-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

20 September 2007

Mohammed Fanani: Publish and be profitable

The Jakarta Post
20 Sept 2007

Duncan Graham, Contributor, Hong Kong

When Mohammed Fanani first arrived in Hong Kong more than three years ago he was prone to weeping.

As a reporter in Jakarta he had covered enough sad and sickening stories to grow the carapace that police, social workers, medics and other front-liners develop to handle the tragedies that befall the unlucky and unwary.

But the tales he encountered in the former British colony seemed unstoppable.

Read More...

Poor image of Indonesian migrant workers

The Jakarta Post
20 September 2007

Dewi Anggraeni, Melbourne

The brutal assault on Indonesian karate instructor Donald Luther Colopita by Malaysian police last month has not only evoked patriotic anger among many Indonesians, it has also brought to public attention an array of stories of unpleasant (some downright awful) incidents experienced by Indonesians in Malaysia.

These have been exchanged in private gatherings as well as through various electronic mailing lists.

Read More...

Penyebab Kematian TKW Asal Malang di Hongkong Belum Jelas

20/09/07

Malang (ANTARA News)
- Penyebab kematian Mistiari (35), TKW asal jalan Mayor Damar RT 21 RW 11 Desa Bokor, Kecamatan Turen, Malang, Jatim, hingga kini belum diketahui lantaran hasil visum dari Kepolisian Hongkong belum juga diterima Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, Bambang Sugeng, Kamis, mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, TKW asal Turen itu meninggal karena jatuh dari lantai 20 apartemen majikannya di 21 Hiu Wong Street, Hongkong pada 10 September 2007.

"Dengan belum adanya hasil visum dari kepolisian Hongkong, kepastian penyebab utama meninggalnya Mistiari belum jelas. Berdasarkan informasiyang diperoleh Disnaker saat ini hasil visum masih dalam pemerikasaan lebih lanjut oleh kepolisian Hongkong," katanya.

Menurut dia, dengan adanya hasil visum maka bisa diketahui secara pasti penyebab kematian TKW tersebut, apakah murni kecelakaan kerja maupun bunuh diri. Selain itu, dengan adanya visum dan data pendukung dari kepolisian Hongkong maka status ketenagakerjaan dari TKW bisa diketahui secara pasti.

"Biasanya, hasil visum masuk ke Disnaker antara tujuh hingga sepuluh hari pascakejadian. Namun hingga saat ini, kami belum menerima. Untuk status TKW harus diperjelas. Apakah dia legal atau ilegal. Pasalnya, banyak TKW yang tidak mengurus kembali ijinnya setelah kontrak dari PJTKI habis," katanya menjelaskan.

Lebih lanjut ia menjelaskan, TKW asal Turen itu menjadi TKI di Hongkong sejak tahun 2006 lalu dan diberangkatkan dengan menggunakan jasa pengiriman tenaga kerja PT. Asri Cipta Tenaga Karya Singosari, Kabupaten Malang.

Mistiari meninggalkan suami, Mahmud (39) dan dua oranga putra, yaitu Wahyu (16) dan Erik Setiawan (9) saat ini masih duduk di kelas III Sekolah Dasar di Desa Bokor, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Sementara pihak PJTKI PT. Asri Cipta Tenaga Karya Singosari, Bambang mengatakan, pihaknya membantu biaya pemulangan TKW dari Hongkong sampai ke rumah duka. Selain itu, pihaknya telah memberikan satunan duka pada keluarga korban yang diterima langsung oleh pihak keluarga.

Menurut dia, pertama kali Mistiari berangkat ke HOngkong mengunakan jasa perusahaannya. Namun setelah masa kontrak berakhir, dia berangkat kembali ke Hongkong.

"Sebetulnya dia sudah lepas kontrak, namun PT masih membantu mengurus administrasinya, karena kita masih berhubungan baik," katanya menambahkan.(*)

COPYRIGHT © 2007

18 September 2007

Pemerintah Dinilai Tidak Serius Tangani TKI

TEMPO Interaktif
Selasa, 18 September 2007 | 10:45 WIB

Semarang: Komisi E (Bidang Tenaga Kerja) DPRD Provinsi Jawa Tengah menilai hingga kini pemerintah pusat tidak serius dalam menangani persoalan-persoalan terkait nasib para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri.

