa (25/3). Menurut ibunya, kesehatan Aldino belum membaik karena sudah sepuluh hari Aldino belum mau makan nasi dan hanya minum obat.
Kamis, 23 Oktober 2008 | 18:43 WIB

SURABAYA, KAMIS - Dari total 3,1 juta balita di Jawa Timur, sekitar 16,5 persen atau 511.500 jiwa di antaranya menderita gizi kurang. Rendahnya kesadaran orang tua untuk memberikan asupan terbaik kepada anak merupakan penyebab utama.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Iwan M Moeljono, Rabu (22/10) di Surabaya mengatakan, kurangnya asupan makan bergizi pada anak berkaitan erat dengan pola asuh, daya beli, dan penyakit yang diderita anak. "Pemberantasan masalah gizi buruk tidak sekedar berhenti pada pemberian makanan tambahan tetapi juga pembinaan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi," ujarnya.

Menurut Iwan, pemulihan kesehatan pada anak yang mengalami kekurangan gizi membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Namun demikian, jika orang tua tidak merubah pola asuh, maka setelah tiga bulan anak akan jatuh lagi pada kasus yang sama.

Pendampingan untuk sementara waktu memang bisa diberikan petugas kesehatan. "Tetapi setelah itu orang tualah yang harus melanjutkan," kata Iwan.

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jatim Andriyanto mengatakan, pemulihan gizi buruk melalui pemberian makanan tambahan harus dilakukan secara serentak dengan penyuluhan tentang gizi kepada orang tua. Dengan demikian, kandungan gizi anak bertambah bersamaan dengan pola perilaku pendampingan baru dari orang tua.

Pemberian makanan berkualitas harus dimulai sejak anak berada dalam kandungan karena 80 persen pembentukan otak anak terjadi dalam kandungan. Sementara itu, 20 persen perkembangan berikutnya terjadi saat anak lahir hingga usia dua tahun.

Banyak masyarakat yang belum tahu kalau usia bayi di bawah enam bulan membutuhkan air susu ibu eksklusif. Setelah usia enam bulan hingga dua tahun baru anak dapat diberi makanan tambahan. Pemahaman dasar ini penting karena sangat berpengaruh terhadap masa depan anak, tegas Andriyanto.

Menurut Andriyanto, ketercukupan konsumsi makanan yang berkualitas pada anak sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Anak-anak yang menderita gizi buruk otomatis kecerdasannya rendah dan sulit dipulihkan. Jika dibiarkan, 20 tahun ke depan akan muncul satu rantai generasi yang hilang, ujarnya.

Ibu dan anak

Dalam rangka mengurangi tingkat kekurangan gizi pada anak balita, Persatuan Bangsa-Ban gsa (PBB) melalui World Food Programme Surabaya memberikan bantuan makanan dan fasilitas kesehatan di beberapa daerah di Jawa Timur, yaitu Sampang, Probolinggo, Surabaya, dan Gresik. Pendampingan ini difokuskan pada kesehatan ibu dan anak.

"Kami memberikan bantuan makanan gizi tambahan berupa biskuit Rp 250.000 per tahun untuk ibu-ibu dan anak-anak. Pemberian makanan ini dipusatkan pada beberapa daerah tersebut yang memiliki tingkat gizi buruk tinggi," kata Direktur World Food Programme Indonesia Angela Van Rynbach.

Aloysius Budi Kurniawan

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/23/18432068/511.500.balita.di.jatim.kurang.gizi.


Read More...

Ratusan TKI Asal Jateng Dideportasi

23/10/08 13:46

Ratusan TKI Asal Jateng Dideportasi


Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Daerah Jawa Tengah menyatakan, selama 2008, ebanyak 692 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Tengah dipulangkan (dideportasi) dari negara tujuan mereka bekerja karena melanggar berbagai ketentuan administrasi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jateng, Siswo Laksono, di Semarang, Kamis, mencontohkan, TKI yang berganti majikan tanpa disertai pemberitahuan dan surat-surat resmi adalah mereka yang termasuk dideportasi.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jateng telah menerima 58 laporan tentang kasus yang menimpa para TKI asal Jateng di luar negeri, mulai dari kasus pidana, kekerasan saat bekerja hingga kasus tewasnya TKI.

"Kami telah berupaya untuk memfasilitasi penyelesaian berbagai kasus yang dihadapi para TKI ini, bekerja sama dengan KBRI di berbagai negara tujuan kerja serta BNP2TKI," katanya.

Tetapi, hingga saat ini belum satu pun perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang dikenai sanksi karena ulah para TKI itu.

"Para TKI yang terkena masalah ini biasanya merupakan tenaga kerja ilegal. Mereka tidak disalurkan oleh PJTKI," katanya. (*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/10/23/ratusan-tki-asal-jateng-dideportasi/

Read More...

23 October 2008

Dua Balita Gizi Buruk Meninggal Dunia

23/10/08 00:54

Dua Balita Gizi Buruk Meninggal Dunia


Gorontalo (ANTARA News) - Hanya berselang satu hari, dua anak usia bawah lima tahun (balita) bergizi buruk di Kota Gorontalo meninggal dunia akibat tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai.

Peristiwa itu terjadi sekaligus pada dua keluarga yang tinggal di wilayah yang sama, yakni Kelurahan Molosifat U, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo.

