-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

31 July 2008

Melonjak Jumlah TKI Ilegal yang Dipulangkan dari Malaysia

Jumat, 25 Juli 2008 22:34 WIB
Penulis : Heru Prihmantoro
MI/ Usman Iskandar
JAKARTA--MI: Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di Sabah Malaysia Meningkat. Sebanyak 500 hingga 1.000 TKI ilegal yang masuk ke Malaysia dipulangan ke Indonesia setiap minggu. Demikian diungkapan juru bicara Deplu Teuku Faizasyah, Jumat (25/7), menjawab pertanyaan tentang pemulangan TKI ilegal dari Malaysia.

Faizasyah juga menyebutkan pemulangan tersebut hanyalah merupakan progam rutin yang dilakukan pihak Malaysia. Dan bukan program pemulangan khusus seperti yang dilakukan sebelumnya. Pemulangan TKI Indonesia tersebut disebut-sebut harus melalui rekomendasi RELA, semacam polisi sipil yang terkait dengan operasi pemulangan TKI ilegal.

Peran RELA dalam pemulangan TKI sebelumnya sempat diprotes pihak Indonesia karena dinlai arogan dan kurang mempertimbangkan faktor sosial. Mengenai pemulangan tersebut, pihak Indonesia , lanjutnya, terus melakukan pembahasan mengenai langkah-langkah antisipatif untuk pemulangan itu.

Serta, perwakilan Indonesia di Sabah juga terus melakukan pemeriksaan terhadap berbagai dokumen yang menyertainya. "Pemulangan dimaksud sama sekali bukan deportasi," tukas Faizasyah.

Sedangkan mengenai adanya TKI ilegal yang masuk lewat Selangor baru-baru ini Faizasyah menyatakan perwakilan Indonesia di Selangor tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan otoritas imigrasi. Beradar kabar, ada dugaan kasus TKI illegal yang ditemukan dalam sebuah kapal barang yang membawa dagangan dari Port Klang-Tanjung Balai.

"Kita masih berkoordinasi apa benar ini kasus ilegal, karena Port Klang itu jalur masuknya perdagangan dan rentan masuk TKI ilegal,"katanya.

Dikabarkan, polisi perairan Malaysia, Kamis (24/7) telah menahan sebuah kapal barang milik Indonesia. Dalam kapal tersebut ditemukan 19 WNI yang hampir meninggal akibat disembunyikan dan berdesak-desakan dalam ruangan sempit.

Namun, tegas Teuku, pemerintah Indonesia tetap akan menghormati proses hukum yang berlaku. Teuku juga berharap, TKI tersebut dapat diberlakukan pelayanan secara proporsional dan baik.

Mengenai rencana pemulangan ke 19 TKI tersebut, Teuku belum bisa memastikan kelanjutan proses hukumnya. "Bisa saja seperti itu (dipulangkan), tapi kita tidak tahu apakah akan dipulangkan, kita tunggu saja prosesnya," kata Teuku. (Hru/OL-03)

Read More...

800 Ribu TKI Ilegal di Malaysia

26 Juli 2008 04:31 WIB
Penulis : Hanum
JAKARTA--MI: Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyatakan pemulangan TKI ilegal dari Malaysia di bawah 1.000 orang per hari masih dinilai wajar. Jumlah TKI ilegal di Malaysia sendiri diperkirakan berjumlah 800 ribu orang.

"Kalau pemulangan TKi cuma 100-1.000 orang per hari itu masih wajar. Yang nggak wajar itu kalau sudah 10.000 orang sekaligus," kata Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat, di Jakarta, Jumat (25/7).

Ia menegaskan, pemulangan TKI tersebut memang rutin dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Biasanya TKI ilegal itu bekerja di Sabah, Serawak dan perbatasan lainnya di Malaysia. "Meskipun Deplu bilang pemulangan TKI itu bukan deportasi, tapi tetap saja namanya deportasi," cetus dia.

Menurut dia, pemulangan TKI yang dikatakan meningkat frekuensinya oleh Deplu dipicu oleh adanya pernyataan pemerintah Malaysia yang mengatakan akan melakukan razia kepada tenaga kerja asing ilegal yang bekerja di sana. "Mungkin karena pernyataan PM Malaysia beberapa waktu lalu. Tapi kalau jumlahnya masih wajar, itu tidak akan mengganggu," imbuhnya.

Jumhur menuturkan jumlah TKI yang bekerja di Malaysia mencapai 2,4 juta orang, dimana hanya 1,6 juta saja yang masuk secara legal, sesuai ketentuan negara yang bersangkutan. "Sementara 800 ribu orang TKI lagi dikategorikan ilegal karena mereka tidak membawa bekal paspor. Makanya kita akan berupaya lakukan advokasi untuk ini dengan memberi mereka pemahaman administratif yang sangat penting itu," urainya. (Zhi/OL-06)


Read More...

Pemerintah Luncurkan Program Pengawasan TKI

Senin, 28 Juli 2008 14:30 WIB
SUBANG--MI: Pemerintah akan meluncurkan program pengawasan (monitoring) untuk melindungi Tenaga Kerja Inddonesia (TKI) di Malaysia pada Agustus 2008 dan di Arab Saudi pada September 2008.

"Pengawasan ini melindungi keselamatan TKI dari ancaman penganiayaan oleh majikan mereka di luar negeri," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Kabupaten Subang, Jabar, Senin (28/7).

Saat berbicara dalam Dialog Publik "Perlindungan Bagi Buruh Migran/TKI Beserta Anggota Keluarganya" di Subang itu, Jumhur mengatakan sudah ada kesepatan antara pemerintah Malaysia dan Indonesia untuk membentuk pusat pengawasan TKI pada sektor rumah tangga.