"Buktinya, masih saja terjadi penyiksaan dan penderitaan yang dialami para TKI," kata Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah M. Iqbal Wibisono hari ini.

Read More...

17 September 2007

Indonesian Embassy Denies Indonesian Worker Amputated in Saudi Arabia

TEMPO Interactive
Monday, 17 September, 2007 | 17:45 WIB

Jakarta: Sukamto, the Indonesian Migrant Worker Attache at the Indonesian Embassy in El Riyadh, Saudi Arabia, has denied that an Indonesian worker there suffered violence.

Based on the investigation of Indonesian Embassy staff to the Riyadh Medical Center, he said, no Indonesian citizen was operated on or amputated within the last 35 days.

Read More...

[Ismi,] TKI Meninggal di Kondominium, Malaysia

ANTARA News
17/09/07 13:51

Kuala Lumpur - Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Indonesia bernama Ismi, ditemui sudah tidak bernyawa di lantai bawah kondominium di Taman Overseas Union, Jalan Klang Lama, Selangor Malaysia, Minggu sore.

Jenasahnya kini di semayamkan di RS Universiti Malaya untuk penyidikan polisi.

Read More...

Polri Sekidiki 96 WNI Diperdagangkan ke Cina

ANTARA News
17/09/07 21:06

Jakarta - Polri saat ini sedang menyelidiki kasus penemuan 96 wanita warga negara Indonesia (WNI) di kota Zhuhai, Cina, yang diduga menjadi korban perdagangan orang, kata Kapolri Jenderal Pol Sutanto.

"Mereka mengikuti pelatihan di Balai Latihan milik A Tut, seorang WNI di kota Zhuhai, China," kata Kapolri di depan Komisi III DPR, Jakarta, Senin.

Read More...

Polisi Bekuk Sindikat Pemalsu Dokumen Calon TKI

TEMPO Interaktif
Senin, 17 September 2007 | 18:03 WIB

Surabaya: Satuan Pidana Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur membongkar sindikat pemalsu dokumen bagi calon tenaga kerja Indonesia asal Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut polisi, sindikat yang melibatkan perangkat kelurahan itu telah beroperasi sejak Mei 2007 lalu.

"Modusnya membuatkan dokumen palsu dan minta imbalan," kata Kepala Satuan Pidana Umum Polda Jawa Timur Ajun Komisaris Besar M. Nasri di Surabaya pada Senin (17/9).

Read More...

Employing Runaway Maids Is Big Business

Arab News

Badea Abu Al-Naja

MAKKAH, 17 September 2007 — With a high demand for maids during Ramadan, many people employ runaway maids and pay them extortionate salaries ranging from SR1,100 to SR1,500, instead of the standard SR600 to SR800 paid to legal maids working legally.

Fahd Amash’s wife is a teacher. The couple have five children. “My wife is a teacher and our circumstance requires us to have more than one maid. However, the authorities say we’re only allowed one. Before Ramadan I employed a legal maid, who ran away leaving us in a mess,” said Amash.

Read More...

Pengemis Monumen Hidup Kegagalan Negara

Media Indonesia
Senin, 17 September 2007

EDITORIAL: PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melarang warga menjadi pengemis. Warga juga dilarang memberi uang atau barang kepada pengemis. Warga yang memberi uang kepada pengemis diancam denda mulai dari Rp100 ribu hingga Rp20 juta atau kurungan penjara dua bulan.

Ancaman denda juga diberikan untuk 101 aktivitas lainnya, seperti joki 3 in 1, pengatur lalu lintas ilegal yang lebih dikenal dengan sebutan 'polisi cepek, pengamen, gelandangan, dan pedagang kaki lima.

Read More...

Satu dari Enam Orang Singapura Menderita Penyakit Mental

ANTARA News
17/09/07 09:49

Singapura - Satu dari enam orang Singapura, yang mengalami stres-berat, menderita suatu bentuk penyakit mental dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat, kata media setempat, Senin.

Problem mulai dari kegelisahaan dan depresi sampai kepada perwujudan parah seperti psikosis dan kegilaan membuat komite tingkat tinggi yang dipimpin oleh Kementerian Kesehatan merancang cetakbiru lima tahun untuk mengekang kecenderungan memburuknya kesehatan mental di negara kota itu.