Sebelumnya, pada Minggu malam (19/10), seorang balita bernama Farrel Variasi (1,7), meninggal dunia setelah satu bulan lamanya mengalami penyusutan berat badan yang cukup drastis.

Anak ketiga dari pasangan Rustam Variasi (36) dan Salma Abbas (26) itu, hanya dirawat seadanya di rumah mereka karena alasan keterbatasan ekonomi keluarga.

"Kami terpaksa merawatnya di rumah, karena sama sekali tidak punya kartu jaminan kesehatan masyarakat miskin, yang katanya bisa meringankan biaya pengobatan di rumah sakit," Ujar Rustam, yang sehari-hari mengandalkan penghidupan keluarganya, dengan menjadi pengemudi becak motor itu.

Keesokan harinya, pada Senin (20/10), di kelurahan yang sama, kembali terjadi peristiwa serupa, kali ini menimpa seorang balita bernama Muhammad Glenn Arifiansah Muharram (1,6), putra kedua dari pasangan Ryan Muharram (26) dan Erwina Biludi (24).

Walau sebelumnya sempat dirawat rumah sakit Aloei Saboe selama kurang lebih satu minggu, Glen yang menyusut badannya karena menderita disentri itu, terpaksa harus dipulangkan ke rumahnya, karena pihak keluarga tidak mampu menanggung biaya rumah sakit dirawat lebih lama.

Terkait dengan hal itu, pihak Puskesmas Kota Utara, yang membawahi pelayanan kesehatan warga setempat, membantah bahwa pihaknya "tidak peduli" dengan peristiwa tersebut.

"Kami sama sekali tidak tahu menahu, jika ada balita yang mengalami gizi buruk di wilayah ini," kata Koordinator Gizi Puskesmas Kota Utara, Mien Laksmi Manoppo.

Menurutnya, hal itu, bisa saja terjadi, pihak keluarga enggan dan malu memeriksakan anaknya yang mengalami kurang gizi, tanpa sadar bahwa hal itu bisa berakibat fatal.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/10/23/dua-balita-gizi-buruk-meninggal-dunia/

Read More...

Belasan Kios di Jalan Kramat Dibongkar

23/10/2008 06:00 - Penertiban
Belasan Kios di Jalan Kramat Dibongkar

Liputan6.com, Jakarta: Belasan kios di Jalan Kramat VII, Jakarta Pusat, Rabu (23/10) ditertibkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja dengan menggunakan alat berat. Penggusuran berjalan tertib dan tanpa perlawanan dari pemilik kios. Sebagian kios bahkan sudah kosong ditinggalkan pemiliknya. Mereka sebelumnya memang sudah diberitahu tentang rencana pembongkaran.

Pemkot Jakpus menilai keberadaan kios yang telah berdiri 10 tahun ini melanggar izin tata kota. Keberadaan bangunan kios permanen juga dianggap menyumbat saluran air warga.

Sementara itu, buruknya koordinasi antara pemkot dengan warga menyebabkan kerusakan sejumlah kendaraan akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat berlangsungnya pembongkaran. Pemkot Jakpus bertekad akan terus membongkar bangunan yang dinilai melanggar aturan.(ADO/Arofah Supandi)
http://www.liputan6.com/news/?id=167037&c_id=6

Read More...

22 October 2008

Calon TKI Ditelantarkan Setelah Setor Rp 4,5 Juta

Senin, 20 Oktober 2008 | 19:06 WIB



MADIUN, SENIN — Winanto (24), warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang dijanjikan untuk bekerja di Malaysia dan telah menyetor uang sebesar Rp 4,5 juta justru ditelantarkan. Dia kemudian melaporkan peristiwa ini ke Kepolisian Wilayah Madiun, Senin (20/10).

Peristiwa ini bermula dari keinginan Winanto bekerja di Malaysia pada Mei. Keinginannya ini setelah melihat tetangganya yang bekerja di Malaysia dengan bantuan seorang calo berinisial M (38), warga Desa Blemben, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo.

Melalui M pulalah Winanto meminta bantuan agar dia bisa bekerja di Malaysia. Kemudian M meminta uang sebesar Rp 4,5 juta untuk mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan supaya Winanto bisa bekerja di sana. Saat itu Winanto dijanjikan naik pesawat terbang.

Selang satu bulan, Winanto berangkat. Namun, tidak menggunakan pesawat terbang sesuai janji semula, Winanto justru naik bus. Selain Winanto, ada lima calon TKI lainnya asal Ponorogo yang juga menggunakan jasa M.

Selanjutnya, Winanto dan lima calon TKI lainnya ditempatkan di sebuah ruko di Dumai, Kepulauan Riau. Di sana mereka ditelantarkan, tanpa ada kejelasan kapan akan berangkat ke Malaysia.

Selang dua minggu di sana, para calon TKI dimintai uang sebesar Rp 2 juta oleh seorang calo lain berinisial I.. I mengaku tidak menerima uang dari M sehingga harus meminta uang kepadanya. Uang itu akan digunakan membeli tiket kapal laut yang akan membawa ke Malaysia.

Tiga dari enam calon TKI meminta bantuan keluarga untuk bisa membayar Rp 2 juta, dua lagi membatalkan keberangkatannya karena dokumen paspornya hilang, sedangkan Winanto yang tidak lagi memiliki uang, menghubungi keluarganya di Pekanbaru dan meminta bantuan untuk memulangkannya kembali ke Madiun.

