-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

25 September 2008

Jelang Lebaran, Razia Gepeng Digencarkan

23/09/2008 13:26 - Penertiban
Jelang Lebaran, Razia Gepeng Digencarkan

Liputan6.com, Jakarta: Gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ditangkap petugas Satuan Polisi Pamong Praja, Senin (22/9). Mereka langsung dibawa masuk ke dalam mobil tahanan yang sudah disediakan. Tidak hanya para gepeng, beberapa kios dan gerobak pedagang yang dianggap mengganggu ketertiban juga diangkut.

Razia pengemis dan gelandangan juga digelar Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur. Saat razia, tidak sedikit pengemis yang berusaha kabur dari petugas, namun tetap saja tertangkap. Mereka kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP setempat. Usai didata para pengemis dan gelandangan yang terjaring selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial untuk diberi pembinaan.(IAN/Arofah Supandi dan Bambang Ronggo)http://www.liputan6.com/news/?id=165582&c_id=11


Read More...

Sambut SBY, Stasiun Senen 'Dandan' dan Gepeng Lenyap

Rabu, 24/09/2008 11:48 WIB
Sambut SBY, Stasiun Senen 'Dandan' dan Gepeng Lenyap
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Stasiun Senen dipercantik menyambut kedatangan Presiden SBY yang akan meresmikan KA ekonomi Matarmaja jurusan Jakarta-Malang. Gelandangan dan pengemis pun 'hilang'.

SBY dijadwalkan akan meresmikan KA bertarif Rp 55 ribu ini pada pukul 13.00 WIB. KA itu akan membawa 11 gerbong.

Pengamanan di Stasiun Senen pun diperketat. Aparat kepolisian disebar di beberapa titik antara lain, pintu masuk stasiun, areal parkir, tempat penjualan karcis maupun tempat menunggu kereta api.

Sementara, petugas Paspampres tampak konsentrasi berjaga di ruang tunggu penumpang. Di ruang inilah SBY akan memberikan sambutan sepatah dua patah kata. Panggung ukuran 7x5 meter juga telah disiapkan.

Petugas kebersihan masih sibuk menyapu lantai. Sampah-sampah telah bersih. Sejumlah tong sampah baru dipasang.

Tidak hanya kebersihan stasiun yang disiapkan, pedagang asongan maupun gelandangan dan pengemis yang biasa mengais rezeki
di stasiun kini tidak dijumpai lagi. Hanya ada kios-kios resmi yang menjajakan makanan dan minuman.

"Mereka kita larang ke sini. Ini ya diharapkan untuk selamanya," kata seorang petugas KA, Rabu (24/9/2008).

Seperti lebaran sebelumnya, Stasiun Senen juga mendirikan panggung berukuran 3x4 meter untuk menghibur penumpang. Hari ini, ada 3 grup band yang menghibur penumpang dengan menyanyikan lagu pop yang sedang ngetren.(aan/nrl)http://www.detiknews.com/read/2008/09/24/114806/1011650/10/sambut-sby,-stasiun-senen-%27dandan%27-dan-gepeng-lenyap

Read More...

Korban Gusuran Taman BMW Geruduk Balaikota Jakarta

Kamis, 25/09/2008 11:43 WIB
Korban Gusuran Taman BMW Geruduk Balaikota Jakarta
Novia Chandra Dewi - detikNews

Foto: Novia/detikcom
Jakarta - 200 Warga korban penggusuran Taman Bersih, Manusiawi, Berwibawa (BMW) di Jakarta Utara berunjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta. Mereka menuntut Pemprov DKI mengganti kerugian akibat penggusuran.

Para pengunjuk rasa yang kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak ini datang pukul 10.00 WIB dengan menggunakan 4 Metro Mini. Mereka juga meminta pemerintah memenuhi kebutuhan para korban gusuran seperti air bersih, penerangan dan tenda.

Aksi mereka didampingi beberapa LSM seperti Mantap (Masyarakat Tuntut Hak Atas Perumahan), Jaringan Relawan Kemanusiaan, WALHI, Urban Poor Consorsium dan Kontras.

"Kami bukan binatang, kami minta dihargai dan hak kita harus dipenuhi," Jafar dari UPC dalam orasinya di Depan Balaikota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2008).

Warga juga tampak mebawa aneka poster bernada protes. Antara lain berisi 'Stop Penggusuran' dan 'DKI Jakarta Tidak Harus Menggusur Pemukiman Warga'.

Namun niat mereka untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tidak kesampaian, lantaran Bang Fauzi tidak berada di kantornya. Rencananya mereka juga akan mendatangi Komnas HAM.

Aksi unjuk rasa ini membuat arus lalu lintas di Jl Medan Merdeka Selatan arah Thamrin sedikit tersendat.

Penggusuran Taman BMW dilakukan awal Agustus lalu. Nantinya lahan gusuran akan disulap menjadi stadion internasional.http://www.detiknews.com/read/2008/09/25/114303/1012284/10/korban-gusuran-taman-bmw-geruduk-balaikota-jakarta

Read More...

Deplu: Soal Kematian Nurika, Data Migrant Care Tak Akurat

Rabu, 24/09/2008 15:47 WIB
Deplu: Soal Kematian Nurika, Data Migrant Care Tak Akurat
Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Migrant Care menuding kematian Nurika (sebelumnya ditulis Nurikah), TKW asal Pamekasan, Madura, di Damaskus, Suriah sangat janggal. Dianggap janggal karena selama 22 hari setelah disiksa majikannya, Nurika tinggal di KBRI Damaskus. Kasus ini pun diminta untuk diselidiki oleh polisi.

Menanggapi hal tersebut, Departemen Luar Negeri (Deplu) melalui Acting Direktur Perlindungan WNI dan BHI membantah tudingan Migrant Care. Menurut Deplu, Kedubes RI di Damaskus tidak pernah ditumpangi Nurika.

"Almarhum Nurika sebelumnya tidak pernah berada di penampungan KBRI Damaskus sebagaimana disampaikan oleh pihak Migrant Care," ujar Acting Direktur Perlindungan WNI dan BHI Deplu, Rofita Djamawar, dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (24/9/2008).

Menurut Rofita, berdasarkan keterangan Kepala Rumah Sakit Forensik Aleppo, penyebab kematian almarhumah adalah berhentinya fungsi pernafasan dan jantung yang diakibatkan adanya tekanan yang luar biasa pada jantung. Tidak ditemukannya adanya indikasi penganiayaan/penyiksaan.

"Kami memiliki salinan hasil visum rumah sakit dan hanya untuk disampaikan kepada pihak keluarga yang berwenang," ujar Rofita.

KBRI Damaskus, lanjut Rofita, juga telah bertemu dengan majikan Nurika dan diperoleh informasi bahwa almarhumah dikembalikan kepada agen kurang lebih 20 hari sebelum hari meninggalnya almarhumah dengan alasan tidak mau bekerja.

Nurika telah bekerja pada majikannya selama 20 bulan. Dari pihak agensi menjelaskan, almarhum diserahkan ke agen dengan kondisi yang cukup menyedihkan. Berat badannya cuma 22 kg dan terdapat bekas seperti bekas pukulan pada bagian sekitar mata almarhumah.

"Berdasarkan informasi dan indikasi penganiayaan tersebut, KBRI Damaskus berencana untuk menuntut majikan tersebut sesuai dengan hukum dan kebiasaan yang berlaku sekaligus untuk memperjuangkan hak-hak almarhumah," pungkasnya.(anw/nrl)
http://www.detiknews.com/read/2008/09/24/154708/1011854/10/deplu:-soal-kematian-nurika,-data-migrant-care-tak-akurat

Read More...

PRT Indonesia Dibunuh di Bahrain

Rabu, 24/09/2008 15:56 WIB
PRT Indonesia Dibunuh di Bahrain
Rita Uli Hutapea - detikNews

Gulf Daily News
Sitra - Lagi-lagi nasib naas menimpa TKW Indonesia di luar negeri. Kali ini, seorang pembantu rumah tangga (PRT) tewas secara mengenaskan di Bahrain. Wanita berumur 24 tahun itu dibunuh oleh seorang pria Bahrain.

Korban diidentifikasi bernama Ami Tursiya Takiyat. Demikian diungkapkan sumber-sumber seperti dilansir media Gulf Daily News, Rabu (24/9/2008).

Jasad Ami ditemukan di semak-semak di wilayah Sitra pada Senin, 22 September lalu. Tersangka pembunuh berhasil ditangkap polisi dalam 24 jam setelah jasad Ami ditemukan.

Tersangka pun mengakui telah membunuh korban dengan menusuk lehernya dengan pisau. Pria berusia 38 tahun itu mengklaim bahwa korban, yang merupakan pembantu saudara laki-lakinya, telah menghina dirinya. Dia pula yang menuntun polisi ke lokasi tempat dirinya membuang tubuh korban.

Korban diyakini baru bekerja di Bahrain selama 7 bulan. Kepolisian Bahrain sedang menyelidiki kasus ini. Tersangka akan segera diadili atas tuduhan pembunuhan.
http://www.detiknews.com/read/2008/09/24/155647/1011861/10/prt-indonesia-dibunuh-di-bahrain

Read More...

Sri, TKW yang Dibuang Majikan di Jerman Tiba di Jakarta

Kamis, 25/09/2008 10:00 WIB
Sri, TKW yang Dibuang Majikan di Jerman Tiba di Jakarta
Aksara Kauniyah - detikNews
Frankfurt - Sri Harini, tenaga kerja asal Indonesia yang ditinggalkan begitu saja oleh majikannya di Frankfurt beberapa waktu lalu kini tengah dalam perjalanan kembali menuju Indonesia. Dengan menggunakan maskapai penerbangan Kuwait Airways akhirnya Sri meninggalkan Jerman pada Rabu (24/9/2008) pukul 15.10 waktu setempat.

Gadis asal Kendal itu rencananya akan tiba di Indonesia Kamis (25/9/2008) setelah menempuh perjalanan sejauh 6.900 mil selama 19 jam di atas udara dengan satu kali transit di Bandara Kuwait.

Sri yang masuk ke Eropa melalui Paris, Perancis, terpisah dari keluarga tempatnya bekerja di Muenchen, Jerman. Pernyataan Kantor Perwakilan Uni Emirat Arab (UEA) yang mengatakan Sri melarikan diri telah dibantahnya mentah-mentah..