Read More...

16 September 2007

Dianiaya Majikan Saudi, Tangan & Kaki PRT Diamputasi

detikcom
16/09/2007 13:45

Jakarta, Belum tuntas kasus penganiayaan keji terhadap 4 PRT migran asal Indonesia yang mengakibatkan 2 tewas dan 2 lainnya luka-luka, kini terungkap lagi kasus penyiksaan keji yang dilakukan oleh sepasang majikan Saudi Arabia terhadap seorang PRT migran Indonesia.

Menurut informasi yang disampaikan oleh Dr Nora Al Jumaih (anggota Saudi National Society for Human Rights) pada tanggal 14 September 2007, seorang PRT migran Indonesia yang belum diketahui identitas lengkapnya, berada dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi amputasi tangan dan kakinya.

Read More...

15 September 2007

[Elly] Pernah Pimpin Demo Buruh di Hongkong

RADAR JEMBER
Sabtu, 15 Sept 2007

MESKI datang dari pelosok desa dan tidak lulus SD, tampaknya Elly bukanlah seorang gadis yang lugu dan penakut. Barangkali karena kenyang pengalaman menjadi TKW, Elly pun lantang menyuarakan hak-hak buruh. Dia pernah memimpin demo buruh di Hongkong ketika menjadi TKW di negara bagian Tiongkok tersebut.

"Dari kecil dia memang berani. Waktu pulang ke rumah beberapa waktu lalu, dia bercerita tentang aksi demonya memimpin TKW di Hongkong," kata Anang, sepupu Elly , kemarin.

Read More...

Kirim 63 TKW Ilegal, Kepsek Ditangkap

Okezone
Sabtu, 15/09/2007 20:03 WIB

JAKARTA - Cahyati Ponco Wibowo (53), kepala Sekolah Yayasan Kartika di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, ditangkap polisi karena telah mengirim 63 TWK ilegal.

Cahyati ditangkap dalam sebuah penggerebekan di salah satu perusahaan penyalur TKW, PT Akbar Insan Prima di Komplek Cengkareng Indah Blok C no 9 Rt04/14 Kapuk, Jakarta Barat, Sabtu (15/9/2007).

Read More...

14 September 2007

Saudi Children of Foreign Moms Denied School Enrollment

Sarah Abdullah, Arab News

JEDDAH, 14 September 2007
— For the past three weeks it has been the same routine for Saleema, mother of three girls ages six, eight and 11. Each morning she gets up, prays Fajr, and then wakes, bathes, dresses and feeds her children and gets them ready for the day. But she hasn’t been sending her children to meet the school bus or to be dropped off by their father or a fancy chauffeur-driven car. Instead, she endures the agonizing task of trying to get her children enrolled in a Saudi public school.

Why has Saleema spent so much time and effort getting her children enrolled after the majority of the Kingdom’s children have already started the school year? Her short answer: discrimination against foreigners on the part of Saudi state schools. “I know it is all happening because of my accent when I try to speak Arabic to the school staff,” said Saleema, who was born in the UK but has been married to a Saudi man for the past 14 years. “I have been told by a number of government schools that they have no seats available and to wait and call after a week. Then I was told that the school was only enrolling children of government teachers at the specific school. Then I spent another week visiting other schools that the initial school administration sent me to saying that these schools would take my children because they had seats. When I went they too said they had no seats available. I finally asked my sister-in-law, a Saudi, to call and request information for me and she was told that the children can be enrolled for a nominal fee, if they are of Saudi nationality.”

Saleema’s situation is common. A number of foreign mothers of Saudi children believe that their children should have the same rights to education as other children whose mothers are Saudi.

“I don’t think it’s fair,” said Huda, a foreign-born mother of two Saudi children. “Why should we have to spend extra money enrolling our kids in private schools when our children are Saudi and should be able to attend the public schools for free?”

Huda, who is an Indonesian married to a Saudi, said that she’s even been judged by school officials based on her nationality, who have presumed that because she is Indonesian she’s a housemaid who has come to enroll a Saudi woman’s children. (Many housemaids in Saudi Arabia are Indonesian.) Huda says officials have told her that the children’s mother should be enrolling the kids, not the maid.

Some suspect that there might be a general sense of objection to the idea of a Saudi man marrying a foreign woman.