Pertengahan Agustus, Winanto kembali ke Madiun dan mencari M, menuntut uang Rp 4,5 juta yang telah diberikannya ke M.. M yang berhasil ditemui Winanto berjanji akan mengembalikannya setelah Lebaran. Namun, ditunggu setelah Lebaran, uang itu tidak kunjung diberikan M.  

"Oleh karena itu, saya laporkan apa yang menimpa saya ini ke Polwil Madiun," ujar Winanto, Senin. Sementara itu, pihak Kepolisian Wilayah Madiun menyatakan akan menyelidiki laporan Winanto ini.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/20/19061962/calon.tki.ditelantarkan.setelah.setor.rp.4.5.juta..


Read More...

Keluarga TKI Tenggelam di Malaysia Terima Santunan

20/10/2008 23:09 wib - Daerah Aktual
Keluarga TKI Tenggelam di Malaysia Terima Santunan

Salatiga, CyberNews. Keluarga ahli waris Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Kartika Sari (20), yang meninggal di Malaysia dalam musibah tenggelamnya kapal tongkang dalam perjalanan pulang ke Tanah Air, menerima asuransi Rp 45 juta.

Santunan asuransi diterima orang tua Kartika, yakni Juwanto (49) dan Sukini (49) di rumahnya RT 2 RW 2 Dukuh/Kelurahan Kalibening Kecamatan Tingkir Salatiga, Minggu (19/10) siang.

Penyerahan dilakukan oleh Kasubdit Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNPTKI) Kombes Polisi Yunarlim Munir disaksikan Kepala Dinas Tenaga Kerja Salatiga Drs Amien Singgih, dan perwakilan Konsorsium Asuransi TKI.

Yunarlim mengatakan, Kartika berhak mendapat asuransi karena selama ini ikut jaminan itu. ''Sejumlah TKI lainnya asal Indonesia tidak mengikuti asuransi itu,'' kata Yunarlim.

Dijelaskannya, keterlambatan pembayaran asuransi kepada orang tua Kartika, karena ada sedikit permasalahan dalam prosesnya. Sebab, awalnya Kartika ketika diberangkatkan ke Malaysia legal atau resmi dan tercatat di sebuah tempat usaha. Tetapi meninggalkan pekerjaannya dan pulang tanpa sepengetahuan majikannya. ''Jadi berangkatnya resmi tetapi saat pulang tidak,'' ujarnya.

Zaki Prawira dari PT Jasa Advisindo Sejahtera sebagai konsorsium asuransi TKI menerangkan, uang Rp 45 juta tersebut terbagi atas Rp 40 juta asuransi dan Rp 5 juta biaya pemakaman almarhum. Dijelaskannya tidak semua TKI dijamin asuransi, bila tidak terdaftar dan mengikutinya.

Sementara itu Kadinsnaker Drs Amien Singgih menerangkan, agar kasus Kartika tidak terulang kembali, maka semua TKI yang berasal dari Salatiga atau daerah lainnya harus tercatat di Kantor Disnaker setempat. Sebab, meski sudah dinyatakan sebagai TKI dan masuk lewat Medan Sumatera Utara, tidak tercatat sebagai TKI asal Salatiga.

''Maksudnya semua TKI harus tercatat di Disnaker wilayah setempat, apabila terjadi kasus seperti yang dialami Kartika, maka bisa secepatnya diketahui identitas korban dan data kependudukannya. Itu juga berkaitan dengan pemberian santunan dan lainnya,'' terang Amien Singgih.

Sebagaimana diketahui, Kartika merupajkan TKI korban tenggelamnya kapal tongkang terjadi di Selat Malaka saat perjalanan dari Port Klang Selangor Malaysia ke Tanjung Balai, Karimun Riau. Sejumlah TKI termasuk Kartika meninggal dan diketahui belum genap bekerja selama 2 tahun.

Dia diberangkatkan ke Malaysia melalui Medan oleh (PJTKI) PT Hamparan Karya Insani milik Oka Helen Zuanda R yang berada di Jalan Tritissari, Klumpit Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir Salatiga. Kartika bisa ke Malaysia setelah dimasukkan PT Sere Multi Pertiwi Medan.

(Surya Yuli /CN09)

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=15852


Read More...

Maid waits till family sleeps and lets lover in

Employer sends her packing after she confesses
By Benson Ang
The Electric New Paper, October 22, 2008

HE had just stepped out of his condominium when he checked his handphone and saw he had three missed calls.

Click to see larger image
PHOTO ILLUSTRATION

They were from a neighbour, living opposite his unit.

Said Mr Brendan Tan, 42, a civil servant: 'When he couldn't get through, my neighbour messaged me to tell me he saw my maid enter my home at 1am.'

Mr Tan then called his neighbour the next day, who said that at 1am he had heard noises outside Mr Tan's flat.

Mr Tan recalled: 'He (my neighbour) looked through the peephole, and saw my maid looking under my door, checking whether there were lights on.

'It was dark, apparently, so she opened the door and was followed by a man with long hair, wearing a football T-shirt.'

Mr Tan said his phone was on silent mode, so his neighbour's calls went unanswered.

Mr Tan didn't immediately confront his maid, but told his wife, who was working half-day, to go home and keep the maid, a 20-year-old Indonesian, busy.

Mr Tan lives on the 12th storey of a condominium in Bukit Batok, with his wife and son. The incident happened about a month ago.