"Pengontrolan dilakukan setiap bulan pertelepon dan kunjungan ke rumah-rumah majikan yang mempekerjakan TKI," katanya.

Ia berharap lembaga pengawasan di Malaysia itu dapat mengakhiri kasus-kasus mengerikan seperti yang pernah terjadi sepert penganiayaan dan tindakan kekerasan lain yang dialami TKI.

Sementara lembaga pengawasan TKI di Arab Saudi berupa pelaksanaan sistem informasi terpadu sehingga diharapkan tak ada TKI yang ditelantarkan para penggunanya.

"Sistem informasi dan sarana kantor sudah siap. Biaya penyediaan itu dibebankan kepada pengguna bukan TKI," kata Jumhur.

Dalam kunjungan kerja setengah hari di Subang, Jumhur sempat berdialog dengan para TKI asal daerah itu.

Setelah itu Jumhur kembali ke Jakarta untuk mengadakan pertemuan dengan Dubes Syria di Indonesia dan Dubes RI di Syria membahas pendaftaran ulang sekitar 70 ribu TKI di negara itu. (Ant/OL-06)

Read More...

1.100 Wanita Indonesia Dipenjara di Kajang Malaysia

Senin, 28 Juli 2008 22:22 WIB
KUALA LUMPUR--MI: Tercacat 1.100 wanita dari 1.504 tahanan yang ada di penjara khusus wanita di Kajang, Selangor, merupakan warga negara Indonesia, demikian data yang terungkap ketika Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar berkunjung ke penjara itu.

"Kami melakukan kunjungan ke penjara wanita ini dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI," kata Da'i Bachtiar di depan penjara khusus wanita Kajang, Selangor, Senin.

Dari 1.100 wanita asal Indonesia yang ditahan di sana, sebanyak 171 sudah divonis dan 929 lainnya masih tahanan sementara.

"Ini baru penjara Kajang belum penjara Malaysia lainnya. Kita sedang mendata berapa jumlah wanita Indonesia yang ada dalam tahanan atau penjara di Malaysia," katanya.

Dalam kunjungan itu, kepala penjara Nassif mengajak semua rombongan staf KBRI dan Dharma Wanita melihat kondisi penjara khusus wanita di Kajang.

Penjara Kajang terlihat bersih, jauh lebih bersih dibandingkan penjara-penjara di Indonesia. Dalam penjara, para tahanan diberikan pendidikan seperti belajar membaca, mengaji, dan perawatan tahanan juga baik.

Seorang WNI asal Jatim, Asma, mengaku mendapat perawatan bagus untuk penyakit kankernya. Kepada Da'i, dia mengatakan, sudah beberapa kali di kemoterapi di RS Kajang.

Selain itu, ada tiga ibu yang membawa anak-anaknya yang berusia dua hingga lima bulan. Wajah mereka terlihat bersih karena mendapat perawatan dalam penjara.

"Semua tahanan di sini bukan hanya kriminal tapi juga tahanan imigrasi. Mereka yang masuk ke Malaysia dan bekerja tanpa ijin juga di tahan di sini," kata Nassif.

Di dalam penjara, tahanan wanita itu diberikan pendidikan keterampilan juga. Ada tujuh bengkel pelatihan keterampilan bagi tahanan, yakni bengkel, salon, SPA, membatik, kerajinan tangan, membuat kue dan roti, serta komputer.

Beberapa hasil kerajinan tahanan yang dijual di dalam penjara atau di gerai di luar penjara diborong ibu-ibu dharma wanita KBRI karena produknya bagus dan berkualitas tapi murah.

Dubes Da'i dan rombongannya juga mencicipi aneka macam kue buatan para tahanan. Para petugas penjara tidak lupa memberikan brosur yang isinya penawaran katering dari penjara Kajang yang bisa dipesan untuk bermacam pesta.

"Kami juga ada pembelian via internet. Silakan buka www.prison.com.my maka akan tampil berbagai produks dari penjara yang bisa dibeli secara online," kata Nassif. (Ant/OL-03)

Read More...

Ratusan TKI Terbengkalai di Kantor Imigrasi

Senin, 28 Juli 2008 21:22 WIB
 
Penulis : Sumantri Handoyo
TANGERANG--MI: Ratusan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengajukan permohonan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi  khusus TKI di Jalan Perintis Kemerdekaan I, Cikokol, Kota Tangerang terbengkalai. Pasalnya, pembuatan paspor yang menggunakan sistem foto terpadu berbasis biometrik tersebut tidak dibarengi dengan  Sumber Daya Manusia  (SDM) yang cukup.

Berdasarkan pemantauan Media Indonesia di kantor Imigrasi, Senin (28/7), ratusan calon TKI yang datang dari berbagai tempat Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) di  Jabodetabek, sejak pagi mendatangi kantor Imigrasi itu  untuk mengajukan permohonan pembuatan paspor.

Namun hingga menjelang sore, pembuatan paspor tersebut tidak kujung selesai lantaran kinerja petugas Imigrasi, khususnya yang ada di ruang pendataan dokumen sangat lamban.Akibatnya ratusan calon TKI  keleleran dan berteduh di setiap ruang  sekitar kantor imigrasi, mengingat deretan kursi panjang yang ada di ruang  pendataan tersebut sudah  dipenuhi oleh TKI yang lain.