“Even when we go out to the shopping mall or elsewhere and speak Malay, many Saudi women make sarcastic remarks. They ask each other if there’s such a shortage of Saudi women in society that Saudi men have to marry foreigners,” said Khalil, a Saudi who has been married to his Malaysian wife for the past 30 years.

As for filing discrimination complaints with the Ministry of Education, Saleema says she thinks it would be useless. “What would we do when we go to the ministry? The ministry may or may not confront the administration. And because the foul treatment is totally verbal, the school’s administration will deny it and pretend nothing happened,” she said. “Even my husband has tried to enroll our girls asking the guard outside the school for the phone number and the name of the headmistress in order to call and get things straightened out, but the guard refused to give out any information to the extent of speaking harshly to my husband.”

Numerous calls and visits by Arab News to speak with the Student Affairs Department of the Ministry of Education went unanswered. It looks as if the only thing left for these foreign-born moms to do is to face the fact that prejudice is everywhere even in the one place children should feel the safest: at school and at the hands of the very people parents trust to teach their children.

13 September 2007

BNI & Depnakertrans Berdayakan TKI

Okezone
Kamis, 13/09/2007 11:08 WIB

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk kembali meningkatkan kerja sama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) dalam pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kerja sama meliputi penggunaan jasa perbankan dalam program penempatan, perlindungan TKI.

Penandatanganan nota kesepahaman ini, dilakukan oleh Menakertrans Erman Suparno dan Direktur Utama BNI Sigit Pramono. Penandatanganan berlangsung di Kantor Depapnakertrans, Jakarta, Kamis (13/9/2007).

Read More...

Biaya Penempatan di Hongkong Difinalisasi

Kompas
Kamis, 13 September 2007

buruh migran

Yogyakarta, Kompas - Pemerintah Indonesia meminta pembicaraan tentang pembenahan struktur biaya penempatan tenaga kerja Indonesia di Hongkong segera difinalisasi.

Pemerintah berharap biaya penempatan TKI di Hongkong bisa ditekan dengan perlindungan yang lebih ditingkatkan.

Read More...

Suparmi Tiba di Surabaya Sore Ini

Okezone
Kamis, 13/09/2007 06:58 WIB

Hariyanto Kurniawan - Okezone

JAKARTA - Jenasah TKW yang bekerja di Arab Saudi Suparmi binti Rusdi (45) akan tiba di Jakarta sore ini. Keterangan dari majikannya, Suparmi meninggal karena serangan jantung. Keluarga menyangkal Suparmi mempunyai penyakit jantung.

Berdasarkan informasi yang diterima okezone, almurhamah Suparmi direncanakan tiba di Bandara Juanda Surabaya, Kamis (13/11/2007) sore, pukul 16.55 WIB, dengan menumpang pesawat Silk Air MI 226 penerbangan Singapore-Surabaya. Jenasah sedianya akan langsung dibawa ke kampung halamannya di Desa Majesem RT 04/04, Kendal, Ngawi dan tiba pukul 21.00 WIB.

Read More...

11 September 2007

Malaysia Asks For 20,000 Migrant Workers From E. Nusa Tenggara

Bernama
September 11, 2007 17:43 PM

KUPANG, East Nusa Tenggara, Sept 11 (Bernama) -- Malaysia has asked at least 20,000 Indonesian migrant workers (TKI) from East Nusa Tenggara (NTT) province to be employed in plantations and other sectors, a regional government spokesman said.

Read More...

10 September 2007

Bocah Penderita Gizi Buruk asal Cilincing Meninggal

Liputan6.com
10/09/2007 18:01 Gizi Buruk

Jakarta: Bocah berumur dua tahun di kawasan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (10/9), meninggal akibat gizi buruk. Sebelumnya Dika Ristuloh sempat dirawat dalam inkubator di Rumah Sakit Umum Daerah Koja selama beberapa hari.

Read More...

Lagi, Warga Malaysia Menganiaya TKW Indonesia


Metrotvnews.com
10 September 2007

Kuala Lumpur: Kasus penganiayaan terhadap tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia kembali terjadi di Malaysia. Kali ini menimpa Eli Indriani, TKW asal Lampung berusia 17 tahun. Gadis remaja ini baru bekerja selama dua bulan di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia menderita luka di sekujur tubuhnya yang didapatnya selama bekerja pada Tan Kim Liem di Jalan Genting Kela, Kuala Lumpur.