Perempuan yang telah bekerja selama setahun sembilan bulan di Abu Dhabi itu sempat terkatung-katung dan menangis di pusat kota Muenchen hingga akhirnya ditemukan Shafet (sebelumnya disebut Shafiq), seorang warga Jerman keturunan Turki. Sejak itulah Sri tinggal bersama Shafet dan keluarganya untuk beberapa lama hingga akhirnya berhasil menghubungi Kantor Perwakilan RI di Frankfurt pada 16 September silam.

Selama hidup bersama keluarga Shafet, Sri ikut membantu dua usaha yang dimiliki keluarga itu: sebuah butik pakaian pengantin dan toko bahan makanan Cavusoglu.. Sri yang sudah dianggap sebagai bagian keluarga Turki itu mengaku diperlakukan sangat baik dan manusiawi. Shafet juga menuturkan selama bersamanya Sri dikenal rajin dan jujur. Lantaran itulah Shafet berencana mengundang Sri untuk datang kembali ke Jerman dan bekerja di kedua unit usahanya.

Suasana mengharukan sempat terjadi menjelang Sri berangkat menuju Bandara Frankfurt. Shafet beserta keluarga yang dihubunginya melalui telepon untuk berpamitan dan mengucapkan terima kasih terdengar terisak-isak melepas kepulangan Sri ke Indonesia. Mereka berpesan agar Sri lekas menghubungi mereka setibanya di tanah air.

Sementara itu, menurut penuturan Sri, semua hal itu tidak terjadi selama ia bekerja di Abu Dhabi sebelumnya. Sri mesti bekerja sejak pukul tujuh pagi hingga menjelang pukul empat dini hari. Ia juga acap dikasari dan dimarahi untuk perkara sepele, meski Sri tetap menganggap hal itu sebagai "kewajaran".

Selama di sana ia juga kesulitan berkomunikasi dengan warga Indonesia lainnya, lebih-lebih dengan pihak KBRI. Sri juga dilarang memiliki alat komunikasi seperti telepon genggam.

Sementara itu, dokumen penting seperti paspor juga dikuasai sang majikan. Parahnya lagi, sampai hari ini Sri bahkan tidak pernah mengetahui nama keluarga tempatnya bekerja. Hal-hal semacam ini tentu saja memunculkan kerawanan bagi keselamatan para TKI di luar negeri. Kejadian ini sekaligus menyuguhkan tanda tanya besar bagi kinerja PJTKI dan Departemen Tenaga Kerja dalam melindungi para TKI di luar negeri.

Sebelum terbang menuju Jakarta, Sri sempat bermalam di Wisma Indonesia, kediaman Kepala Perwakilan RI di Frankfurt. Dalam jamuan buka puasa dan salat tarawih bersama Selasa lalu di tempat itu ikut hadir sejumlah mahasiswa dan warga yang terus memantau perkembangan kasus yang menimpa Sri Harini. Sri sempat menceritakan, ketika menghubungi kantor KJRI Frankfurt ia langsung mendapat respons yang cukup cepat.

Ia ditemui Bambang Hutama dan Surono Sugeng yang pada hari itu langsung mendatangi Kantor Perwakilan UEA di Muenchen, pihak imigrasi Jerman, dan keluarga Shafet. Beruntung semua pihak yang terkait dengan kasus itu bertindak sangat kooperatif sehingga tak dijumpai kesulitan berarti.

Eddy Setiabudhi yang saat ini mengepalai Kantor Perwakilan RI di Frankfurt dalam kesempatan lain memberi penjelasan terkait langkah-langkah yang ditempuh pihak Indonesia. Kecuali perlindungan, pelayanan, dan membantu menyediakan tiket kepulangan Sri ke Indonesia, ia juga terus mengupayakan agar Sri bisa mendapatkan hak-haknya sesuai kontrak yang telah disepakati.

Selain Kantor Perwakilan UEA, ia juga telah menghubungi KBRI Abu Dhabi dan pihak PJTKI untuk melakukan penelusuran terhadap majikan Sri untuk menuntaskan permasalahan ini. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada warga Indonesia di Muenchen yang terlibat membantu penyelesaian kasus ini, termasuk di antaranya Swadaya dan Indomu, dua perhimpunan warga Indonesia di Kota Muenchen.http://www.detiknews.com/read/2008/09/25/100012/1012196/10/sri,-tkw-yang-dibuang-majikan-di-jerman-tiba-di-jakarta

Read More...

H-2, Puncak Mudik TKI di Juanda

Setiap hari Minggu, tenaga kerja Indonesia di Hongkong mendapat kesempatan libur dari majikanny a . Mereka menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan di kawasan perbelanjaan Pearl City, Causeway Bay, atau di seputaran lokasi Victoria Park, Hongkong, Minggu (13/4). Bagi TKI di Hongkong, telepon seluler sudah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat. Hal itu disambut PT Telkomsel Selular dengan meluncurkan Simpati Kangen bertarif murah.
Selasa, 23 September 2008 | 14:18 WIB

SURABAYA, SELASA - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno, memantau kepulangan Tenaga Kerja Indonesia ke Jawa Timur melalui bandar Juanda Surabaya, Selasa (23/9). Ia memperkirakan puncak arus mudik para TKI ke Jatim akan terjadi pada H-2 lebaran.  "Setiap tahun jumlah TKI yang pulang untuk merayakan hari Raya Idul Fitri mengalami peningkatan. Diperkirakan tahun ini lebih dari 2.000 TKI akan pulang, karena tahun 2007 saja TKI yang pulang mencapai 2.000 orang," sebutnya.

Sedangkan tahun 2006 sebanyak 1.400 orang mudik. Rata-rata TKI yang pulang bekerja di Malaysia, Hong Kong dan Taiwan. Sebagai gambaran jumlah TKI asal Jawa Timur yang bekerja di Malaysia sekitar 1,4 jutaan orang, sedangkan di Hong Kong 120 ribu orang.

Dalam kunjungannya ke Juandam Eram menilai bahwa ruang yang disediakan oleh PT (persero) Angkasa Pura I masih terlalu kecil, oleh karenanya dia meminta agar ruangan itu diperluas.

Terkait hal itu, Erman telah menelpon Menteri Perhubungan Jusman Syafeii dan langsung mendapat persetujuan. Menurut dia, memang sudah ada rencana perluasan tapi masih dalam proses tender.

THR

Pada kesempatan itu, Erman menyebutkan TKI dapat perlindungan termasuk untuk THR.  Sejauh ini , sebutnya, belum ada perusahaan yang keberatan memberikan THR bagi TKI. "Perusahaan diminta memberikan THR paling lambat H-7 sebelum lebaran," ujarnya

Menurutnya, besar THR sesuai dengan masa kerja TKI yang bersangkutan, misalnya untuk masa kerja 3 bulan ke bawah itu, perusahaan tidak wajib memberikan THR. Sedangkan untuk masa kerja 3 sampai 12 bulan besar THR proporsional, misalnya yang 3 bulan 3/12 kali satu kali gaji. Dedangkan untuk masa kerja 1 tahun ke atas mendapat 1 kali gaji.

Fabiola Ponto
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/23/1418475/h-2.puncak.mudik.tki.di.juanda.

Read More...

Pemerintah akan Perhatikan Kesejahteraan TKI

Selasa, 23/09/2008 19:09 WIB
Pemerintah akan Perhatikan Kesejahteraan TKI
Muhammad Aminudin - detikNews

(foto: Muhammad Aminudin)
Malang - Pemerintah telah melakukan pendekatan bilateral kepada seluruh negara tujuan TKI bekerja. Pertemuan itu bertujuan untuk menemukan kesepakatan penyelesaian masalah TKI di luar negeri selama bekerja.

"Dalam kesepakatan itu juga meminta adanya kesejahteraan bagi TKI selama bekerja," kata Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno saat berkunjung di kediaman Ketua PBNU KH.Hasyim Muzadi di kompleks Ponpes Al-Hikam Jalan Cengger Ayam, Kota Malang, Selasa (23/9/2008) petang.

Selain itu, lanjut Erman, juga ada kesepakatan tentang persamaan hak untuk para TKI selama bekerja di negara tujuan. Jadinya, tidak akan lagi terjadi kasus diskriminasi kepada para TKI selama berbaur dengan para pekerja lain.

"TKI dapat bekerja sesuai keahlihannya. Tanpa ada perbedaan dengan pekerja lain," tegas Erman pada wartawan.

Semua itu juga didukung dengan modal TKI yang diberangkatkan telah mempunyai keahlihan sesuai bidangnya. Tugas pemerintah daerah mengontrol para TKI yang berangkat telah mempunyai keahlihan.

Kesepakatan yang dibuat di seluruh negara di Asia Pasifik yang merupakan tujuan para TKI bekerja itu. Diharapkan akan merubah dan membenahi permasalahan yang kerap terjadi menimpa para TKI di luar negeri.(bdh/djo) http://www.detiknews.com/read/2008/09/23/190917/1011285/10/pemerintah-akan-perhatikan-kesejahteraan-tki

Read More...

Hidayah Kembali ke Brebes

Aktivis Migrant Care berunjuk rasa damai di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Kamis (23/8). Mereka memprotes tindakan semena-mena para majikan atas TKI di Arab Saudi.
Selasa, 23 September 2008 | 20:28 WIB

BREBES, SELASA - Hidayah (38), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban perdagangan ke Irak, akhirnya kembali ke Brebes, Senin (22/9) malam. Meskipun demikian, beberapa temannya masih berada di sana dalam kondisi tertekan. Hidayah mengaku bisa kembali ke Indonesia karena mengalami kecelakaan kerja.

Hidayah saat ditemui di rumahnya di Desa Luwung Bata, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Selasa (23/9) mengatakan, ia bersama 16 TKI lainnya dari Brebes dan Cirebon berangkat ke luar negeri pada 3 Januari 2007 melalui PT Cemerlang Bintang Sekawan. Sesuai kontrak, seharusnya mereka ditempatkan di Abu Dhabi Uni Emirat Arab. "Saya ke luar negeri karena ditawari oleh calo bernama Sutarso," katanya.

Namun setelah sampai di Dubai, mereka tidak ditempatkan sesuai kontrak. Hidayah dan para TKI lainnya justru dikirim ke Irak. Diduga, mereka dijual oleh perusahaan penyalur tenaga kerja yang memberangkatkannya.

Selama setengah bulan pertama di Irak, Hidayah dan teman-temannya ditampung di Agen Bruska. Setelah itu, ia mengaku dipekerjakan di rumah orang Amerika Serikat di Mosul. Menurut Hidayah, daerah tersebut merupakan daerah konflik, sehingga ia sering mendengar suara letusan bom dan melihat banyak orang.