"Saya sampai di kantor ini pukul 09.00 Wib. Tapi hingga sekarang (pukul 14.00 Wib) pembuatan paspor tersebut belum selesai," kata, Hasanah, 22 asal Nusa Tenggara Barat (NTB)  yang hendak berangkat ke Saudi Arabia melalui PJTKI  Yoba di Jakarta Timur.

Hal itu juga dibenarkan oleh calon TKI lainnya. Bahwa bila pembuatan paspor tersebut pada Senin (28/7) belum juga selesai, mereka akan datang kembali ke kantor itu guna mendapatkan dokumen tersebut.  "Mau nggak mau, Selasa (29/7) kami harus datang lagi ke sini (kantor Imigrasi)," papar Rukmini, Calon TKI untuk Arab Saudi.

Dikonfirmasi masalah tersebut, Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Dokumen Pelayanan TKI, Tamzil Yakop mengatakan lambannya pembuatan dokumen itu karena belum terbiasanya petugas Imigrasi menggunakan system  foto terpadu berbasis biometrik, sehingga mereka tidak bisa bekerja cepat.

"Biasanya dari pagi hingga pukul 14.30 WIB, 200 orang pemohon paspor sudah bisa ditangani. sedangkan hari ini baru sekitar 20 orang yang teratasi," kata dia sembari menambahkan bahwa tiap hari kantor imigrasi khusus TKI tersebut  melayani sebanyak 1.000 orang  calon TKI. Tapi dengan sistem foto terpadu berbasis biometrik  agak lamban karena petugas harus mencocokkan foto dengan orang aslinya. (SM/OL-03)

Read More...

Ratusan Rumah di Rawa Buaya Musnah Terbakar

Selasa, 29 Juli 2008 19:38 WIB
Penulis : Intan Juita
JAKARTA--MI: Lebih dari 500 bangunan di Kampung Bojong RT 12 dan RT 16 RW 04, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Selasa (29/7) hangus terbakar.

Lurah Rawa Buaya Ian Sopian Hadi menyebutkan total rumah yang terbakar dalam peristiwa tersebut mencapai 130 rumah. Akibatnya 150 Kepala Keluarga atau sekitar 700 jiwa harus kehilangan tempat tinggal.

Sementara itu Ketua RT 16 Darmadi menyebutkan di kawasannya terdapat ratusan bangunan, termasuk rumah petak maupun kamar kontrakan. "Bangunan yang terbakar bisa mencapai 500 unit," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kebakaran disebabkan hubungan arus pendek di rumah seorang warga di RT 16 bernama Ali Suratno,60. Namun beberapa warga menduga api berasal dari sistem pengeras suara musik dangdut yang hampir setiap malam bermain di kawasan itu.

Pada peristiwa tersebut petugas pemadam kebakaran Suku Dinas Kebakaran Jakarta Barat yang datang ke lokasi sempat mengalami kesulitan memadamkan kobaran api. Pasalnya sebagian besar bangunan terbuat dari triplek yang membuat jilatan api mudah merembet ke bangunan lain dan semakin lama membesar. Hal tersebut diperparah dengan sempitnya jalan masuk ke lokasi kejadian. Sebanyak 20 unit kendaraan pemadam kebakaran terpaksa diparkir di depan gang karena tidak bisa memasuki lokasi. (Jui/OL-06)
 

 

Read More...

Rumah Digusur, Belasan Warga Pingsan

Selasa, 29 Juli 2008 19:44 WIB
 
TANGERANG--MI: Puluhan ibu rumah tangga histeris dan beberapa di antaranya pingsan ketika petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggusur 77 unit rumah warga Desa Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Banten.

Seorang warga, Yati Rohati (47), Selasa, mengatakan, sebagian besar warga belum dapat menerima atas eksekusi bangunan rumahnya tersebut, pasalnya belum mendapatkan pengganti tempat tinggal baru.

Saat petugas Satpol PP Kabupaten Tangerang mengeksekusi puluhan bangunan rumah, sebagian ibu rumah tangga pingsan dan histeris.

Puluhan warga sempat menghadang alat berat untuk menghancurkan puluhan bangunan rumah warga tersebut, namun upayanya tidak berlangsung lama karena petugas Satpol PP dibantu petugas kepolisian berhasil meredam emosi warga dan lokasi penggusuran.

Warga sempat melarang petugas Satpol PP untuk menghancurkan bangunan rumahnya dengan menggunakan alat berat karena lebih memilih membongkar sendiri rumah semi permanen tersebut.

Informasi di lapangan, tanah seluas tiga hektar tersebut milik Departemen Luar Negeri namun warga menempati tanah tersebut sejak belasan tahun.

Karena status kepemilikan tanah punya pemerintah, maka warga tidak mendapatkan ganti rugi untuk membeli rumah yang baru. (Ant/OL-06)

Read More...

11 Pasar Tradisional Terancam Bangkrut

 


Tangerang – Dari total 22 pasar tradisional di Kabupaten Tangerang, sebanyak 11 di antaranya kini terancam bangkrut karena ditinggalkan pedagang. Sebelas pasar tradisional itu adalah Pasar Kronjo, Kampung Melayu, Ciputat Permai, Kelapa Dua, Cisoka, Bintaro, Balaraja, Cituis, Kutabumi, Ciputat dan Korelat.

Direktur Operasional (Dir Ops) PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang, Ahmad Djabir, Rabu (23/7) siang menyatakan, hampir 80 persen lapak dan kios yang ada di 11 pasar dimaksud kini sudah kosong akibat ditinggal pedagang. Dua faktor utama yang memicu pedagang meninggalkan kiosnya adalah sepinya pembeli dan keamanan yang tidak stabil.