Read More...

09 September 2007

Pengiriman TKI ke Irak Didalangi 9 Agensi Nakal

okezone
Minggu, 09/09/2007 13:49 WIB

JAKARTA – Ketua Himpunan Pengusaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (Himsataki), Yunus Moh Yamani mengatakan pelaku human trafficking (perdagangan manusia) disinyalir oleh 9 agensi nakal di Yordania, yang kemudian dikirim ke wilayah konflik seperti di Irak.

Padahal, pengiriman TKI ke wilayah konflik sangat berisiko membayakan nyawa TKI. Untuk itu dia meminta kepada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja sama dengan aparat-aparat terkait untuk mencegah terjadinya perdagangan TKI, bahkan untuk dikirim ke wilayah konflik seperti Irak.

Read More...

08 September 2007

12 TKI di Irak Belum Jelas


Sindo
Sabtu, 08/09/2007

FOTO KENANGAN, Keluarga Elly Anita di rumahnya di Jember, saat menunjukkan foto kenangan Elly saat menjadi TKW di Hongkong.

JAKARTA (SINDO) – Indonesia meminta akses kekonsuleran terkait 12 TKI yang bekerja di otoritas militer Amerika di Irak. Juru Bicara Departemen Luar Negeri (jubir Deplu) J Kristiarto Soeryo Legowo mengatakan akses kekonsuleran ini, diharapkan bisa memberikan verifikasi keadaan yang terjadi terhadap ke-12 tenaga kerja Indonesia (TKI) tersebut.

Read More...

Dartemen Luar Negeri Panggil Dubes Amerika

TEMPO Interaktif
Sabtu, 08 September 2007 | 11:32 WIB

Jakarta: Departemen Luar Negeri (Deplu) telah memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Cameron R. Hume, kemarin. Pemanggilan itu, menurut Juru bicara Deplu Kristiarto Soeryo Legowo, untuk meminta kerja sama terkait 72 tenaga kerja indonesia yang tertahan di kamp militer AS di Irak sejak Juni lalu.

Read More...

Aisah binti Oleh Dunjati, 35, Gantung Diri di Kantor PJTKI (Jaktim)

Kompas
Sabtu, 08 September 2007

TKW Dilaporkan Hilang
Seorang TKI di Jakarta Timur Tewas Gantung Diri

Serang, kompas - Setelah hampir tiga tahun bekerja di Suriah, empat tenaga kerja wanita asal Kampung Singapadu, Desa Kebon Ratu, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, tidak diketahui keberadaannya. Pihak keluarga tidak mendapatkan kabar dari para tenaga kerja itu.

Empat tenaga kerja wanita (TKW) itu, Asiah (17), Dalilah (17), Munawarah (32), dan Ati (30), bersama-sama berangkat pada April 2005, melalui seorang calo perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI), yang biasa mereka sebut sponsor, bernama Sujani.

Pada tahun pertama, para TKW itu sempat mengirimkan kabar melalui surat atau telepon. Namun, dua tahun terakhir, pihak keluarga tidak pernah lagi mendapatkan kabar berita.

Pihak keluarga melaporkan hal itu ke Kepolisian Daerah Banten. "Hari Kamis (6/9) kami ke polda untuk melaporkan hal itu. Kami berharap akan mendapat kejelasan setelah lapor polisi," kata Hasan Basri, kerabat Asiah, saat ditemui di Kampung Singapadu, Jumat kemarin.

Sarwiyah (39), ibu Asiah, menuturkan, anaknya bekerja di luar negeri atas kemauan sendiri.

Selama bekerja, Asiah pernah satu kali memberi kabar melalui surat. Dalam suratnya, Asiah mengatakan bahwa dirinya akan dikontrak kerja selama tiga tahun, tetapi tidak disebutkan apa yang akan dikerjakannya.

TKW lain, Dalilah, yang rumahnya berseberangan dengan rumah Asiah, pernah memberikan surat dan menelepon pihak keluarga. Bahkan, dia sempat mengirim gaji selama tujuh bulan pertama sebanyak Rp 5 juta kepada keluarga.