Karena ketakutan, Hidayah hanya bertahan tiga bulan di rumah majikannya tersebut. Setelah itu, ia pindah ke majikan lain, di Arbil. Di sana, ia juga hanya bertahan selama tiga bulan karena majikannya kemudian pindah ke Bagdad. Akhirnya, Hidayah kembali di pekerjakan menjadi pembantu rumah tangga di wilayah Kurdistan.

Setelah setahun bekerja di Kurdistan, ia mengalami kecelakaan kerja. Hidayah jatuh saat mencuci lantai dan tembok, sehingga tangan kirinya patah. Ia sempat dirawat di rumah sakit, sebelum akhirnya dikembalikan ke Agen Bruska oleh majikannya.

Menurut Hidayah, selama bekerja ia memang mendapatkan gaji 150 dollar AS per bulan. Namun uang itu habis karena ia harus menanggung biaya pengobatan tangannya. Selain itu untuk dapat pulang ke Indonesia, ia dipaksa oleh Agen Bruska membayar tiket sebesar 1.000 dollar AS. "Sebelum pulang, saya ditampung di Agen Bruska selama hampir satu bulan. Di sana, saya harus menanggung biaya makan sendiri," katanya.  

 

Dipulangkan Semua

Hidayah pulang ke Indonesia bersama dua TKI lainnya, Nurlaela dari NTB dan Emi Suhaemi dari Indramayu. Setelah sampai di Indonesia pada 7 September 2008, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Polri selama beberapa hari. Hidayah mengaku lega dapat berkumpul dengan suami, Agus Bilal (40) dan dua anaknya, Deni Agustiansyah (14) dan Windi Lestari (11).

Meskipun demikian, ia meminta agar pemerintah segera memulangkan teman-temannya yang masih terjebak di Irak. Saat ini, kondisi para TKI yang ada di Irak sangat menderita. Sebagian diantara mereka terpaksa menjual diri untuk mendapatkan biaya hidup. "Semua teman-teman ingin segera pulang. Dari Brebes masih ada Supriyatin, Murni, Maslinah, Nurjanah, dan Daimah," ujarnya.

Kepala Departemen Informasi dan Dokumentasi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Jamaludin mengatakan, pemerintah harus serius menangani kasus itu. Para TKI rentan mengalami tindak kejahatan maupun perdagangan manusia, karena tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Bahkan, hampir semua paspor TKI yang ada di Irak sudah mati.

SBMI mendesak agar Pemkab Brebes segera membuat peraturan daerah mengenai perlindungan TKI. Ia juga meminta polisi menangkap para calo maupun pengelola jasa pengiriman tenaga kerja yang nakal.

Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Kependudukan Catatan Sipil Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Brebes, Ronald Jasper mengatakan, pembuatan perda perlindungan TKI masih sulit diwujudkan karena prosesnya rumit. Selain itu, saat ini sudah ada undang-undang yang mengatur TKI.

Upaya yang selama ini dilakukan Pemkab Brebes yaitu melakukan sosialisasi hingga tingkat kecamatan. Dalam penyelesaian kasus, pihaknya akan meminta bantuan departemen tenaga kerja dan transmigrasi, serta departemen luar negeri.

WIEhttp://www.kompas.com/read/xml/2008/09/23/2028288/hidayah.kembali.ke.brebes..

Read More...

Uang Kiriman TKI Mencapai Rp40 Triliun

23/09/08 21:53

Uang Kiriman TKI Mencapai Rp40 Triliun


Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memprediksi, kiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri ke Indonesia tahun ini mencapai Rp40 triliun atau setara dengan duaperlima nilai ekspor pertanian Indonesia pada Januari 2008 yang mencapai 11,085 miliar dolar AS (Rp104 triliun).

"Remitensi (pengiriman uang) sebesar Rp40 triliun ini di luar uang tunai yang dibawa langsung oleh TKI/TKW atau yang dikirim melalui jasa pengiriman lainnya selain melalui perbankan," katanya disela buka bersama dengan para kiai di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.

Kiriman uang TKI, termasuk Tenaga Kerja Wanita (TKW), baru bisa difasilitasi dengan aman dan resmi melalui perbankan seperti BNI yang memasilitasi pengiriman dari Hongkong.

Erman menyinggung volume pengiriman TKI/TKW ke sejumlah daerah seperti jazirah Arab, Hongkong, Taiwan, Malaysia, Singapura dan Korea yang dinilainya mesti dipandang positif dalam kaitannya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan di dalam negeri.

Siapa pun tidak dilarang bekerja di luar negeri karena ini menyangkut kesempatan dan peluang kerja yang di luar negeri apalagi di kawasan Arab memang cukup besar.

Menteri menyatakan, yang mesti dilakukan pemda adalah memberantas calo liar dan mengadakan seleksi yang benar baik menyangkut kelengkapan administrasi maupun keterampilan para calon TKI/TKW sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Mengenai kesejahteraan TKI/TKW yang selama ini dinilai kurang "adil", Erman mengatakan, setelah ada kesepakatan Abu Dhabi beberapa waktu lalu, negara asal dan negara penerima TKI akan bekerjasama demi keuntungan kedua belah pihak.

"Selama ini memang terjadi diskriminasi gaji, karena berdasarkan asal negara. Namun sejak ada kesepakatan Abu Dhabi, kriteria itu diubah dan diganti berdasarkan sektor seperti sektor industri dan pertukangan," tambahnya.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/23/uang-kiriman-tki-mencapai-rp40-triliun/

Read More...

Da'i: TKI Ilegal Yang Ditangkap Bukan Penjahat

Rabu, 24/09/2008 07:45 WIB
Da'i: TKI Ilegal Yang Ditangkap Bukan Penjahat
Ramdhan Muhaimin - detikNews

Jakarta - Tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai buruh bangunan di Malaysia jumlahnya sangat banyak. Bahkan banyak diantara mereka yang ditahan pihak kepolisian dan keimigrasian Malaysia karena berdokumen tidak lengkap sehingga dianggap sebagai pendatang ilegal di negeri jiran tersebut.

Meski dianggap sebagai ilegal, Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar menilai bahwa para TKI yang tertangkap itu bukanlah penjahat.

"Saya sudah kunjungi penjara-penjara di Malaysia. Kebanyakannya adalah saudara-saudara kita dari Indonesia. Sebagian besar ditangkap karena berdokumen tidak lengkap, palsu, ataupun berpaspor kosong. Saya ingin menegaskan, mereka bukanlah penjahat meski dianggap ilegal oleh pemerintah Malaysia," ujar Da'i saat berdialog dengan 500 TKI asal Madura dan Jawa di (Kongsi) perumahan bedeng di Setia Alam, Selangor, Malaysia, Selasa (23/9/2008).

Dalam acara buka puasa bersama yang digelar KBRI didukung Western Union dan Hotlink itu, Da'i mengatakan, lebih dari 500 WNI dideportasi pemerintah Malaysia setiap minggunya karena berdokumen palsu ataupun tidak lengkap. Hal itu bisa terjadi, lanjutnya, disebabkan sejumlah oknum dari agen TKI ataupun petugas keimigrasian yang memperdayakan ketidaktahuan para TKI.

"Para TKI itu tidak berniat jahat. Mereka hanya ingin mencari kerja di negera lain. Tapi mereka menjadi korban ditipu oleh agen-agen pekerja dan oknum petugas. Karena minimnya pengetahuan mereka dan pendidikan yang rendah," cetusnya.

Dai justru mempertanyakan sikap pemerintah Malaysia yang seringkali mengetahui keberadaan TKI ilegal, tapi membiarkannya disebabkan para TKI tersebut bekerja di sektor-sektor yang cukup penting untuk pembangunan Malaysia. Seperti perkebunan kelapa sawit dan konstruksi bangunan.

"Tapi setelah kontrak kerja mereka habis, tiba-tiba mereka dikejar-kejar oleh RELA lalu ditangkap. Ini sangat tidak adil. Karena kebanyakan para TKI itu tertipu sejak awal ketika akan berangkat," lanjutnya.

Pemerintah Indonesia, lanjut mantan Kapolri itu, telah meminta agar Malaysia memperlakukan secara berbeda TKI yang tersangkut masalah dokumen keimigrasian dengan WNI yang memang terlibat aksi kriminal.

Karena itu, Da'i meminta agar TKI betul-betul memperhatikan kelengkapan dan keabsahan dokumen mereka sesuai peraturan yang berlaku, serta tidak mudah tertipu oleh agen nakal dan oknum petugas.

Paspor Kosong
Umumnya TKI yang bekerja di konstruksi bangunan di Malaysia bertempat tinggal di rumah-rumah bedeng atau disebut kongsi. Perumahan itu mirip dengan kawasan kumuh. Jumlah TKI yang tinggal di kongsi Setia Alam seluruhnya mencapai 5.000 lebih yang tersebar di enam titik. Namun ironisnya, sebagian besar TKI di kongsi itu berpaspor kosong alias tidak berdokumen.

Tokoh masyarakat Madura, Karim, mengatakan, perkampungan rumah bedeng TKI itu sudah berdiri sejak 20 tahun lalu. Sebagian besar mereka bekerja sebagai buruh bangunan.
"Ada juga yang tidak bekerja sama sekali. Tapi umumnya kerja di bangunan," kata Karim.
Karim mengungkapkan, para TKI itu bekerja 6-7 hari seminggu dengan upah sebesar RM 40 per hari untuk kuli angkut dan RM 70 per hari untuk kuli beratnya. Namun gaji mereka seringkali terlambat diberikan oleh majikan. Kongsi itu juga sangat minim fasilitas air bersih dan kesehatan. Sebagian besar mereka bahkan membawa serta istri dan anaknya di kongsi yang terbuat dari papan-papan triplek.
"Untuk lebaran ini saja, kami cuma dikasih libur dua hari, yaitu tanggal 1 dan 2 saja. Dan tidak pulang kampung. Sekarang saja masih bekerja," ujarnya.
http://www.detiknews.com/read/2008/09/24/074548/1011387/10/da%27i:-tki-ilegal-yang-ditangkap-bukan-penjahat

Read More...

Remitensi TKI Diprediksi Capai Rp 40 Triliun

Remitensi TKI Diprediksi Capai Rp 40 Triliun

24 September 2008 | 12:21 WIB


Malang ( Berita ) :  Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno mengungkapkan, remitensi (pengiriman uang) Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW) dari berbagai negara tujuan ke negara asal (Indonesia) diprediksi mencapai Rp 40 triliun.