"Pasar Kutabumi yang awalnya berisi 460 pedagang, kini hanya tinggal separuhnya. Sedangkan Pasar Ciputat yang awalnya berisi 1.500 pedagang, kini hanya tinggal 800 pedagang," katanya.

Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang, Dedi Supriadi menyatakan, selain kehadiran pasar modern dan ritel besar, seperti minimarket dan supermarket, menjamurnya keberadaan pasar kaget di wilayah-wilayah tertentu, juga menjadi faktor kian terpuruknya kondisi pasar tradisional saat ini.

"Salah satu cara untuk mengembalikan pamor pasar tradisional adalah dengan melakukan pembenahan pada wajah pasar tradisional, mulai dari perbaikan sistem kebersihan hingga keamanan," tambahnya. (lht)
 

Read More...

300 Keluarga Terisolasi oleh Real Estate

Oleh
Saufat Endrawan

Bandung—Sedikitnya 300 keluarga yang tinggal di RT 3 dan 4 RW 18, Kampung Cibadak, Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, terisolasi oleh pembangunan real estate Royal View Residience (RVR).

Pengembang real estate di Kawasan Bandung Utara (KBU) itu tidak mengizinkan warga Kampung Cibadak mengakses jalan perumahan mewah tersebut.
Kepala Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpog, Kab Bandung Barat, Ujang Djajuli, kepada SH, di Bandung, Minggu (27/7), menyatakan masyarakatnya hingga kini terus resah akibat tempat tinggalnya terisolasi. Mereka sudah tidak memiliki jalan keluar, karena pengembang telah menutup jalan umum masyarakat setempat.
Real estate yang dibangun bersebelahan dengan Kampung Cibadak tersebut dibangun sejak tahun 1996. Sejak itu, warga Kampung Cibadak tidak bisa mengakses jalan menuju jalan utama Ciwaruga.
Menurutnya,warga Kampung Cibadak harus berjalan kaki lebih dari dua kilometer untuk menuju Jalan Raya Ciwaruga. Sebelum jalan ditutup, jarak tempuhnya hanya 10 menit dengan berjalan kaki.
Warga sudah bosan mengajukan permohonan kepada pengembang real estate agar membuka akses jalan bagi warga Kampung Cibadak. Namun, hingga kini permohonan warga tersebut tidak pernah dikabulkan. Ujang berharap pemerintah daerah segera memfasilitasi keluhan warga tersebut. Warga Kampung Cibadak pun keberatan dengan biaya ongkos ojek menuju Jalan Ciwaruga.
Keluhan warga tersebut disampaikan juga kepada Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang sedang meninjau warga miskin di kampung tersebut. Kata Heryawan, Pemprov Jabar akan segera mengadvokasi keluhan warga tersebut. Menurutnya tidak seharusnya kehadiran perumahan mewah itu memberatkan warga miskin.
Menurut Heryawan, Pemkab Bandung Barat harus segera memfasilitasi keluhan warga tersebut dan segera memanggil pengembang real estate tersebut. "Pemkab harus bisa mencarai solusi untuk warga. Agar mereka tidak kesulitan mendapatkan akses jalan," ujar Heryawan.

Periksa Izin Pembangunan
Pembangunan real estate tersebut berdiri di Kawasan Bandung Utara (KBU) dan tentunya harus mendapat persetujuan warga setempat.
Bupati Bandung Barat Abubakar saat dihubungi menyatakan pihaknya akan menugaskan dinas yang terkait meninjau ke lokasi di mana ada ratusan keluarga terisolasi.
"Kami akan berusaha mencari solusinya. Dan kami menugaskan pula staf untuk memeriksa izin pembangunan real estate di kawasan KBU. Karena setahu saya di KBU tidak bisa seenaknya begitu saja pengembang membangun rumah mewah," kata Abubakar yang baru menjabat bupati sekitar tiga minggu yang lalu.n

 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0807/28/nus01.html


Read More...

Stop Pengiriman TKI ke Sabah untuk Sementara


Oleh
Sofyan Asnawie

Kota Kinabalu – Pemerintah RI disarankan untuk menyetop sementara pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Sabah, sampai ada peraturan perlindungan TKI di Sabah, Malaysia Timur.

Hal itu dikemukakan Acting Konsul Jendral RI untuk Kota Kinabalu, Rudhito Widagdo, baru–baru ini, setelah melihat penderitaan sejumlah TKI di negeri jiran tersebut, terutama menyangkut masalah upah, fasilitas pemondokan, hak sosial. Lebih lagi kesewenangan majikan yang membuat aturan gaji, jam kerja seenaknya, terutama yang terjadi pada 72 TKI di Paitan Beluran.


Pemutusan hubungan kerja alasannya sengaja dicari-cari oleh majikan. Seperti di-PHK-nya 72 pekerja Indonesia yang di-"buang kerja", diberhentikan oleh sebuah perusahaan peladangan di Paitan Sabah baru-baru ini. Kesewenang-wenangan majikan bukan hanya dilakukan di Paitan. KJRI memiliki daftar puluhan majikan yang bertindak tanpa mematuhi masalah hubungan kerja dan ketentuan ILO soal pekerja migran disebuah negara.
Menurut Rudhito Widagdo, selain menyarankan penghentian sementara pengiriman TKI ke Sabah, KJRI Kota Kinabalu juga meminta agar Malaysia membuka perwakilan konsulat, lengkap dengan konsul keimigrasian dan ketenagakerjaan, di Nunukan, Kalimantan Timur.
"Pemutusan hubungan kerja sepihak, disertai menahan paspor TKI adalah tindakan melawan hukum, dan akibat prilaku majikan seperti itulah yang membuat TKI yang semula legal menjadi illegal," kata Rudhito.