Gantung diri

Di Jakarta, Aisah binti Oleh Dunjati (35) nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di kantor PJTKI PT Jasebu Prima Internusa, di Jalan Man VI, RT 08 RW 04, Kelurahan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia ditemukan tergantung di balok kayu kaso yang melintang antara salah satu bangunan gudang PJTKI itu dan bangunan toilet pada Jumat pukul 12.00.

Read More...

Empat TKI Hilang di Suriah


Liputan6.com
08/09/2007 02:50

Serang: Tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri sepertinya tidak putus dirundung masalah. Kali ini, empat TKI hilang di Suriah. Para TKI ini diberangkatkan ke Suriah secara bersamaan oleh seorang calo bernama Yunani.

Aisah sudah dua tahun hilang. Orangtua Aisah kini tinggal memiliki selembar foto putrinya itu sebagai pelepas rindu. TKI asal Kampung Singapadu, Kecamatan Ciruas, Banten ini tak memberi kabar setelah berangkat ke Suriah. Aisah terpaksa menjadi pembantu rumah tangga di negeri orang karena tidak ada pekerjaan yang mampu memberi penghasilan di kampungnya.

Read More...

72 Indonesian workers kept in U.S. Iraq camps

The Jakarta Post
World News - September 08, 2007

Abdul Khalik, The Jakarta Post, Jakarta

Scores of Indonesians working in U.S. military camps in Iraq have been denied vacations and kept in the country despite the expiry of their contracts, the Foreign Ministry has revealed.

According to data from the ministry, 72 Indonesian migrant workers serving 17-month contracts as cooks, technicians and cleaners have already been kept in the country for over 20 months.

Read More...

07 September 2007

Keluarga TKW Disekap di Irak Pulang dengan Selamat

detikcom
07/09/2007 15:58 WIB

Jember - Keluarga menginginkan agar Elly Anita (26), tenaga kerja wanita (TKW) asal Jember yang dikabarkan disekap di Irak pulang dengan selamat. Kabar penyekapan itu diterima pihak keluarga dari Migrant Care, Jakarta.

Pasangan Susilo (70) dan Tariyah (55) warga Dusun Tirtoasri Desa Andongsari Kecamatan Ambulu yang juga orangtua Elly meminta pemerintah mengupayakan kebebasan dan kepulangan anak mereka.

Read More...

Seorang TKI Terperangkap dan Disekap Di Irak

Liputan6.com
07/09/2007 16:17

Jakarta: Elly Anita, tenaga kerja Indonesia asal Dusun Tirtoasri, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, saat ini tengah terancam. Pasalnya, wanita berusia 26 tahun itu sekarang tengah terperangkap di wilayah konflik di Irak, tepatnya di Mosul, Kurdistan, sekitar 47 mil dari perbatasan Iran dan Turki.

Read More...

Muhammad Kholil Saifullah, 22, TKI asal Ponorogo meninggal akibat penganiayaan

Metrotvnews.com
Jenasah TKI Asal Ponorogo Tiba Di Rumah Duka
07 September 2007

Ponorogo: Jenazah TKI asal Ponorogo, Jawa Timur, Muhammad Kholil Saifullah, yang tewas di Malaysia telah tiba di rumah duka di Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Ponorogo, Kamis (6/9) pagi. Jenazah dibawa dengan menggunakan ambulan. Kedatangan jenazah Kholil disambut histeris oleh keluarga.

Ibu korban tidak sanggup melihat peti jenazah yang masuk ke dalam rumah dan jatuh pingsan. Sementara keluarga lainnya berteriak histeris setelah melihat jenazah korban.

Read More...

Pemerintah Didesak Bebaskan Elly di Irak

Okezone
Siswanto
07 September 2007

JAKARTA - Migrant Care mendesak Pemerintah RI untuk membebaskan Elly Anita (26), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terjebak di Irak. Pasalnya, Elly diduga mengalami penyekapan saat berusaha kabur dari wilayah konflik bersenjata ini.

Elly merupakan warga dusun Tirtoasri RT 02/RW 03, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Pada 3 September lalu memberitahukan kondisi dirinya dalam situasi kritis kepada kakanya, Srianah.

Read More...