According to Mr Tan, his wife went down to the condominium manager, requesting to see the CCTV recording for the previous night. But, it seemed the CCTV at the lift lobby was not working.

When he reached home at 5pm, he questioned his maid.

'She admitted she got to know the man six months ago at a friend's birthday party, and they had gone out together.

'When we asked how many times she had asked this man to enter our home, she initially said '10 times'. But when we probed further, she admitted that it was more than 20times in six months.

Click to see larger image
MADE TO LEAVE: A handout photo of Mr Brendan Tan's maid, whom he sent packing after finding out about her affair.

'Normally, I sleep at midnight. She probably waited until I fell asleep, then brought this guy in, apparently at 1am or so.'

Mr Tan made a police report, saying the man was usually let in after midnight, would stay for three to four hours in her room, and leave before dawn.

The maid probably entered the estate through side-gates, which were unmanned by security guards.

'All she has to do is press the button, and the gate will open, so they can take the lift upstairs,' Mr Tan said.

The man is said to be a 24-year-old from Sabah working in a factory nearby.

Mr Tan said: 'She also admitted having once invited a female friend, another maid, into our flat when we were not at home.'

Sent home

Mr Tan sent the maid to the agency the same day she confessed. She flew back to Indonesia two days later.

The maid had been working for 13 months in Mr Tan's flat for $300 a month.

'Now we realise why she was always looking very sleepy,' Mr Tan said.

'We actually called up this guy, but after talking to him twice on the phone, he sounded pretty timid, and pretty remorseful at having entered my house.'

Mr Tan, who wrote about his experience to the forum page of The Straits Times, said he gave his neighbour a cheesecake as a token of thanks.

He said he will get a new maid when school re-opens.

He had five Indonesian maids earlier, over a 10 year period, and had never before come across one who had brought other people into his home.

Still, Mr Tan said: 'My maid was a decent worker, just that she had this bad habit.

'I've employed several maids and this is not typical of their behaviour.'

Read More...

20 October 2008

Bangunan Liar di Tepi Rel Kereta Kembali Digusur

18/10/2008 06:34 - Penggusuran
Bangunan Liar di Tepi Rel Kereta Kembali Digusur

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Kota Jakarta Timur, Jumat (17/10) siang, membongkar bangunan liar di pinggiran jalur rel kereta api. Kali ini, pembongkaran dilakukan di sepanjang jalur rel kereta dari Cipinang hingga Cakung, tepatnya di wilayah Duren Sawit.

Warga hanya bisa pasrah menyaksikan rumahnya di bongkar petugas. Bahkan, sejumlah warga dengan sukarela membongkar sendiri bangunan mereka. Pembongkaran melibatkan ratusan polisi dan satuan polisi pamong praja Jaktim. Lahan sepanjang 27 kilometer itu dari Stasiun Manggarai sampai Stasiun Cikarang ini rencananya digunakan untuk jalur rel kereta api ganda oleh PT Kereta Api Indonesia.

Sebelumnya, Pemkot Jatim juga membongkar puluhan bangunan di sepanjang lintasan rel kereta api jalur Manggarai-Kota kawasan Gunung Antang. Dalam penggusuran ini, warga mengaku tidak mendapat ganti rugi [baca: Bangunan Liar di Proyek Double-Double Track Dibongkar].(BOG/Albert Ade)
http://www.liputan6.com/news/?id=166772&c_id=6

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

TKW Berangkat Sebagai Tenaga Kebersihan, Tiba Jadi Pemijat

19/10/08 14:3

TKW Berangkat Sebagai Tenaga Kebersihan, Tiba Jadi Pemijat



Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Tujuh perempuan Indonesia selama ini bekerja sebagai pemijat di suatu hotel di Kuantan namun izin bekerja yang mereka punya adalah sebagai tenaga kebersihan.

"Kasus ini terbongkar karena salah seorang dari mereka kabur dan minta perlindungan ke Migrant Care. Kami sudah serahkan ke KBRI agar yang bersangkutan mendapat perlindungan serta agar lainnya mendapat tindakan," kata Alex Ong Kian Yen, Migrant Care Malaysia di Kuala Lumpur, Minggu.

Menurut Alex, prosedur rekrutmen tujuh tukang pijat itu ilegal. Pemerintah Malaysia tidak mengijinkan tukang pijat asing masuk negeri tersebut. PJTKI Ficotama dan agensi Malaysia Cosmocare Consultant kemudian mengakali dengan izin kerja sebagai tenaga pembersih.

"Kini mereka dipekerjakan sebagai tukang pijat di hotel Swiss Garden Kuantan. Selain itu, janji gaji juga tidak sesuai dengan komitmen di Jakarta sehingga salah seorang dari mereka, Vivi Novita (36), melarikan diri dan minta perlindungan kami," katanya.

Paspor tujuh TKW tersebut kini ditahan majikan dan mereka dipaksa menandatangani surat utang sebesar 5.000 ringgit oleh bos PJTKI Ficotama dan bos Cosmocare.

"Saya sudah laporkan semuanya ke KBRI Kuala Lumpur. Kami prihatin dengan enam TKW lain yang masih bekerja sebagai tukang pijat di Kuantan. Bagaimana jika terjadi operasi dan mereka menyalahi imigrasi Malaysia. Mereka bisa ditahan dan dipenjarakan. Apa yang akan dilakukan KBRI?," kata Alex.