Sejak 2002, semua TKI yang masuk ke Malaysia melalui pintu Tawau, Sabah, Malaysia semuanya memiliki dokumen. Tetapi perilaku, dan kesewenangan majikanlah yang membuat pekerja Indonesia legal menjadi ilegal.


Pihak KJRI mensinyalir adanya sindikat yang sengaja membuat hal tersebut. Terutama usaha majikan untuk menekan upah, menahan gaji, dan membuang kerja, mem-PHK para TKI seenaknya.


Data-data yang diperkirakan KJRI sejak 2002 hingga 2008, sekitar 2,4 juta TKI masuk ke Sabah, tetapi mereka yang kembali mencapai 1,8 juta, 200.000 lebih memiliki dokumen, yang ilegal "karena kondisi" mencapai 500.000.

Majikan Ditindak Juga
Pihak TKI dan KJRI sangat menghormati keputusan pemerintah Malaysia yang akan menjalankan operasi besar-besaran pemulangan sejumlah PATI (Pekerja Asing Tanpa Izin) di antaranya warga Indonesia. Tetapi terhadap perilaku majikan yang kemudian menjadi penyebabharus juga diambil tindakan hukum, sesuai hukum Malaysia yang berlaku.


Majikan atau syarikat yang bersalah, disarankan Rudhito Widagdo, harus pula dikenakan tindakan undang-undang. "Mereka patut dihukum berat. Saya menekankan agar para majikan jangan menjadikan pekerja Indonesia sebagai korban, apalagi para TKI itu menyumbang keringat mereka sebagai pekerja bagi pertumbuhan ekonomi Sabah,"katanya.


Para majikan tidak semestinya mengabaikan tanggung jawab terhadap pekerja Indonesia yang sah, apalagi mengusir mereka dari ladang seperti yang terjadi di Paitan Beluran. n

 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0807/29/nus01.html


Read More...

Gizi Buruk Belum Tuntas

Kesehatan anak
Sabtu, 26 Juli 2008 | 01:58 WIB
Palembang, Kompas - Kasus gizi buruk di Sumatera Selatan tak kunjung tuntas. Saat ini ada tiga anak balita dirawat di Rumah Sakit Muhammad Hoesin, Palembang. Sepanjang Januari-Juli 2008, ada 15 anak balita gizi buruk dirawat di rumah sakit itu, dua anak di antaranya meninggal dunia.
 
Sebagai perbandingan, berdasarkan catatan RS M Hoesin, dari 32 anak yang dirawat karena gizi buruk selama tahun 2007, ada 11 anak balita dirawat pada periode Januari-Juli. Empat anak di antaranya meninggal dunia.
 
Anak yang dirawat di RS M Hoesin tidak hanya dari Palembang. Sebagai contoh, yang masih dirawat pada Jumat (25/7) adalah Bunga (3), anak Abdullah-Juniarti, warga Jalan Yasin Salma Palembang; Cinta Bela (5 bulan), anak Teguh-Eliya, warga Desa Upang Jalur II Kabupaten Banyuasin; dan Aldi (1), anak Nasrun-Sumaina, warga Palembang.
 
Abdullah dan Nasrun adalah kuli bangunan, sedangkan Teguh bekerja sebagai buruh tani.
Kondisi Bunga, Bela, maupun Aldi memprihatinkan. Berat badan mereka jauh dari seharusnya. Berat badan Bunga hanya 6 kg dari semula 15 kg. Orangtua mereka mengaku tak mampu memberi asupan makanan bergizi karena tidak punya uang.
 
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Syahrul Muhammad, yang baru dua hari digantikan, mengatakan, penyebab gizi buruk di Sumsel antara lain kemiskinan dan akses pelayanan kesehatan yang belum merata dan menjangkau wilayah pedalaman.
 
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel yang baru, Hamdan Mahyuddin, menyatakan, pihaknya akan memaksimalkan program dokter keluarga untuk melayani masyarakat miskin di pedalaman. Tahun 2008, lebih dari 60 dokter keluarga akan direkrut dan ditempatkan di tiap kabupaten/kota di Sumsel. Dokter keluarga akan rutin berkeliling ke wilayah pedalaman untuk memantau kesehatan warga. (ONI)
 

Read More...

Mulai 1 Agustus 2008 Malaysia “Usir Ribuan TKI dari Sabah”

Posted in Berita Utama by Redaksi on Juli 30th, 2008

Kota Kinabalu (SIB)
pemerintah Malaysia dalam waktu dekat akan merazia semua pekerja asing tanpa izin (pati), termasuk ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah. Timbalan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Rajak mengisyaratkan razia dan "pengusiran" para pekerja itu akan dimulai 1 Agustus 2008 mendatang.

Rencana itu akan dilakukan serempak di Semenanjung, serta dua negara bagian Malaysia yang ada di Pulau Kalimantan, yakni Sabah dan Sarawak. Sementara sejak minggu kedua Juli ini, sedikitnya 1.000 TKI bermasalah setiap hari telah "diusir" dari Semenanjung dipulangkan melalui berbagai pelabuhan di Sumatera.

Razia tersebut merupakan tindakan setiap tiga tahunan yang dilakukan Malaysia, dimana Operasi Nyah I dilakukan tahun 2000, Operasi Nyah II pada tahun 2003/2004, dan tahun 2008 ini merupakan operasi Nyah III.