"Remitensi sebesar Rp 40 triliun ini diluar uang tunai yang dibawa langsung oleh TKI/TKW atau yang dikirim melalui jasa pengiriman lainnya selain melalui perbankan," katanya disela-sela buka bersama dengan para kiai di Pesantren Mahasiswa (Pesma) Al-Hikam Jln. Cengger Ayam Malang, Jawa Timur.

Ia mengakui, selama ini pengiriman uang TKI/TKW ke Indonesia yang sudah dijajaki fasilitas yang memungkinkan, aman, dan saat ini resmi tercatat baru perbankan seperti BNI yang memfasilitasi pengiriman dari Hongkong.

Menyinggung pengiriman TKI/TKW ke negara tujuan seperti jazirah Arab, Hongkong, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Korea, Erman mengatakan, bertambah tidaknya pengiriman itu harus dipandang secara positif, karena hal itu berkaitan dengan lapangan pekerjaan di dalam negeri.

Erman mengakui, siapapun tidak dilarang bekerja di luar negeri sehingga TKI/TKW yang dikirim ke negara tujuan tidak bisa dikalkulasi ditingkatkan atau dikurangi, sebab peluang bekerja di luar negeri apalagi di kawasan Arab cukup besar.

Yang terpenting, katanya, sekarang bagaimana komitmen Pemda terhadap calo-calo liar serta penyeleksian para calon TKI/TKW agar dikemudian hari tidak menimbulkan masalah, baik kelengkapan surat-suratnya maupun ketrampilannya.

Mengenai kesejahteraan para TKI/TKW yang selama ini masih kurang "adil", Erman mengatakan, setelah ada kesepakatan Abu Dhabi beberapa waktu lalu telah disepakati bahwa negara asal dan negara penempatan semua punya kepentingan dan harus bekerjasama saling menguntungkan.

Selain itu, kata Erman, hak normatif TKI/TKW harus diberikan termasuk hak beribadah dan hak politik serta aspek perlindungan dan soal gaji tidak boleh ada diskriminasi, dimana negara penempatan membedakan asal negara, tetapi sekarang gaji dihitung berdasarkan sektor.   

"Selama ini memang terjadi diskriminasi gaji, karena berdasarkan asal negara. Namun sejak ada kesepakatan Abu Dhabi, kriteria itu diubah dan diganti berdasarkan sektor seperti sektor industri dan pertukangan," katanya menambahkan.  ( ant )

http://beritasore.com/2008/09/24/remitensi-tki-diprediksi-capai-rp-40-triliun/


Read More...

4.907 TKI Asal Pamekasan Di Malaysia Ilegal

4.907 TKI Asal Pamekasan Di Malaysia Ilegal

24 September 2008 | 15:47 WIB


Pamekasan ( Berita ) :  Sebanyak 4.907 orang dari total 10.929 TKI (Tenaga Kerja Indonesia) asal Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang bekerja di Malaysia tidak melalui jalur resmi atau ilegal.

"Umumnya para TKI ilegal ini kita ketahui setelah mereka dideportasi dari tempat kerjanya di Malaysia," kata Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) Pamekasan, Herman Priyanto, Rabu [24/09] .

Jumlah itu, kata Herman, merupakan hasil pendataan yang dilakukan Disnakertrans Pamekasan sejak tahun 2004. Rinciannya, pada tahun 2004 sebanyak 1.050 TKI, 2005 tercatat 387 TKI, tahun 2006 sebanyak 1.030 TKI, sedang pada tahun lalu 1.674 TKI dan pada tahun 2008 hingga bulan September mencapai 766 TKI.

Sementara yang melalui jalur resmi atau yang terdaftar di Disnakertrans Pamekasan, hingga bulan September ini mencapai 6.022 TKI, mulai tahun 2004 hingga bulan September 2008.

Tapi sejak tahun 2006 hingga 2008 jumlah TKI yang berangkat ke Malaysia melalui jalur resmi, dan terdaftar di Disnakertrans Pamekasan justru jauh lebih sedikit dibanding yang melalui jalur ilegal.

Menurut Herman Priyanto, pada tahun 2006 lalu jumlah TKI yang melalui jalur resmi sesuai dengan laporan penempatan dari PJTKI hanya sebanyak 518 orang, tahun 2007 sebanyak 536 orang dan hingga bulan September tahun ini hanya 141 orang TKI.

"Artinya, dalam dua tahun terakhir ini menunjukkan ada tren penurunan yang signifikan warga yang bekerja di luar negeri  dengan jalur resmi," kata Herman Priyanto menambahkan. ( ant )

http://beritasore.com/2008/09/24/4907-tki-asal-pamekasan-di-malaysia-ilegal/


Read More...

100.000 TKI di Sabah Bermasalah

Pemulangan TKI melalui penyeberangan reguler di Nunukan beberapa waktu lalu.
Kamis, 25 September 2008 | 03:16 WIB


NUNUKAN - Jumlah tenaga kerja Indonesia di Sabah, Malaysia, yang bermasalah dengan dokumen keimigrasian diperkirakan mencapai 100.000 orang. TKI ilegal yang dideportasi pada periode Januari-Agustus 2008 mencapai 3.804 orang. Angka tersebut berbeda dengan temuan lembaga swasta yang mencatat 150.000 orang.

Kepala Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Nunukan Muhammad Syafrie menyatakan hanya menemukan sekitar 100.000 TKI ilegal di Sabah, Selasa (23/9).

Sedangkan Komisi Pastoral Migran dan Perantauan Keuskupan Tanjung Selor, Nunukan, Kalimantan Timur, menyebutkan, sekitar 150.000 warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim dan bekerja sebagai TKI di sana tidak memiliki dokumen imigrasi karena dikirim langsung oleh perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang tak mengindahkan prosedur keimigrasian.

Syafrie menyatakan, di Nunukan ada 54 PJTKI dan 52 di antaranya berstatus kantor cabang. Ia membantah jika pengiriman TKI oleh kantor cabang PJTKI menjadi penyebab banyaknya TKI berdokumen resmi menjadi TKI ilegal. "TKI menjadi ilegal karena tiga hal, yakni pindah kerja, keluar dari pekerjaan, atau masa kontraknya habis, tetapi tidak kembali ke Indonesia. Bukan karena pengiriman TKI oleh kantor cabang PJTKI di Nunukan. Dulu kami memang mengizinkan kepala cabang PJTKI menandatangani dokumen TKI. Namun, sejak ada surat petunjuk dari pusat pada Mei 2008, itu tidak bisa lagi."

Kepala Kantor Imigrasi Nunukan Malfa Asdi membenarkan bahwa banyak WNI menggunakan paspor biasa untuk mencari kerja sebagai TKI di Sabah.

Menurut anggota Komisi Pastoral Migran dan Perantauan Keuskupan Tanjung Selor, Magun Vincentius, di Nunukan, dari 150.000 WNI bermasalah itu, 88.000 di antaranya TKI ilegal, sementara sisanya mengikuti TKI di Sabah, serta 72.000 anak usia 1–11 tahun tak memiliki jaminan pendidikan. "Kami perkirakan ada 240.000 WNI lainnya yang pernah memiliki dokumen imigrasi, seperti paspor, tetapi saat ini bermasalah," katanya.

Di Nunukan, dari 54 PJTKI, 53 di antaranya kantor cabang yang tak boleh mengirimkan TKI, tetapi kenyataannya memberangkatkan TKI. "Akibatnya, banyak TKI berangkat tanpa demand letter dan kejelasan penempatan kerja," katanya. (ROW)

Aryo Wisanggeni G
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/25/03165592/100.000.tki.di.sabah.bermasalah.


Read More...

24 September 2008

Brother 'tried to save stabbed housemaid'

Gulf Daily News, Sept 24, 2008

By MANDEEP SINGH and BASMA MOHAMMED

A BAHRAINI man fought in vain to save his maid's life as she was attacked by his brother, sources claimed yesterday.

The body of 29-year old Ami Tursiya Takiyat was found in shrubland near the Sitra coastline on Monday.

Her sponsor's brother was arrested within 24 hours of the attack after being spotted trying to dump the body.

The sponsor was being treated in Salmaniya Medical Complex last night, after suffering a mental breakdown and becoming hysterical after the body was found.

It is believed Ms Takiyat was still alive but bleeding from a slit throat as her attacker dragged her from the family home, near the Toyota showroom in Sitra, on Sunday night, said sources.

They said the sponsor was sprayed with blood as he tried to stop the attack.

"He was pushed aside and a profusely-bleeding Ms Takiyat was dumped in the attacker's car and he drove away," said the sources.

They said the sponsor tried to follow him but was restrained by other family members.

"The man was then restrained and told to remain quiet, but the next morning he called the recruiting agency and reported the maid as having run away," said the sources.

But when the woman's body was discovered by the police later on Monday, he broke down and became hysterical, they said.

"When it became difficult to restrain him, paramedics were called and he was taken to the SMC."

One of the doctors who treated the man said he was still in blood-soaked clothes when he arrived at the hospital.

"We were told he had tried to stop his brother from attacking the housemaid and had been sprayed with her blood after her throat was slit," said the doctor.

He said the wound indicated that the weapon was a kitchen-type knife, contradicting an earlier Interior Ministry report that it was a screwdriver.

Indonesian Consulate officials were yesterday trying to trace Ms Takiyat's family, to inform them of the killing. It is understood she had been in Bahrain for just seven months and was employed by the family through a local agency.

The Bahrain agency does not have the family details, but consulate labour specialist Hafiz Ahmed said he hoped to get these through the Indonesian agency which sent her here.

A spokesman from the Bahrain agency said staff got a call from the sponsor on Monday to say that Ms Takiyat had run away.

It was only yesterday that they discovered she had been killed, said the spokesman, speaking on condition that neither he nor the agency be identified.

He said the agency did not have her family contact details, but these could be provided by the agency in Indonesia.

An Interior Ministry statement, issued on Monday night and published yesterday, said the sponsor's brother stabbed Ms Takiyat in the neck with a screwdriver after a row.

A witness alerted police after spotting the bloodstained man in Sitra as he was trying to remove the body from his car trunk, said Central Police director-general Colonel Naji Al Hashel.

The suspect managed to escape with the body still in his car after an argument with the witness. Police closed in on the suspect after identifying his car in a manhunt co-ordinated with all directorates across the country.

He admitted committing the murder, claiming the victim had insulted him.

The case is still undergoing investigations by the Public Prosecution.

Read More...