Ketujuh TKW tersebut sejak awal rekrutmen di Jakarta diduga memang sudah mengetahui akan dipekerjakan sebagai tukang pijat di Malaysia.

Ketika dimintai tanggapannya, Atase Tenaga Kerja KBRI Kuala Lumpur Teguh H Cahyono mengatakan KBRI sudah mengetahui kasus itu. "Kami sudah mengirim surat ke Jakarta mengenai pelanggaran prosedur terhadap PJTKI-nya. Kami juga sudah menyurati agensi Malaysia mengenai pelanggaran prosedur ini. Kerja sebagai tukang pijat tapi ijinnya cleaner."

"Kami juga akan menemui enam TKW lain di Kuantan dan menanyakan kondisi kerja mereka. Jika mereka senang, ini akan menimbulkan dilema sebab mereka perlu mendapatkan uang untuk makan, walaupun prosedurnya salah. Jika mereka tidak senang dengan kondisi kerja, maka akan kami selamatkan," tegas Teguh.

"Dalam kasus seperti ini memang kita tidak bisa melihat hitam dan putih" kata Teguh.

Mengenai Vivi Novita, yang kabur dan lari ke Migrant Care, ia sudah dipulangkan ke tanah air. "Ada kemungkinan Vivi ini ke Malaysia karena mengejar cowoknya. Setelah hubungannya gagal, ia kembali ke Jakarta dan kabur dengan alasan kondisi kerja tidak menyenangkan," tambah dia.(*)http://www.antara.co.id/arc/2008/10/19/tkw-berangkat-sebagai-tenaga-kebersihan-tiba-jadi-pemijat/

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

Berangkat Sebagai Tenaga Kebersihan, 7 TKW Jadi Pemijat

19/10/2008 14:57 wib - Internasional Aktual
Berangkat Sebagai Tenaga Kebersihan, 7 TKW Jadi Pemijat

Kuala Lumpur, CyberNews. Tujuh perempuan Indonesia selama ini bekerja sebagai pemijat di suatu hotel di Kuantan namun izin bekerja yang mereka punya adalah sebagai tenaga kebersihan.

"Kasus ini terbongkar karena salah seorang dari mereka kabur dan minta perlindungan ke Migrant Care. Kami sudah serahkan ke KBRI agar yang bersangkutan mendapat perlindungan serta agar lainnya mendapat tindakan," kata Alex Ong Kian Yen, Migrant Care Malaysia di Kuala Lumpur, Minggu.

Menurut Alex, prosedur rekrutmen tujuh tukang pijat itu ilegal. Pemerintah Malaysia tidak mengijinkan tukang pijat asing masuk negeri tersebut. PJTKI Ficotama dan agensi Malaysia Cosmocare Consultant kemudian mengakali dengan izin kerja sebagai tenaga pembersih.

"Kini mereka dipekerjakan sebagai tukang pijat di hotel Swiss Garden Kuantan. Selain itu, janji gaji juga tidak sesuai dengan komitmen di Jakarta sehingga salah seorang dari mereka, Vivi Novita (36), melarikan diri dan minta perlindungan kami," katanya.

Paspor tujuh TKW tersebut kini ditahan majikan dan mereka dipaksa menandatangani surat utang sebesar 5.000 ringgit oleh bos PJTKI Ficotama dan bos Cosmocare.

"Saya sudah laporkan semuanya ke KBRI Kuala Lumpur. Kami prihatin dengan enam TKW lain yang masih bekerja sebagai tukang pijat di Kuantan. Bagaimana jika terjadi operasi dan mereka menyalahi imigrasi Malaysia. Mereka bisa ditahan dan dipenjarakan. Apa yang akan dilakukan KBRI?," kata Alex.

Ketujuh TKW tersebut sejak awal rekrutmen di Jakarta diduga memang sudah mengetahui akan dipekerjakan sebagai tukang pijat di Malaysia.

Ketika dimintai tanggapannya, Atase Tenaga Kerja KBRI Kuala Lumpur Teguh H Cahyono mengatakan KBRI sudah mengetahui kasus itu. "Kami sudah mengirim surat ke Jakarta mengenai pelanggaran prosedur terhadap PJTKI-nya. Kami juga sudah menyurati agensi Malaysia mengenai pelanggaran prosedur ini. Kerja sebagai tukang pijat tapi ijinnya cleaner."

"Kami juga akan menemui enam TKW lain di Kuantan dan menanyakan kondisi kerja mereka. Jika mereka senang, ini akan menimbulkan dilema sebab mereka perlu mendapatkan uang untuk makan, walaupun prosedurnya salah. Jika mereka tidak senang dengan kondisi kerja, maka akan kami selamatkan," tegas Teguh.

"Dalam kasus seperti ini memang kita tidak bisa melihat hitam dan putih" kata Teguh.

Mengenai Vivi Novita, yang kabur dan lari ke Migrant Care, ia sudah dipulangkan ke tanah air. "Ada kemungkinan Vivi ini ke Malaysia karena mengejar cowoknya. Setelah hubungannya gagal, ia kembali ke Jakarta dan kabur dengan alasan kondisi kerja tidak menyenangkan," tambah dia.
http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=15746

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

Dua TKI Meninggal Kejatuhan Pasir di Malaysia

17/10/08 20:30

Dua TKI Meninggal Kejatuhan Pasir di Malaysia



Kuala Lumpur (ANTARA News) - Dua TKI meninggal karena timbunan pasir ketika sedang bekerja di kawasan Hulu Langat, Selangor, Malaysia, Jumat.