Sementara itu, pihak Kepolisian Malaysia di Sabah, melalui Pesuruh Jaya Polis Sabah (Kepala Kepolisian Negara Bagian Sabah), Datuk Noor Rashid Ibrahim, kepada pers belum lama ini mengatakan kepolisian Sabah menunggu perintah Ketua Menteri Sabah Datuk Seri Musa Aman, terutama mengenai waktu pelaksanaan operasi bagi pati di negara bagian utara Kalimantan Timur tersebut.

Noor Rashid menjelaskan kepolisian Sabah telah mendeteksi sekurangnya 40 lokasi berkumpulnya pekerja asing ilegal, terutama di komplek setinggan (kumuh) yang dihuni kelompok (koloni) warga Filipina dan Indonesia. Saat ini, Pemerintah Malaysia di Sabah masih mengkaji mekanisme pendekumentasian, penahanan, dan pemulangan mereka terutama bagi pati asal Filipina, karena pemerintah Manila menolak rencana pemulangan tersebut, apalagi adanya isu "sabah" masih menjadi permasalahan kedua negara.

Acting (pelaksana tugas) Konsul jenderal Republik Indonesia untuk Sabah, Rudhito Widagdo, mengemukakan bahwa sedikitnya 569.000 TKI di Sabah bermasalah.

Jumlah tersebut merupakan sebagian dari 799.000 TKI yang bekerja di Sabah yang diketahui oleh pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Dengan demikian, diperkirakan sekitar 230.000 orang merupakan TKI legal.

Selama ini, rudhito telah mengimbau semua TKI agar datang ke Sabah secara sah. Namun ternyata di Sabah, TKI yang legal kemudian bisa saja berubah menjadi ilegal, karena masih ada majikan "nakal" yang memperlakukan TKI secara semena-mena, dengan menahan segala dokumen termasuk paspor milik TKI tersebut.

Seperti dalam kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi 72 tKI di perkebunan Paitan, Biluran, Sabah, yang berhasil diungkap, kjri baru-baru ini, tentang perlakuan majikan yang melanggar hak-hak pekerja seperti diatur oleh Organisasi Perburuhan Internasional (International labour Organization/ILO).

Ke-72 TKI itu di PHK secara sepihak, gara-gara meminta kenaikan gaji sebesar 2-3 ringgit per hari karena adanya kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Tetapi kemudian majikan di perkebunan Paitan itu justru menahan paspor dan kartu identitas lainnya milik TKI, sehingga kemudian mereka menjadi tki ilegal.

Menurut Rudhito, TKI dan pihak kjri sangat menghormati keputusan Pemerintah Malaysia yang akan menjalankan operasi besar-besaran pemulangan sejumlah PATI tersebut. Tetapi mereka mengharapkan pula supaya tindakan majikan yang menyebabkan TKI legal menjadi ilegal, juga ditindak secara hukum. "saya menjamin warga Indonesia yang masuk ke Sabah semuanya sah, menggunakan dokumen perjalanan yang diakui pemerintah setempat," tegasnya.

"saya menekankan agar para majikan jangan menjadikan pekerja Indonesia sebagai korban, apalagi para tki itu menyumbangkan keringat mereka sebagai pekerja bagi pertumbuhan ekonomi Sabah," lanjut Rudhito. Ke-72 TKI yang kebanyakan ke Sabah bersama keluarga namun kemudian "diusir" itu, saat ini dilindungi oleh KJRI. Mereka dititipkan untuk bekerja di ladang sawit di sekitar tempat bekerja semula.

Depnakertrans menunggu
Terkait isu rencana pemulangan ribuan TKI dari Malaysia tersebut, Direktur Pembinaan Penempatan Tenaga kerja (Dirjen Bina penta) abdul malik Harahap menyatakan pihaknya masih menunggu. "Selama ini sifatnya masih isu saja, belum tahu apakah benar akan dilaksanakan," katanya, selasa (27/7).

Ia mengakui pemulangan atau deportasi terhadap TKI karena tidak memiliki dokumen adalah hal biasa. "Jika alasan legalitas, deportasi biasa dilakukan. Pemulangan rutin melalui pintu Johor ke Tanjung Pinang, bisa mencapai 200 hingga 300 orang perminggu," kata Abdul Malik. Maka menurutnya, secara bilateral harus terlebih dulu dilakukan identifikasi, dan proses pemulangan dilakukan secara bertahap karena jumlah penjara di Malaysia juga terbatas.

"Kami masih menunggu keputusan dari pihak perwakilan di sini," katanya lagi. Jika memang benar terjadi deportasi dengan jumlah besar, lanjut Abdul Malik, tidak ada masalah yang berarti. Seperti tahun 2005 dimana terdapat sekitar 400.000 TKI yang dipulangkan dalam kurun waktu sembilan bulan karena banyaknya pintu masuk menuju Malaysia bagi TKI bermasalah. (SH/m)
 

Read More...

Majikan Cemburu, TKW Dipasung dan Disiksa

30/07/2008 05:52 Kasus TKI

Liputan6.com, Purwakarta: Malang nian nasib Ipon Fatimah. Tenaga kerja wanita asal Kampung Krajan, Bojong, Purwakarta, Jawa Barat ini menjadi korban kekerasan majikannya selama bekerja di Arab Saudi. Ipon selama tiga pekan dipasung di rumah majikannya. Selama dipasung Ipon sering mendapat siksaan. Selain itu, gaji Ipon juga tidak pernah dibayar.
Menurut Ipon kepada SCTV, belum lama berselang, penyiksaan yang dialami dirinya disebabkan sang istri majikan cemburu kepadanya. Berkat bantuan temannya Ipon bisa keluar dari rumah majikannya. Pihak keluarga berharap perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia yang mempekerjakan Ipon bertanggungjawab atas kasus kekerasan tersebut.(IAN/Syamsu Nursyam)
 

Read More...