PT Aulia Ancam Tuntut Migrant Care

Okezone
Jum'at, 07/09/2007 17:20 WIB

JAKARTA – PT Aulia Duta Pratama, sebagai Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) mengancam akan menuntut Migrant Care, lembaga swadaya masyarakat (LSM) pemerhati buruh migran. Ancaman itu terkait tudingan LSM Migrant Care yang menyatakan PT Aulia Duta Pratama sebagai PJTKI yang memberangkatkan Elly Anita Binti Susilo yang masih disekap di Irak.

Read More...

TKW Tewas di Abu Dhabi, PJTKI Lepas Tangan

okezone
Jum'at, 07/09/2007 15:34 WIB

NGAWI - Pemulangan jenazah TKW asal Ngawi, Suparmi (45), yang tewas di Abu Dhabi (bukan Arab Saudi, red) pada Minggu 2 September lalu mengalami kesulitan.

PT Amri Margatama, selaku perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkan korban ke luar negeri ditengarai tidak mau bertanggung jawab.

Read More...

Indonesia Kirim 3.000 Tenaga Kerja ke Jepang

TEMPO Interaktif
Jum'at, 07 September 2007 | 18:43 WIB

Jakarta:Pemerintah optimistis mengirimkan sekitar 3.000 tenaga kerja ke Jepang menyusul ditekennya kemitraan ekonomi Indonesia Jepang (IJ-EPA) pada 20 Agustus lalu. Pengiriman tenaga kerja tersebut dilakukan mulai tahun depan.

Read More...

Hindari Kekerasan, TKI Diimbau Gabung Serikat Buruh Negara Setempat

TEMPO Interaktif
Jum'at, 07 September 2007 | 15:25 WIB

, Bekasi:PemerintaH Indonesia mendorong sekitar 450 ribu tenaga kerja di luar negeri bergabung dengan serikat buruh di masing-masing negara tempat mereka bekerja. Dengan begitu, angka kekerasan terhadap tenaga kerja diharapkan dapat ditekan. "Yang sudah melakukan itu TKI di Johor," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Jumhur Hidayat, di sela-sela kunjungn ke PT Megah Buana, Bekasi, salah satu lembaga penyaluran TKI, Jumat.

Read More...

06 September 2007

Suparmi, 45, TKI asal Ngawi Tewas di Arab Saudi karena serangan jantung (?)

TEMPO Interaktif
Pekerja Tewas di Luar Negeri Asal Ngawi Bertambah
Kamis, 06 September 2007 | 20:58 WIB

Ngawi: Setelah tiga pekerja asal Ngawi, Jawa Timur tewas di luar negeri, kini seorang pembantu rumah tangga bernama Suparmi dari Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi tewas di Arab Saudi.

Keluarga menerima kabar tewasnya perempuan 45 tahun itu melalui telepon dari Kantor Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi pada Kamis (6/9). "Kami kaget
mendengar Suparmi tewas karena serangan jantung," kata paman korban, Mujiono.

Read More...

Cases of abuse rise for Saudi foreign help

Christian Science Monitor
6 Sept 2007

JEDDAH, Saudi Arabia - The brutality of attacks on four Indonesian maids last month in the Saudi town of Aflaj shocked even the most hardened observers in this kingdom, where employers have a long history of mistreating their domestic workers.

Accused of practicing black magic on the son of their Saudi employers, these domestic helpers were beaten over a period of two days beginning Aug. 3. Siti Tarwiyah Slamet and Susmiyati Abdul Fulan were killed. Tari Tarsam and Ruminih Surtim survived, but were taken away by Saudi police from the hospital just days after being admitted once they were deemed well enough to be questioned.

Read More...

Class clash mars Malaysia-Indonesia ties

Asia Times
Sep 6, 2007

By Kalinga Seneviratne

SINGAPORE - They share the same Malay cultural roots and Islamic faith, but the poor treatment of Indonesian workers in Malaysia has soured relations between the Southeast Asian neighbors. Political commentators view the growing clash as one arising from class rather than ethnicity or even nationalism.

In the latest flare-up, thousands of young Indonesians burned Malaysian flags and demonstrated in front of the Malaysian Embassy in Jakarta and consulates elsewhere after the physical assault of an Indonesian karate coach by Malaysian police. The fact that the police were hunting for illegal Indonesian immigrants at the time has also inflamed tensions in Indonesia.

Read More...