Kepala polisi Kajang Mohd Sakarudin Che Mood membenarkan adanya laporan dua pekerja Indonesia meninggal di lokasi kerjanya, demikian Utusan Malaysia online, Jumat.

Kronologisnya, Jumat sekitar jam 11.20 waktu setempat (Wita), tiga pekerja Indonesia sedang berada di tempat kejadian. Tiba-tiba, suatu timbunan pasir runtuh ke atas mesin pengangkut kemudian menghantam sebuah truk.

Salah seorang dari tiga pekerja sempat terjun dari truk tersebut untuk menyelamatkan diri, sedangkan dua orang lagi terperangkap dalam timbunan pasir.

Mayat kedua TKI itu berhasil dibawa keluar sekitar pukul 15.00 sore.

Tidak ada keterangan mengenai identitas dua TKI tersebut.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/10/17/dua-tki-meninggal-kejatuhan-pasir-di-malaysia/

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

Saya TKI Ilegal, Jika Tertangkap Bapak Bisa Bantu Apa?

Sabtu, 18 Oktober 2008 | 23:00 WIB

KUALA LUMPUR, SABTU - Dubes RI untuk Malaysia Dai Bachtiar mengakui terlalu banyak TKI ilegal, khususnya di bidang konstruksi, di Malaysia setelah melihat sendiri dan menemui para TKI di bedeng-bedeng (kongsi) yang sedang menggarap proyek konstruksi.
    
"Saya dengar ada sekitar 20.000 TKI di Puchong dan sekitar 15.000 di antaranya merupakan TKI ilegal. Hanya 5.000 yang legal. Begitu juga di Setia Alam, saya melihat dan mendengar begitu banyak TKI ilegal dalam proyek pembangunan di sana," kata Dai di hadapan sekitar 200 TKI di Puchong, Selangor, Sabtu malam.
     
"Saya juga mendengar dan melihat sendiri banyak TKI ilegal di kawasan pembangunan apartemen di Damansara setelah datang langsung ke sana," tambah dia ketika menghadiri acara Halal Bihalal dan Silaturrahmi dengan ratusan TKI di kawasan perumahan mewah di Puchong.
     
Ketika berdialog beberapa TKI menanyakan hal yang sama. "Saya TKI ilegal pak. Jika tertangkap apa yang bisa bapak bantu," kata Abdullah, (48) yang sudah bekerja di Malaysia selama tiga tahun.
     
TKI ke-2 yang bertanya juga sama. "Saya TKI ilegal karena tidak mampu bayar izin kerja (working permit). Jika saya bayar izin kerja maka saya tidak bisa makan dan tidak bisa kerja. Bagaimana solusinya pak," tanya Samsul.
    
Di Puchong ada sekitar 20.000 TKI yang sebagian besar merupakan TKI asal Madura, Jawa Timur. Percakapan mereka sangat kental sekali logat Maduranya.
    
Dubes RI untuk Malaysia itu kemudian menjelaskan bahwa TKI yang tidak punya izin kerja di Malaysia itu tetap salah. "Ini negara Malaysia, bukan negara kita sendiri. Ini negara orang lain. Kita mesti patuh pada aturan negara dimana kita tinggal," katanya.
    
"Irian Jaya lebih jauh dari Malaysia jika dari Jawa. Ke Manado lebih  jauh dari Malaysia jika kita dari Jawa. Tapi kerja di Irian dan Manado tidak perlu izin kerja dari imigrasi karena itu negara sendiri, tapi di Malaysia walau dekat tetap harus ada izin kerjanya," tambah mantan Kapolri itu.
     
Ia pun kemudian menjelaskan kasus serupa di Sabah, "Di Sabah, ada sekitar 200.000 TKI dan sekitar 100.000 TKI yang bekerja di sana tidak punya izin kerja. Tapi majikannya jelas ada karena mereka bekerja di perkebunan. Jika majikannya jelas dan ada maka kami bisa bantu dengan menyadarkan majikan untuk mengurus izin kerjanya dan melakukan pemutihan dengan bantuan imigrasi Malaysia," katanya.
    
Tapi di sektor konstruksi, banyak TKI ilegal yang bekerja tidak mempunyai majikan yang jelas sehingga sulit untuk memberikan bantuan bagaimana melegalkan mereka jika majikannya tidak jelas.
    
Sistem rekrutmen TKI di sektor konstruksi biasanya dilakukan dengan cara tidak langsung dimana developer menyerahkan sepenuhnya pada mandor, orang Indonesia, untuk merekrut tenaga kerja konstruksi sesuai kebutuhan tanpa harus menguruskan izin kerjanya.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/18/23003810/saya.tki.ilegal.jika.tertangkap.bapak.bisa.bantu.apa


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

Terlalu Banyak TKI Ilegal di Malaysia, Kata Dai Bachtiar

18/10/08 22:59

Terlalu Banyak TKI Ilegal di Malaysia, Kata Dai Bachtiar



Kuala Lumpur (ANTARA News) - Dubes RI untuk Malaysia Dai Bachtiar mengakui terlalu banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal, khususnya di bidang konstruksi, di Malaysia setelah melihat sendiri dan menemui para TKI di bedeng-bedeng (kongsi) yang sedang menggarap proyek konstruksi.