23 September 2008

Toilet brush used on lips

The Straits Times, Sep 23, 2008

By Elena Chong
AN INDONESIAN maid testified on Tuesday that her employer abused her with more than 20 household items - including steel wool and toilet brush - during three months of virtual servitude.

Ms Susilawati Kusnata told a district court she was beaten for the smallest transgression, including once when she did not smile and her boss wiped her mouth with a toilet brush.

The 26-year-old took the stand for the third day during the trial of three members of a Pasir Ris family who are facing a total of 41 charges of abuse.

She described Loke Phooi Ling, whose husband and mother are also on trial, as her most frequent tormenter.

The maid, who is now under the care of the Indonesian embassy, said Loke, 37, often whacked her with a piece of wood, scissors and a water flask.

Ms Susilawati said Loke once accused her of not using enough elbow grease to clean glass. As punishment, she stamped on her feet and hit her with a piece of wood. Loke also once grabbed her head and wiped her mouth with a toilet brush.

'Ma'am said: 'This will assist you in smiling',' she said in Bahasa Indonesia through a court interpreter. 'Ma'am said when performing my job, I must smile.' But my body was always being hit.''

She also claimed that on other occasions, Looi rubbed her face with a sponge and ran steel wool across her lips. 'It was very painful, like burning sensation.''

The maid fled in July last year by climbing out of a fifth-floor window.

During the four months she worked for the family, she claims she was deprived food and forced to work long hours. She lost 15 kg during that time, and weighed just 38 kg when she left.

The case has been adjourned to Oct 7.

Read More...

Tewasnya TKW Suniah di Suriah Diduga Dianiaya

22/09/08

Tewasnya TKW Suniah di Suriah Diduga Dianiaya


Pamekasan (ANTARA News) - Tewasnya Suniah, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Potoan Daja, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, di Damaskus, Suriah, belum lama ini diduga kuat karena dianiaya.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Potoan Daja, Fathorrahman, SAg, Senin, berdasarkan keterangan perwakilan PJTKI di Jakarta yang kini sedang berada di kota Damaskus, Suriah, guna mengurus kasus kematian TKW asal Pamekasan tersebut.

"Utusan PJTKI Jakarta ini menemui perwakilan PJTKI yang ada di kota Damaskus. Mereka akhirnya bisa mengungkap secara detail fakta yang berkaitan dengan kematian Suniah," katanya.

Menurut Fathorrahman, ada empat keterangan yang disampaikan perwakilan PJTKI Jakarta yang berangkat ke kota Damaskus itu kepada dirinya. Antara lain, berhentinya pernafasan ke jantung, tapi di jantung Suniah tidak ditemukan adanya bekas penganiayaan.

Yang kedua, pada tanggal 2 September 2008 Suniah sempat sakit dan dirawat di Agen Surya sampai akhirnya meninggal di rumah sakit.

Keterangan ketiga yang juga sempat diterima Kades Potoan Daja adalah kondisi Suniah sangat kurus dengan tulang menonjol di wajah, sehingga timbul dugaan bahwa majikan tidak memberi makanan yang layak pada Suniah.

Sedangkan informasi keempat, di wajahnya ada bekas pukulan, tepatnya di bagian mata.

Dari empat keterangan tersebut, perwakilan PJTKI dari Jakarta mendapat dua keterangan tambahan. Yakni, majikannya kini bersedia melakukan pembayaran gaji secara penuh yang memang menjadi hak Suniah.

"Informasi lain yang kami terima, bahwa KBRI (kedutaan Besar Republik Indonesia) yang ada di kota Damaskus, kini ikut membantu secara aktif menyelesaikan persoalan ini," kata Fathor menambahkan.

Secara terpisah Sekda Pamekasan Dr. Djamaludin Karim menyatakan, akan meminta keterangan lebih lanjut kepada Dinas Tenaga Kerja Pamekasan terkait persoalan itu.

"Walaupun dia tidak berangkat dari Pamekasan, ataupun illegal, kita tetap harus memberi perhatian khusus. Terutama kepada keluarga yang ditingalkannya. Dia kan bekerja dengan tujuan untuk menghidupi keluarganya," kata Djamal menambahkan.

Jenazah TKW Suniah alis Nuraika akan dipulangkan ke Pamekasan Madura, setelah semua persoalannya selesai dan sudah tersedia biaya.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/22/tewasnya-tkw-suniah-di-suriah-diduga-dianiaya/

Read More...

22 September 2008

Foreign maids: 'No report of maid being abused'

NST, 22 Sept 2008

Miri district police chief Assistant Commissioner Jamaluddin Ibrahim said no report was received from any Indonesian maid either late last year or this year.

"To my knowledge, there were no maid abuse reports from any quarters recently," he said when asked to comment on an online report on Friday.

Under the headline "Maid suffers in Malaysia, working for five days and already being abused", the report was about a 19-year-old girl from central Java who was said to be in a critical condition following the alleged abuse.

According to the report, the girl was offered work as a maid in Miri for a salary of RM400 a month.

Agreeing to the salary, she came to Miri with seven others from her country at the end of last December.

She claimed that upon her arrival in Miri, she was sent to a coffee shop owner in Jalan Virus, the place where the alleged abuse began.

"Five days after working at the coffee shop, I was badly abused by my employer," she was quoted as saying.

The girl, who reportedly obtained treatment at a hospital in Miri, claimed that she was told to return to Jakarta to have better medical treatment.

She was said to have returned to Jakarta last Wednesday and was now placed at a shelter home there.

Read More...

Ya Ampun, Belasan PSK Masih Beroperasi di Jakpus

Ya Ampun, Belasan PSK Masih Beroperasi di Jakpus
Rabu, 17 September 2008 - 16:57 wib

Eko Wahyu Sentosa - Okezone

JAKARTA - Polres Jakarta Pusat (Jakpus) menjaring sebelas pekerja seks komersil (PSK) dan delapan preman yang beroperasi di Jakarta Pusat. Dalam razia kali ini, polisi memfokuskan di wilayah Tanah Abang.

Kapolres Jakpus Kombes Pol Ike Edwin mengatakan, razia ini digelar untuk menciptakan suasana yang aman dan tentram selama bulan puasa ini.

"Operasi ini akan terus kami lakukan selama bulan puasa. Dan akan kita lakukan di berbagai tempat baik di terminal, pasar, maupun perempatan jalan," kata Edwin di Mapolres Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (17/9/2008).

Dia menjelaskan, para PSK dan preman yang terjaring razia Selasa 16 September malam ini, akan didata dan dikirimkan ke Dinas Sosial Kedoya.

"Mereka tidak dikenakan sanksi, tetapi akan dibawa ke Kedoya untuk proses pembinaan," tukasnya. (kem)http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/09/17/1/146917/ya-ampun-belasan-psk-masih-beroperasi-di-jakpus


Read More...

Bantuan Pembaca untuk Korban Gusuran

Jumat, 19 September 2008 | 21:02 WIB



JAKARTA, JUMAT- Karena membaca berita-berita Kompas.com tentang penggusuran di Taman BMW, seorang pembaca Kompas.com memberikan bantuan kepada korban penggusuran tersebut.

Bantuan berupa beras, mie instan, air mineral, susu, dan peralatan mandi, diserahkan langsung kepada korban penggusuran Taman BMW di Jakarta, Jumat (19/9). Bantuan pembaca tersebut diserahkan kepada korban oleh David Tansen dari Marketing Komunikasi Kompas.com.

"Kami mengucapkan terima kasih dengan bantuan ini. Mudah-mudahan masyarakat bisa terkendali," kata salah warga, Lasarus Rio (27). (C13-08)

http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/19/21023249/bantuan.pembaca.untuk.korban.gusuran.


Read More...

Penderita Gizi Buruk Mewabah

18/09/08

Penderita Gizi Buruk Mewabah


Pandeglang (ANTARA News) - Penderita gizi buruk di Kabupaten Pandeglang, mewabah menyusul ditemukan kasus baru ribuan anak usia bawah lima tahun atau Balita tahun 2008.

"Diperkirakan temuan kasus gizi buruk meningkat dibandingkan tahun lalu," kata Dida Aryadita Petugas Kesehatan dan Keluarga (Kesga) Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Kamis.

Dida mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) Agustus 2008 lalu sementara ditemukan kasus baru sebanyak 1.300 balita.

Jumlah itu, kata dia, semua puskesmas di Kabupaten Pandeglang belum melaporkan data temuan baru kasus gizi buruk.

"Sampai saat ini kami belum menerima laporan dari empat puskesmas," katanya.

Menurut dia, keempat puskesmas yang belum melaporkan itu kemungkinan jumlah kasus gizi buruk paling banyak. Selain lokasi sangat berjauhan dengan pusat kabupaten juga terbanyak penduduk warga miskin.

"Saya kira temuan kasus gizi buruk tahun ini meningkat sekitar 40 persen dari hasil PSG tahun 2007 lalu," kata dia.

Dia menyatakan, penyebab tingginya penderita gizi buruk di Pandeglang karena himpitan kemiskinan sehingga orangtua tak mampu memberikan asupan gizi.

Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat terhadap kesehatan yang mengakibatkan ketidaktahuan pola makan yang baik.

Selanjutnya, penyakit bawaan anak seperti Tb, paru-paru, kelainan jantung dan HIV/AIDS.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah lebih dioptimalkan program pemberdayaan ekonomi pedesaan.

Sebab, sebagian besar warga Pandeglang tinggal di pedesaan.

Sementara itu, dua balita penderita gizi buruk warga Kecamatan Cipeucang dan Labuan, saat ini menjalani pengobatan serius Rumah Sakit Berkah Padeglang karena kondisinya terus memburuk.

"Pasien itu sudah dua hari belum sadarkan diri karena dirujuk ke sini kondisi kesehatannya sangat parah," kata Yanti petugas rumah sakit itu.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/18/penderita-gizi-buruk-mewabah/

Read More...

Penderita Gizi Buruk Meninggal Dunia

21/09/2008
Penderita Gizi Buruk Meninggal Dunia

Pekalongan, CyberNews. Siti khotijah (5), penderita gizi buruk warga Kraton Kidul Gang Sari 10, Kota Pekalongan akhirnya meninggal dunia setelah menjalani pemulihan gizi bantuan dari Pemkot setempat.

Karena kondisi fisiknya lemah, bantuan asupan gizi tidak berhasil memulihkan gizi anak tersebut dan Rabu malam (17/9) lalu akhirnya meninggal dunia.

Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad didampingi Wakil Wali Kota H Abu Almafachir mengetahui hal tersebut langsung mengaku prihatin. Pasalnya, ketika mengetahui anak itu menderita gizi buruk langsung memberikan perhatian khusus serta memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan tindakan pemulihan gizi.

Upaya pemberian makanan-makan bergizi, susu dan pemantauan kesehatan dilakukan. "Tapi ternyata kondisi fisik anak itu dimungkinkan sangat lemah, sehingga akhirnya meninggal. Saya sangat perihatin dan kasihan sekali. Akan saya kunjungi rumahnya untuk mengetahui kodisi keluarganya" kata dia.

Disebutkan, ada kemungkinan lemahnya fisik anak karena orang tua, dalam hal ini ibu kurang memberikan perhatian khusus, terlebih setelah suami meninggal. Untuk itu agar kejadian itu tidak terulang lagi, wali kota menegaskan, pihaknya akan melakukan pengawasan dan tidakan lebih ketat jika ditemukan ada anak menderita gizi buruk.

"Nanti tidak hanya anak yang menjadi perhatian, tapi orang tua juga. Sebab berhadapan langsung dengan perawatan anak. Kemudian melibatkan petugas Puskesmas secara khusus agar upaya-upaya penyelamatan jiwa dapat dilakukan dengan baik," tandas Basyir.

Keterlibatan petugas Puskemas diterangkan, seperti menjadi orang tua asuh secara tidak langsung, yakni dalam hal pemulihan gizi, pemantauan kesehatan, termasuk memeriksakan kepada dokter spesialis jika menderita kelainan atau penyakit yang menyertai.

Dengan upaya demikian diharapkan dapat lebih memberikan proteksi kesehatan bagi anak penderita gizi buruk. Pasalnya, Basyir menegaskan tidak ingin mendengar ada anak penderita gizi buruk dan dia menyatakan akan melakukan pemantauan langsung.

(Nur Khaeruddin /CN08)

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=14283


Read More...

Delapan Anak Balita Meninggal akibat Gizi Buruk

Senin, 22 September 2008 | 00:10 WIB

Banda Aceh, Kompas - Delapan anak balita asal Aceh pada triwulan pertama tahun 2008 meninggal dunia karena menderita gizi buruk. Kabupaten Aceh Besar menyumbang jumlah anak balita yang meninggal terbesar, yaitu tiga orang dalam kurun waktu tiga bulan (Januari- Maret 2008).

Hasil survei Data Dukung Gizi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008 untuk periode pertama tersebut disampaikan Kepala Bidang Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan NAD Evi Safrida dan Kepala Seksi Ibu, Anak, Usia Lanjut, dan Nutrisi Dinkes NAD Hasnani ketika ditemui di kantornya, akhir pekan lalu.

"Ini baru data sementara. Kami sedang melaksanakan pendataan dan survei untuk semester kedua dan sedang berjalan di seluruh wilayah NAD," kata Evi.

Evi mengatakan, masih banyaknya kasus gizi buruk di Aceh lebih disebabkan tidak meratanya pengetahuan ibu dan keluarga balita tentang gizi dan kesehatan. Selain itu, minimnya kemampuan keuangan keluarga untuk membeli makanan yang layak konsumsi, terutama untuk anak balita, membuat kondisi kesehatan anak-anak tidak baik.

Data Dukung Gizi Provinsi NAD tahun 2008, terdapat 103 kasus gizi buruk di wilayah ini. Jumlah kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Pidie (29 kasus), Kota Lhok Seumawe (16 kasus), Kabupaten Bireuen (15 kasus), dan Kabupaten Aceh Utara (11 kasus).

Dari total 29 kasus gizi buruk yang ada di Kabupaten Pidie, sebanyak 26 di antaranya adalah marasmus. Adapun tiga sisanya masuk dalam kategori kwasiorkor.

Di Kabupaten Aceh Utara, dari 11 kasus anak balita terpapar gizi buruk, sembilan di antaranya termasuk dalam kategori marasmus. Dua anak balita lainnya termasuk dalam kategori kwasiorkor.

Di Kabupaten Aceh Besar, dari tiga anak balita yang meninggal akibat kasus gizi buruk, hanya satu orang yang terdeteksi oleh Dinas Kesehatan. Dua lagi yang meninggal dunia sama sekali tidak terdeteksi.

Menurut Evi, ada beberapa anak balita yang tidak terdeteksi karena tempat tinggal yang jauh dari pusat kesehatan masyarakat atau pos pelayanan terpadu. Namun, sering kali, menurut dia, minimnya pengetahuan para ibu tentang kondisi gizi dan kesehatan anak membuat pertolongan terhadap bayi-bayi mereka menjadi sangat kurang.

Hasnani menyatakan, pemberantasan penyakit gizi buruk (marasmus dan kwasiorkor) tidak hanya bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan semata. Menurut dia, kompleksitas penyebab terjadinya kondisi penyakit ini di masyarakat tidak hanya disebabkan masalah kesehatan saja.

"Permasalahan sosial, seperti kemiskinan, susahnya sarana penghubung dari tempat tinggal warga ke pos pelayanan kesehatan terdekat, serta rendahnya tingkat pendidikan, menjadi faktor pemicu. Tidak hanya masalah kesehatan semata," tuturnya.

Ibu-ibu, katanya, juga masih sangat kurang memahami pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) untuk perkembangan anak mereka, terutama setelah proses persalinan. Menurut Hasnani, hanya sekitar 10 persen dari total 471.476 balita yang diberi ASI eksklusif oleh ibunya.

Lebih lanjut Hasnani menjelaskan, pemberian makanan tambahan tidak menjadi satu-satunya cara untuk mengurangi jumlah kasus gizi buruk di masyarakat karena cara ini hanya berlangsung antara dua hingga tiga bulan saja. Selebihnya, perbaikan gizi menjadi tanggung jawab orangtua dan keluarga. (MHD)


mhd
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/22/00101136/delapan.anak.balita.meninggal.akibat.gizi.buruk

Read More...

Ribuan TKW di Malaysia Tinggal di Kondomunium

17/09/08

Ribuan TKW di Malaysia Tinggal di Kondomunium


Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 1.388 Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di pabrik salah satu perusahaan elektronik raksasa internasional di Selangor tinggal di kondomunium lengkap dengan kolam renang dan pusat kebugaran.

"Sebanyak 1.388 pekerja asal Indonesia dari total pekerja kami 3.200 orang tinggal di kondomunium. Kami saja hanya tinggal di rumah biasa," kata Abu Bakar manager SDM perusahaan itu saat berbuka bersama dengan wakil duta besar KBRI Kuala Lumpur Tatang Razak dan para TKW itu di Selangor, Rabu.

Tini asal Solo yang sudah bekerja tiga tahun setengah dan Wati asal Banjarnegara yang sudah tiga tahun bekerja di perusahaan itu mengaku memang mereka tinggal di satu kondomunium berfasilitas mewah.

Kondomunium di Malaysia umumnya dilengkapi kolam renang dan pusat kebugaran.

"Ada yang tinggal di kondomunium Avenue Court dan Sunway Lagoon Perdana," kata Tini yang mengaku bergaji hingga 1.300 ringgit per bulan dan bisa mengirim uang hingga dua juta rupiah per bulan ke kampung halaman.

Menurut Abu Bakar, kinerja pekerja Indonesia sangat baik sehingga ia tertarik memperkerjakan lebih banyak orang Indonesia di perusahaannya.

"Kalau perlu sebagian besar pekerja berasal dari Indonesia sebab jika menggunakan pekerja Malaysia umumnya manja, kurang bekerja keras, tidak bisa dimarahi dan sebentar-sebentar keluar atau minta cuti," kata Abu Bakar.

Tatang berharap para pekerja Indonesia yang jumlahnya 1,2 juta orang selalu mematuhi aturan-aturan pemerintah Malaysia.

"Bekerjalah dengan baik dan jaga nama bangsa dan negara kita di negara orang," pesannya.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/17/ribuan-tkw-di-malaysia-tinggal-di-kondomunium/

Read More...

Kisah TKW di Malaysia: Tinggal di Kondominium Nan Nyaman

Kamis, 18/09/2008
Kisah TKW di Malaysia: Tinggal di Kondominium Nan Nyaman
Ramdhan Muhaimin - detikNews

Selangor - Kondisi TKW Indonesia di Malaysia seringkali diceritakan buruk. Padahal tidak semua TKW begitu adanya. Di antara mereka, bahkan ada yang hidup sejahtera.

Contohnya saja seperti nasib baik yang dialami sekitar 1.300 TKW yang bekerja di PT Epson Toyocom Malaysia. Bukan saja jaminan fasilitas lengkap yang mereka dapatkan. Bahkan mereka pun tinggal di apartemen sekelas kondominium.Waw...!

Total pekerja di perusahaan elektronik asal Jepang itu berjumlah 3.200 orang. Kebanyakan mereka adalah pekerja asing. Hanya sedikit pekerja asli Malaysia. Dari jumlah tersebut, 1.388 pekerja berasal dari Indonesia.

"Pekerja Indonesia di sini paling banyak dibanding yang lain. Bahkan dari Melayu sekalipun. Mereka giat, dan kami senang dengan pekerja dari Indonesia. Orang Melayu jarang yang mau bekerja seperti mereka," ujar Manager HRD PT Epson Toyocom, Abu Bakar di sela-sela buka puasa bersama KBRI bersama 500 TKW di Sri Petaling,Selangor, Malaysia, Rabu (17/9/2008).

Abu mengatakan, seluruh pekerja asal Indonesia tersebut tinggal di dua kondominium dengan fasilitas yang cukup lengkap, seperti fitness center, swimming pool, parking lot, dan lain-lain. Kedua kondominium itu adalah Kondominium Avenue Court dan Kondominium Sunway Legoon.

Selain kondominium, Abu mengatakan, para pekerja pun disediakan pelayanan klinik gratis, transportasi antar jemput, dan kenaikan bonus gaji tiap tahun berdasarkan prestasi.

Meski demikian, Abu mengungkapkan, kondominium tersebut tidak gratis ditinggali oleh para pekerja. Para TKW tersebut tetap dikenakan biaya sewa RM 45 per orang per bulan untuk setiap unitnya. Setiap unit ditinggali 10-13 orang. Setiap kondominium terdiri lebih dari 50 unit.

Salah seorang TKW asal Solo, Tini (23) mengungkapkan, dirinya mampu mengirim uang kepada keluarganya di Indonesia sebesar 1,5-2 juta per bulan hasil dari bekerja di perusahaan tersebut. Tini mengaku mendapat gaji minimum sebesar RM 800 atau Rp 2,4 juta per bulan.