Gara-Gara Paspor Palsu, Sopiyah Dideportasi

31/07/2008 05:25 Kasus TKI

Liputan6.com, Cirebon: Kisah sedih para tenaga kerja wanita masih saja terjadi. Sopiyah, buruh migran yang bekerja di Malaysia, dipenjara sebulan sebelum dideportasi pemerintah Malaysia. Ia menjadi korban akibat pemalsuan dokumen oleh sebuah perusahaan pengerah jasa pengiriman tenaga kerja Indonesia alias PJTKI. Korban diberangkatkan menjadi TKW dengan menggunakan paspor atas nama orang lain.
Setelah melalui perjalanan panjang, Sopiyah akhirnya tiba di kampung halamannya di Cirebon, Jawa Barat, baru-baru ini. Kedatangan wanita itu pun disambut keluarga dan kerabatnya dengan isak tangis.
 
Pengalaman pahit tenaga kerja tidak hanya terjadi di luar negeri. Pada pekan silam, Anisa, Satini, dan Septiana Maulina, tiga pembantu rumah tangga asal Banyumas, Jawa Tengah, dianiaya majikannya. Bahkan, Septiana menemui ajalnya akibat kekejaman Renata Tan di Kedoya, Jakarta Barat [baca: Pembantu Tewas Dianiaya Majikan].
Karena kesal dengan tindakan sang majikan, keluarga ketiga korban, Rabu siang mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum Perisai Kebenaran, Purwokerto. Selain menuntut proses hukum, mereka meminta kompensasi atas penderitaan para korban. Menanggapi laporan ini, LBH Purwokerto berjanji akan berkoordinasi dengan aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
 

Read More...

Sekhan Bahtiar, Si Bocah Kurang Gizi

31/07/2008 05:44 Kasus Gizi Buruk
Liputan6.com, Brebes: Sekhan Bahtiar, seorang bocah penderita gizi buruk di Brebes, Jawa Tengah, kini dalam kondisi memprihatinkan. Bocah berusia enam tahun ini hanya memiliki berat badan 10 kilogram, jauh di bawah berat badan anak seusaianya yakni sekitar 15 kilogram.

Anak pasangan Maryati dan Juhadi, warga Desa Kubangsari tersebut baru beberapa hari lalu mendapat perawatan di bangsal anak Rumah Sakit Umum Daerah Brebes karena ketiadaan biaya. Keluarga berharap anaknya dibebaskan dari biaya rumah sakit karena Juhadi hanyalah seorang pemulung yang tidak memiliki penghasilan tetap.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
 

Read More...

29 July 2008

TKW Asal Banten Tewas di Malaysia

Pos Kota, Minggu 27 Juli 2008

SERANG -- Cerita mengenaskan soal nasib TKI yang berkerja di luar negeri sepertinya tak pernah berhenti.

Peristiwa kali ini menimpa Yamsurah, 40, Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia asal Komplek Cikande Grya Asri, Kecamatan Cikande, Serang, Banten.

Wanita yang diketahui sudah bekerja selama 1 tahun ini dilaporkan tewas di rumah sakit di Malaysia.

Meski Yamsurah dikabarkan meninggal namun pihak keluarga korban belum mengetahui penyebab tewasnya wanita yang berkerja sebagai pembantu rumah tangga.

Kapolsek Cikande, AKP Yoga Putra Prima, ketika ditemui di kantornya, Minggu (27/7), membenarkan seorang warganya yang bekerja sebagai TKW tewas.

Namun Yoga mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab tewasnya korban. Kabar tewasnya Yamsurah, kata Yoga, setelah dirinya dihubungi Legal Officer (LO) Malaysia yang melaporkan korban tewas di rumah sakit namun tidak memberitahu penyebabnya.

â€Å“Pihak LO Malaysia hanya meminta Polsek Cikande untuk mengecek alamat korban. Kami lalu mengecek alamat yang disebutkan di Grya Cikande Asri.

Ternyata itu alamat anak korban. Lalu kami juga menyampaikan kepada anak korban kalau ibunya tewas di Malaysia,†katanya.

Yoga menjelaskan, pihaknya sama sekali belum mengetahui siapa penyalur tenaga kerja yang mengirimkan korban bekerja di Malaysia.

Bahkan, pihak keluarga juga mengaku tidak mengetahui korban berangkat menggunakan jasa penyalur tenaga kerja yang mana.
(haryono/rf/r)

Read More...

Lagi, TKI Asal Grobogan Tewas

Radar Semarang, Senin, 28 Juli 2008

GROBOGAN--Lagi, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Grobogan meninggal dunia di manca negara. Sutiyem, 46, seorang TKI asal Dusun Kayen Desa Sumberagung Kecamatan Godong dikabarkan meninggal pada 20 Juli lalu di Arab Saudi. Namun, kabar kematian itu baru diterima keluarganya Jumat (25/7) lalu.

Maryono, salah seorang anak korban menuturkan, dirinya bersama keluarga mengetahui jika ibunya meninggal setelah menerima telepon dari PJTKI di Jakarta Timur yang memberangkatkan Sutiyem ke Arab Saudi. Sehari kemudian, salah seorang staf PJTKI tersebut, Rusman, datang ke rumahnya sekaligus mengurus surat-surat untuk pemulangan jenazah.