"Saya dengar ada sekitar 20.000 TKI di Puchong dan sekitar 15.000 di antaranya merupakan TKI ilegal. Hanya 5.000 yang legal. Begitu juga di Setia Alam, saya melihat dan mendengar begitu banyak TKI ilegal dalam proyek pembangunan di sana," kata Dai di hadapan sekitar 200 TKI di Puchong, Selangor, Sabtu malam.

"Saya juga mendengar dan melihat sendiri banyak TKI ilegal di kawasan pembangunan apartemen di Damansara setelah datang langsung ke sana," tambah dia ketika menghadiri acara Halal Bi Halal dan Silaturrahmi dengan ratusan TKI di kawasan perumahan mewah di Puchong.

Ketika berdialog beberapa TKI menanyakan hal yang sama. "Saya TKI ilegal pak. Jika tertangkap apa yang bisa bapak bantu," kata Abdullah, 48 tahun yang sudah bekerja di Malaysia selama tiga tahun.

TKI ke-2 yang bertanya juga sama. "Saya TKI ilegal karena tidak mampu membayar izin kerja (working permit). Jika saya bayar izin kerja maka saya tidak bisa makan dan tidak bisa kerja. Bagaimana solusinya pak," tanya Samsul.

Di Puchong ada sekitar 20.000 TKI yang sebagian besar merupakan TKI asal Madura, Jawa Timur. Percakapan mereka sangat kental sekali logat Maduranya.

Dubes RI untuk Malaysia itu kemudian menjelaskan bahwa TKI yang tidak punya izin kerja di Malaysia itu tetap salah. "Ini negara Malaysia, bukan negara kita sendiri. Ini negara orang lain. Kita mesti patuh pada aturan negara dimana kita tinggal," katanya.

"Irian Jaya lebih jauh dari Malaysia jika dari Jawa. Ke Manado lebih jauh dari Malaysia jika kita dari Jawa. Tapi kerja di Irian dan Manado tidak perlu izin kerja dari imigrasi karena itu negara sendiri, tapi di Malaysia walau dekat tetap harus ada izin kerjanya," tambah mantan Kapolri itu.

Ia pun kemudian menjelaskan kasus serupa di Sabah, "Di Sabah, ada sekitar 200.000 TKI dan sekitar 100.000 TKI yang bekerja di sana tidak punya izin kerja. Tapi majikannya jelas ada karena mereka bekerja di perkebunan. Jika majikannya jelas dan ada maka kami bisa bantu dengan menyadarkan majikan untuk mengurus izin kerjanya dan melakukan pemutihan dengan bantuan imigrasi Malaysia," katanya.

Tapi di sektor konstruksi, banyak TKI ilegal yang bekerja tidak mempunyai majikan yang jelas sehingga sulit untuk memberikan bantuan bagaimana melegalkan mereka jika majikannya tidak jelas.

Sistem rekrutmen TKI di sektor konstruksi biasanya dilakukan dengan cara tidak langsung dimana developer menyerahkan sepenuhnya pada mandor, orang Indonesia, untuk merekrut tenaga kerja konstruksi sesuai kebutuhan tanpa harus menguruskan izin kerjanya.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/10/18/terlalu-banyak-tki-ilegal-di-malaysia-kata-dai-bachtiar/

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

Disnakertrans Tak Data TKI di Timur Tengah

20/10/08 05:35

Disnakertrans Tak Data TKI di Timur Tengah



Pamekasan (ANTARA News) - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Mesir dan Jordania, tidak terdata di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

"Data yang kita punya hingga saat ini hanya TKI yang bekerja di Malaysia. Sementara yang bekerja di Timur Tengah tidak ada," kata Kepala Disnakertrans Pamekasan, Herman Priyanto, Minggu.

Disnakertrans, lanjut Herman, baru mengetahui jika ada warga Pamekasan yang menjadi TKI di Timur Tengah setelah ada kecelakaan, sebagaimana terjadi kepada dua TKW (Tenaga Kerja Wanita) asal Kecamatan Palengaan, Suniah dan Hanifa. Selain karena memang tidak ada koordinasi, para TKW itu umumnya berangkat dari luar daerah.

"Jika mereka memang berangkat dari Pamekasan, saya pastikan akan terdata. Soalnya, pengurusan administrasinya kan melalui Disnakertrans Pamekasan," katanya menjelaskan.

Sementara tenaga kerja yang asal Pamekasan yang bekerja di Malaysia saat ini mencapai 10.929 orang, baik yang melalui jalur resmi ataupun yang berangkat secara ilegal, melalui perantara calo.

"Data di kami, yang ketahuan melalui jalur ilegal itu sebanyak 4.907 orang. Ini yang ketahuan setelah dideportsi oleh pemerintah Malaysia," jelas Herman Priyanto.

Juru bicara komisi D DPRD Pamekasan, Khairul Kalam menyatakan, salah satu penyebab banyaknya TKI asal Pamekasan yang berangkat melalui daerah lain karena pengurusan administrasinya lebih mudah.

"Ini berdasar pengakuan para mantan TKI, saat kita menggelar serap informasi dengan mereka beberapa waktu lalu," kata Khairul menjelaskan.

Ia meminta, ke depan Dinas terkait hendaknya bisa memberikan perhatian lebih kepada para TKI tersebut, terutama dalam hal pengurusan administrasi.