"Tapi kalau kami kerja overtime 12 jam dengan prestasi yang bagus, kami bisa mendapatkan RM 1.200-1.300 per bulan," ungkapnya yang mengaku sudah bekerja selama 3,5 tahun.

Seorang TKW lainnya, Wati (23) bahkan juga mengatakan, penghasilan yang diterimanya untuk bulan ini karena menyambut hari raya Idul Fitri bisa mencapai RM 1.500 atau Rp 4,5 juta.

"Kalau prestasi kami bagus, biasanya ada promote dari perusahaan. Dan Alhamdulillah, kecelakaan kerja yang serius selama bekerja disini juga belum pernah. Ada klinik gratis di sini," cetus gadis asal Banjarnegara tersebut.

Dengan gaji sebesar itu, tentu saja biaya sewa tempat tinggal yang hanya RM 45 per orang tidak terlalu memberatkan. Apalagi biaya sebesar itu sudah mencakup biaya air dan listrik.

Tini dan Wati hanya dua orang dari TKW-TKW Indonesia yang sedikit lebih beruntung dibanding lainnya yang seringkali terjebak berbagai persoalan hukum dan keimigrasian di negeri jiran itu.Jumlah TKI di Malaysia mencapai 1,2 jut orang. Dari jumlah itu, berdasarkan data dari KBRI sekitar 400-500 ribu di antaranya adalah ilegal.

Meski bekerja dengan fasilitas yang baik, keduanya tetap mengaku sangat merindukan kampung halaman mereka di Indonesia. "Saya tidak mau lama-lama di sini. Kalau sudah cukup uangnya, saya juga akan balik kampung lagi," pungkasnya sambil tersenyum.(rmd/djo)
http://www.detiknews.com/read/2008/09/18/115135/1008362/10/tinggal-di-kondominium-nan-nyaman

Read More...

TKW Tewas Dianiaya di Malaysia

19/09/2008 1
TKW Tewas Dianiaya di Malaysia

Liputan6.com, Semarang: Seorang tenaga kerja wanita asal Cilacap, Jawa Tengah, tewas dianiaya keluarga majikannya di Selangor, Malaysia, sepekan silam. Namun, jasad Siti Fatonah baru tiba di Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang, Jumat (19/9) pagi.

Berdasarkan pantauan SCTV, pemulangan jenazah Siti Fatonah menggunakan pesawat Airway Bill dari Malaysia. Setibanya jenazah, Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno secara resmi menyerahkannya kepada ayah korban, Ahmad Sanusi. Sang ayah pun tak kuasa menahan air mata. Jenazah lalu dibawa ke rumah duka di Desa Tritih Lor, Jeruk Legi, Cilacap.

Siti Fatonah bekerja di Selangor, sejak 12 September 2005. Ia tinggal bersama majikan bernama Phoy Yow Yong. Erman Suparno mengatakan, hasil otopsi membuktikan bahwa korban tewas akibat penganiayaan. Namun, pelaku sudah ditangkap dan menjalani pemeriksaan.

Hal serupa juga menimpa Ngatmiatun, seorang TKW asal Grobogan Jawa Tengah. Ia disiksa majikannya hingga lumpuh dan luka di sekujur tubuh. Perempuan berusia 19 tahun itu kini direhabilitasi di shelter TKI Hanura di Pontianak, Kalimantan Barat. Padahal, Ngatmiatun baru bekerja empat bulan di warung kopi di daerah Miri, Malaysia. Gaji yang dijanjikan 400 ringgit Malaysia per bulan pun belum dibayar.(IKA/Tim Liputan 6 SCTV)
http://www.liputan6.com/news/?id=165415&c_id=2

Read More...

Da`i Bachtiar Terima Banyak Keluhan TKW di Pabrik Sony Malaysia

21/09/08

Da`i Bachtiar Terima Banyak Keluhan TKW di Pabrik Sony Malaysia


Kuala Lumpur (ANTARA News) - Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar menerima banyak keluhan mulai dari gaji yang tidak sesuai, kartu pekerja hingga uang lembur ketika menemui dan dialog dengan sekitar 450 TKW yang bekerja di pabrik Sony, Nilai, Negeri Sembilan, Minggu.

"Kami dijanjikan gaji pokok 900 ringgit per bulan ketika di Jakarta. Kenyataannya gaji pokok kami hanya 500 ringgit," kata Devi, salah seorang TKW, asal Malang, yang bekerja di pabrik elektronik Sony sekitar satu tahun lebih.

Keluhan lainnya diungkapkan Uun asal Jawa Barat mengenai kartu pekerja.

"Kami sudah menerima kartu pekerja sebagai pengganti paspor untuk jalan-jalan keluar pabrik. Jadi tidak perlu bawa paspor kemana-mena. Tapi ketika keluar jalan-jalan diperiksa polisi atau Rela ditanyakannya malah paspor. Mereka tidak mengakui kartu pekerja. Lalu buat apa kartu pekerja yang dikeluarkan imigrasi Malaysia," kata Uun, yang sudah dua tahun bekerja.

Lain orang lain keluhan. Santi asal Denpasar mengeluhkan mengenai lembur.

"Kami sudah ditetapkan hari minggu libur tapi tiba-tiba ketika akan menikmati libur disuruh kerja atau masuk oleh manajemen karena banyak order. Lagi pula uang lembur tidak jelas," ungkap Santi.


Outsourcing
Mendengar keluhan itu, Dubes Da`i menyatakan gembira menerima masukan mengenai kondisi kerja TKW. Ia kemudian meminta Atase Tenaga Kerja Teguh H Cahyono untuk memberikan tanggapan.

Kepada para TKW, Teguh mengatakan, akan segera mengadakan pertemuan antara para pimpinan perusahaan outsourcing dengan Sony untuk mendengarkan jawaban mereka.

Sekitar 2.000, sebagian besar ialah TKW, yang bekerja di Sony merupakan pekerja perusahaan outsourcing. Sebanyak 450 TKW yang hadir itu merupakan pekerja Authentic Design Sdn Bhd, Rizhaphora Sdn Bhd, dan Legenda Inti Sari.

Dubes Da`i Bachtiar menemui dan berdialog dengan para TKW tersebut untuk mengetahui kondisi kerja mereka sekaligus melakukan sosialisasi mengenai Pemilu.

"Jika kalian ada masalah jangan sungkan atau ragu untuk datang ke KBRI. Itu adalah rumah kalian juga," katanya. Para staf KBRI kemudian membagi-bagikan buku kecil yang berisi nomor HP para pejabat KBRI dan prosedur pengaduan.(*)
http://www.antara.co.id/arc/2008/9/21/dai-bachtiar-terima-banyak-keluhan-tkw-di-pabrik-sony-malaysia/

Read More...

Dubes RI untuk Malaysia Terima Banyak Keluhan TKW

21/09/2008
Dubes RI untuk Malaysia Terima Banyak Keluhan TKW

Kuala Lumpur, CyberNews. Dubes RI untuk Malaysia Dai Bachtiar menerima banyak keluhan mulai dari gaji yang tidak sesuai, kartu pekerja hingga uang lembur ketika menemui dan dialog dengan sekitar 450 TKW yang bekerja di pabrik Sony, Nilai, Negeri Sembilan, Minggu (21/9).

"Kami dijanjikan gaji pokok 900 ringgit per bulan ketika di Jakarta. Kenyataannya gaji pokok kami hanya 500 ringgit," kata Devi, salah seorang TKW, asal Malang, yang bekerja di pabrik elektronik Sony sekitar satu tahun lebih. Keluhan lainnya diungkapkan Uun asal Jawa Barat mengenai kartu pekerja.

"Kami sudah menerima kartu pekerja sebagai pengganti paspor untuk jalan-jalan keluar pabrik. Jadi tidak perlu bawa paspor kemana-mena. Tapi ketika keluar jalan-jalan diperiksa polisi atau Rela ditanyakannya malah paspor. Mereka tidak mengakui kartu pekerja. Lalu buat apa kartu pekerja yang dikeluarkan imigrasi Malaysia," kata Uun, yang sudah dua tahun bekerja.

Lain orang lain keluhan. Santi asal Denpasar mengeluhkan mengenai lembur. "Kami sudah ditetapkan hari minggu libur tapi tiba-tiba ketika akan menikmati libur disuruh kerja atau masuk oleh manajemen karena banyak order. Lagi pula uang lembur tidak jelas," ungkap Santi.

Mendengar keluhan itu, Dubes Dai menyatakan gembira menerima masukan mengenai kondisi kerja TKW. Ia kemudian meminta Atase Tenaga Kerja Teguh H Cahyono untuk memberikan tanggapan. Kepada para TKW, Teguh mengatakan, akan segera mengadakan pertemuan antara para pimpinan perusahaan outsourcing dengan Sony untuk mendengarkan jawaban mereka.

Sekitar 2.000, sebagian besar ialah TKW, yang bekerja di Sony merupakan pekerja perusahaan outsourcing. Sebanyak 450 TKW yang hadir itu merupakan pekerja Authentic Design Sdn Bhd, Rizhaphora Sdn Bhd, dan Legenda Inti Sari.

Dubes Dai Bachtiar menemui dan berdialog dengan para TKW tersebut untuk mengetahui kondisi kerja mereka sekaligus melakukan sosialisasi mengenai Pemilu. "Jika kalian ada masalah jangan sungkan atau ragu untuk datang ke KBRI. Itu adalah rumah kalian juga," katanya. Para staf KBRI kemudian membagi-bagikan buku kecil yang berisi nomor HP para pejabat KBRI dan prosedur pengaduan.

(Ant /CN05)

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=14310


Read More...

Kiriman Uang TKI Asal Madiun Meningkat

Rabu, 17 September 2008 | 16:53 WIB

MADIUN, RABU - Dua minggu menjelang hari raya Lebaran, kiriman uang dari tenaga kerja Indonesia asal Madiun dan sekitarnya yang bekerja di luar negeri mulai meningkat. Kiriman uang melalui kantor pos saja bisa Rp 100 juta dalam sehari, belum lagi kalau dihitung transfer antarbank.

Supervisor Sumber Daya Manusia Kantor Pos Madiun PT Pos Indonesia, Haryanto, Rabu (17/9), mengatakan kiriman uang sebanyak Rp 100 juta itu dikirim oleh 80 orang, sehingga setiap orang rata-rata mengirimkan sekitar Rp 1,25 juta.  

"Kalau hari biasa, maksimal pengiriman uang hanya sekitar Rp 50 juta dalam sehari. Namun sekarang jumlah itu sudah naik dua kali lipat," ujarnya.

Peningkatan pengiriman uang dari luar negeri ini sudah mulai terlihat sejak pekan lalu. Jumlah kiriman uang yang disebut remittance itu bisa meningkat lagi satu minggu sebelum Lebaran.

Pengiriman uang melalui kantor pos, menggunakan wesel pos instan, yang bekerja sama dengan western union. Dalam waktu sepuluh menit setelah TKI mengirimkan via wesel, penerima uang di Madiun sudah bisa mengambil uang yang dikirim tersebut di kantor pos terdekat.

Jumlah uang yang dikirimkan oleh TKI di luar negeri ke Madiun ini bisa lebih besar jumlahnya. Pasalnya, TKI tidak hanya mengirimkan uang via wesel pos instan tetapi juga melalui transfer antarbank.

Kasubdin Penempatan Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun, Suhartanto, mengatakan peningkatan kiriman uang oleh TKI di luar negeri memang selalu terjadi setiap mendekati Lebaran.   

"Mereka biasa mengirimkan dulu uang itu ke keluarga mereka sebelum mereka pulang , sehingga saat perjalanan pulang mereka tidak membawa uang," katanya.

Namun berapa total jumlah uang yang telah dikirimkan TKI mendekati Lebaran kali ini, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun belum mengetahui jumlahnya. "Kami belum mendapatkan laporan dari Bank Indonesia yang memang bertugas mencatat jumlah remittance," tambahnya.

Antonius Ponco A


http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/17/16530256/kiriman.uang.tki.asal.madiun.meningkat..


Read More...

Oknum KJRI Hong Kong Pukul TKI

17/09/2008
Oknum KJRI Hong Kong Pukul TKI

Hong Kong, CyberNews. Ketua Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) Rusemi menilai pemerintah Indonesia tidak pro dengan TKI atau buruh migran Indonesia (BMI). Pernyataan Rusemi ini mengacu pada tindakan kekerasan yang dilakukan petugas keamanan KJRI terhadap TKI.

Oleh karena itu, Rusemi mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan dalam menghentikan demo Indonesian Migrant Workers Union (IMWU), Minggu, 7 September 2008 di Queen Elizabeth Stadium, Wanchai.

"Ini tidak bisa didiamkan, tindakan kekerasan oleh pihak KJRI harus diusut tuntas," tandas Sri Wulan Mawarsih, Ketua Koalisi Organisasi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong (KOTKIHO) dalam rilisnys kepada SM CyberNews.

Sampai saat ini, kata Wulan Mawarsih, KJRI masih mungkir terhadap tindakan kekerasan tersebut. Sejak Sabtu (13/9), IMWU bersama organisasi buruh migran Indonesia di Hong Kong telah membuat petisi yang ditandatangani oleh BMI di Hong Kong. Sampai saat ini tandatangan yang terkumpul sudah mencapai 500 lebih. "Pengumpulan tandatangan ini akan diteruskan sepanjang bulan Ramadhan. Petisi ini akan kami krimkan ke Presiden, Menakertrans, Deplu RI dan KJRI Hong Kong," tandasnya.

"Akan kita tunjukan kepada pemerintah, dan terutama KJRI Hong Kong, bahwa mereka tidak bisa sembarangan terhadap BMI. Kalau ada satu BMI yang disakiti maka ratusan ribu BMI yang lain akan turut sakit, ini ikatan yang kami punya diantara BMI Hong Kong," ujar Nur Halimah, Ketua Maratush Sholihah-Persatuan Muslimah Lampung-HK.

(MH Habib Shaleh /CN08)

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=14027


Read More...

SBY-Kalla Diminta Minta Maaf pada TKI HK

17/09/2008
SBY-Kalla Diminta Minta Maaf pada TKI HK

Hong Kong, CyberNews. Sejumlah organisasi buruh migran Indonesia di Hong Kong menuntut pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Konsulat Jenderal RI-Hong Kong minta maaf secara terbuka kepada anggota IMWU yang menjadi korban penganiayaan petugas keamanan KJRI Hong Kong.

Seperti diketahui, Minggu, 7 September 2008 seorang Buruh Migran Indonesia (BMI) menjadi korban kekerasan petugas keamanan KJRI Hong Kong saat demo Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) di Queen Elizabeth Stadium, Wanchai.

Dalam aksi ini, Wakil Ketua IMWU, Sri Mintarti, beserta 8 anggota IMWU lainnya dianiaya oleh petugas keamanan KJRI-Hong Kong saat membuka spanduk bertuliskan "stop underpayment" dan "Blacklist agen dan majikan pemeras BMI".

Aksi ini dilakukan bertepatan dengan acara nyanyi Menakertrans RI Erman Suparno di perayaan Hari Kemerdekaan RI ke 63 (Indonesian Day) di Queen Elizabeth Stadium, Wan Chai.

(MH Habib Shaleh /CN08)

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=14031


Read More...

Pemerintah Bangun Sekolah untuk Anak TKI Di Malaysia

Batas negara Indonesia dan Malaysia di Desa Aji Kuning, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, hanya berupa patok sederhana dan di atasnya terdapat plang nama jalan. Di sebelah kiri plang nama jalan tersebut merupakan wilayah Indonesia, sedangkan di sebelah kanannya merupakan wilayah Malaysia. Batas negara tersebut persis memotong rumah penduduk.
Rabu, 17 September 2008 | 20:47 WIB

JAKARTA, RABU - Pemerintah segera mendirikan sekolah bagi anak Tenaga Kerja Indonesia atau TKI di Malaysia, khususnya di Sabah. Sekolah tersebut direncanakan menjadi induk bagi model pelayanan pendidikan nonformal yang akan diadakan pula di sana.

Hal tersebut terungkap dalam jumpa pers yang dihadiri Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Suyanto, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Da'i Bachtiar, dan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Departemen Luar Negeri, Teguh Wardoyo, Rabu (18/9). Pada hari yang sama mereka mengadakan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo terkait dengan masalah pendidikan anak TKI tersebut.

Selama ini, mereka mendapatkan pendidikan dari lembaga semacam bimbingan tes yang berbasis di Malaysia yakni Yayasan Humana. Sebelumnya diwartakan, para guru honorer yang baru saja pulang mengajar dari Sabah setelah kontrak mereka dengan Depdiknas berakhir, sempat melaporkan bahwa pengajaran oleh Yayasan Humana sekitar 80 persen berkiblat kepada kurikulum di Malaysia. Mereka juga dididik dalam kondisi yang menurut para guru Indonesia tersebut mengenaskan serta tidak mendapatkan ijasah sehingga sulit meneruskan pendidikan.

Da'i Bachtiar mengatakan, pemerintah segera membangun sekolah Indonesia di Kinabalu. Sementara akan disewa beberapa rumah toko untuk beberapa kelas. Ke depan, pemerintah akan membeli tanah guna membangun sekolah tersebut.

Suyanto menambahkan, telah dipersipakan anggaran sekitar Rp 7 miliar untuk membeli tanah. Pembangunan sekolah tersebut akan bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI. Sekolah tersebut untuk menangani anak-anak sekitar Kinabalu saja yang berdasarkan pendataan sekitar 500 anak. Dari jumlah tersebut, terdapat 170-an anak masih dalam usia sekolah. Selebihnya, anak tidak dapat masuk sekolah formal karena faktor usia.

Untuk anak-anak tersebut dan anak di kawasan perkebunan di pedalaman, pemerintah merencanakan untuk memberikan pelayanan pendidikan nonformal yang nantinya dapat menginduk ke sekoolah formal di Kinabalu itu. Jumlah anak TKI di Sabah yang membutuhkan layanan pendidikan layak diperkirakan berkisar 25.000-30.000 anak.

Pemerintah juga akan memperbesar kapasitas sekolah-sekolah di wilayah Indonesia yang berdekatan dengan Malaysia. "Di Nunukan dan Sebatik akan diperluas kapasitasnya. Kami berupaya menyelesaikan persoalan ini sekomprehensif mungkin. Harapannya, anak-anak dapat menikmati pendidikan yang merupakan haknya terlepas mereka sebagai warga legal atau ilegal," ujar Suyanto.

Departemen Pendidikan Nasional atau Depdiknas juga kan mengirimkan 10.000 ribu buku bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia di Sabah, Malaysia. Hal itu agar anak tetap dapat mengikuti perkembangan kurikulum di Indonesia. Dengan adanya buku berbasis kurikulum Indonesia tersebut harapannya anak-anak tersebut tidak asing dengan yang terjadi di tanah air.

Indira Permanasari S

http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/17/20471065/pemerintah.bangun.sekolah.untuk.anak.tki.di.malaysia


Read More...

100.000 TKI Ilegal Akan Diputihkan

Pemulangan TKI melalui penyeberangan reguler di Nunukan beberapa waktu lalu.
Rabu, 17 September 2008 | 21:31 WIB

JAKARTA, RABU - Ratusan Ribu Tenaga Kerja Indonesia atau TKI ilegal yang berada di Malaysia direncanakan akan diputihkan atau diurus statusnya agar menjadi legal. Tenaga kerja yang diperkirakan ilegal atau tidak mempunyai dokumen seperti izin kerja dan bekerja di perkebunan di Sabah, Malaysia angkanya diperkirakan sekitar 100.000 orang.

Hal tersebut diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Da'i Bachtiar, dalam jumpa pers, Rabu (18/9). Acara itu dihadiri pula oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Suyanto dan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Departemen Luar Negeri, Teguh Wardoyo. Pada hari yang sama mereka mengadakan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo terkait dengan masalah pendidikan anak TKI di Sabah.

"Dalam pertemuan dengan otoritas di Malaysia, mereka meminta agar ada pemutihan. Diberikan waktu tiga bulan kepada para pengusaha untuk memproses mereka (TKI) yang tidak mempunyai dokumen agar menjadi legal," ujar Da'i Bachtiar. Pemerintah Indonesia juga meminta agar TKI tidak sekadar diputihkan statusnya, tetapi juga dijamin hak-haknya dengan adanya kontrak kerja dengan pengusaha. "Kelemahan tenaga kerja kita di Malaysia, apabila terjadi perselisihan, tidak ada dasarnya karena tidak dibuatkan kontrak tenaga kerja," kata Da'i.

Indira Permanasari S

http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/17/21311631/100.000.tki.ilegal.akan.diputihkan


Read More...