"Kalau ke depan tidak ada perubahan, maka akan banyak para TKI yang bekerja di luar negeri yang tidak terdata. Soalnya mereka lebih memilih berangkat dari daerah lain. Dan itu sama dengan kita tidak memberikan perhatian kepada mereka," tambah Khairul.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/10/20/disnakertrans-tak-data-tki-di-timur-tengah/

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

TKI di Timur Tengah Tidak Terdata

20/10/2008 08:37 wib - Nasional Aktual
TKI di Timur Tengah Tidak Terdata

Pamekasan, CyberNews. Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Mesir dan Jordania, tidak terdata di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pamekasan, Madura, Jawa Timur. "Data yang kita punya hingga saat ini hanya TKI yang bekerja di Malaysia. Sementara yang bekerja di Timur Tengah tidak ada," kata Kepala Disnakertrans Pamekasan, Herman Priyanto.

Disnakertrans, lanjut Herman, baru mengetahui jika ada warga Pamekasan yang menjadi TKI di Timur Tengah setelah ada kecelakaan, sebagaimana terjadi kepada dua TKW (Tenaga Kerja Wanita) asal Kecamatan Palengaan, Suniah dan Hanifa. Selain karena memang tidak ada koordinasi, para TKW itu umumnya berangkat dari luar daerah. "Jika mereka memang berangkat dari Pamekasan, saya pastikan akan terdata. Soalnya, pengurusan administrasinya kan melalui Disnakertrans Pamekasan," katanya menjelaskan.

Sementara tenaga kerja yang asal Pamekasan yang bekerja di Malaysia saat ini mencapai 10.929 orang, baik yang melalui jalur resmi ataupun yang berangkat secara ilegal, melalui perantara calo. "Data di kami, yang ketahuan melalui jalur ilegal itu sebanyak 4.907 orang. Ini yang ketahuan setelah dideportsi oleh pemerintah Malaysia," jelas Herman Priyanto.

Juru bicara komisi D DPRD Pamekasan, Khairul Kalam menyatakan, salah satu penyebab banyaknya TKI asal Pamekasan yang berangkat melalui daerah lain karena pengurusan administrasinya lebih mudah. "Ini berdasar pengakuan para mantan TKI, saat kita menggelar serap informasi dengan mereka beberapa waktu lalu," kata Khairul menjelaskan.

Ia meminta, ke depan Dinas terkait hendaknya bisa memberikan perhatian lebih kepada para TKI tersebut, terutama dalam hal pengurusan administrasi. "Kalau ke depan tidak ada perubahan, maka akan banyak para TKI yang bekerja di luar negeri yang tidak terdata. Soalnya mereka lebih memilih berangkat dari daerah lain. Dan itu sama dengan kita tidak memberikan perhatian kepada mereka," tambah Khairul.

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=15785


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...

TKI Di Timur Tengah Tak Terdata Disnaker

TKI Di Timur Tengah Tak Terdata Disnaker

20 Oktober 2008 | 10:33 WIB


Pamekasan ( Berita ) :  Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Mesir dan Jordania, tidak terdata di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

"Data yang kita punya hingga saat ini hanya TKI yang bekerja di Malaysia. Sementara yang bekerja di Timur Tengah tidak ada," kata Kepala Disnakertrans Pamekasan, Herman Priyanto, Minggu [19/10] .

Disnakertrans, lanjut Herman, baru mengetahui jika ada warga Pamekasan yang menjadi TKI di Timur Tengah setelah ada kecelakaan, sebagaimana terjadi kepada dua TKW (Tenaga Kerja Wanita) asal Kecamatan Palengaan, Suniah dan Hanifa. Selain karena memang tidak ada koordinasi, para TKW itu umumnya berangkat dari luar daerah.

"Jika mereka memang berangkat dari Pamekasan, saya pastikan akan terdata. Soalnya, pengurusan administrasinya kan melalui Disnakertrans Pamekasan," katanya menjelaskan.

Sementara tenaga kerja yang asal Pamekasan yang bekerja di Malaysia saat ini mencapai 10.929 orang, baik yang melalui jalur resmi ataupun yang berangkat secara ilegal, melalui pelantara calo.

"Data dikami, yang ketahuan melalui jalur ilegal itu sebanyak 4.907 orang. Ini yang ketahuan setelah dideportsi oleh pemerintah Malaysia," kata Herman Priyanto menjelaskan.

Juru bicara komisi D DPRD Pamekasan, Khairul Kalam menyatakan, salah satu penyebab banyaknya TKI asal Pamekasan yang berangkat melalui daerah lain, karena pengurusan administrasinya lebih mudah.

"Ini berdasar pengakuan para mantan TKI, saat kita menggelar serap informasi dengan mereka beberapa waktu lalu," kata Khairul menjelaskan.

Ia meminta, ke depan Dinas terkait hendaknya bisa memberikan perhatian lebih kepada para TKI tersebut, terutama dalam hal pengurusan administrasi.

"Kalau ke depan tidak ada perubahan, maka akan banyak para TKI yang bekerja di luar negeri yang tidak terdata. Soalnya mereka lebih memilih berangkat dari daerah lain. Dan itu sama dengan kita tidak memberikan perhatian kepada mereka," kata Khairul menambahkan.  ( ant )

http://beritasore.com/2008/10/20/tki-di-timur-tengah-tak-terdata-disnaker/


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Read More...