"Usai mengurus surat-surat penting tersebut, staf PJTKI langsung pulang ke Jakarta dan berjanji akan segera mengurus jenazah ibu saya untuk dibawa pulang ke kampung halaman. Saya sendiri berharap agar proses pemulangan berjalan cepat dan lancar,"? kata Maryono sedih.

Sesuai keterangan staf PJTKI itu, lanjutnya, orang tuanya meninggal disebabkan terjadi kecelakaan lalu lintas saat diajak majikannya berwisata. Di tengah perjalanan, mobil yang ditumpangi mengalami kecelakaan. Dikabarkan, selain Sutiyem, majikan pria juga ikut meninggal dalam kecelakaan tersebut. Sementara majikan perempuan mengalami luka parah.

Siswoyo, suami Sutiyem menambahkan, istrinya berangkat kerja di Arab Saudi pada Februari 2006 lalu. Sebelum itu, istrinya sudah berkerja sebagai TKI di Kuwait dan Arab Saudi. Sehingga sudah tiga periode ini istrinya bekerja sebagai TKI.

"Sebenarnya kontrak di Arab Saudi ini akan selesai beberapa bulan lagi. Namun, keburu meninggal sebelum pulang ke pampung halaman," imbuh Siswoyo dengan nada sedih. (f-1/jpnn/aro)

Read More...

800 Ribu TKI Ilegal di Malaysia

26 Juli 2008

JAKARTA--MI
: Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyatakan pemulangan TKI ilegal dari Malaysia di bawah 1.000 orang per hari masih dinilai wajar. Jumlah TKI ilegal di Malaysia sendiri diperkirakan berjumlah 800 ribu orang.

"Kalau pemulangan TKI cuma 100-1.000 orang per hari itu masih wajar. Yang nggak wajar itu kalau sudah 10.000 orang sekaligus," kata Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat, di Jakarta, Jumat (25/7).

Ia menegaskan, pemulangan TKI tersebut memang rutin dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Biasanya TKI ilegal itu bekerja di Sabah, Serawak dan perbatasan lainnya di Malaysia. "Meskipun Deplu bilang pemulangan TKI itu bukan deportasi, tapi tetap saja namanya deportasi," cetus dia.

Menurut dia, pemulangan TKI yang dikatakan meningkat frekuensinya oleh Deplu dipicu oleh adanya pernyataan pemerintah Malaysia yang mengatakan akan melakukan razia kepada tenaga kerja asing ilegal yang bekerja di sana. "Mungkin karena pernyataan PM Malaysia beberapa waktu lalu. Tapi kalau jumlahnya masih wajar, itu tidak akan mengganggu," imbuhnya.

Jumhur menuturkan jumlah TKI yang bekerja di Malaysia mencapai 2,4 juta orang, dimana hanya 1,6 juta saja yang masuk secara legal, sesuai ketentuan negara yang bersangkutan. "Sementara 800 ribu orang TKI lagi dikategorikan ilegal karena mereka tidak membawa bekal paspor. Makanya kita akan berupaya lakukan advokasi untuk ini dengan memberi mereka pemahaman administratif yang sangat penting itu," urainya. (Zhi/OL-06)

Penulis: Hanum

Read More...

UANG DARI TKI NTB RP683,9 MILIAR SETAHUN

Monday, 28 July 2008 • EKONOMI
 

MATARAM - Kiriman uang para TKI asal Nusa Tenggara Barat (NTB) setiap bulan mencapai Rp40 miliar. Sampai Juni 2008, jumlahnya mencapai Rp235.845.843.801. Sebelumnya, selama setahun 2007, jumlah kiriman uang TKI NTB mencapai Rp683.961.767.544. Terbanyak, berasal dari TKI yang sekitar 60 persen berada di Malaysia. Lainnya berasal dari Timur Tengah.

Kepala Seksi Pelayanan dan Pemberdayaan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI NTB Hamzah menjelaskan kepada LombokNews di kantornya, Senin (28/7) siang. "Jadi tahun ini bisa meningkat jumlahnya dari tahun sebelumnya," ujarnya.

 

Diharapkan, kesempatan kerja yang ditawarkan 2008 ini sebanyak 36.102 orang asal NTB bisa terpenuhi. Hingga enam bulan pertama sudah diberangkatkan 23.800 orang. Sebab, pada tahun 2007 lalu, dari tawaran yang diberikan untuk 70.892 orang TKI di NTB, ternyata hanya bisa dipenuhi oleh 34.134 orang. "Ya, tahun lalu hanya setengahnya yang bisa terisi," katanya.

 

Sedangkan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) NTB Imbang Sahruddin menyesalkan banyaknya TKI asal NTB yang dideportasi oleh Pemerintah Malaysia karena statusnya ilegal. Sampai Juli 2008 ini, sudah 2.883 orang yang dideportasi. Terinci 2.736 orang pekerja laki-laki dan 147 orang pekerja perempuan. Tahun 2007 lalu, jumlah yang dideportasi sekitar 5.000 orang.

 

Ahad (27/7) malam, sebanyak satu bus yang tiba di Mataram namun hanya 25 orang yang singgah melapor di kantor Disnaker NTB untuk mendapatkan bantuan uang transport ke kampungnya di Selong Lombok Timur. "Mereka ini latar belakang pendidikannya rendah," ucapnya. Sekitar 70 persen adalah berpendidikan rendah setingkat Sekolah Dasar.

 

Salah seorang yang dideportasi, Junaidi asal Selong yang selama tiga tahun di Malaysia mengaku terpaksa lari dari majikan pertama karena upah yang diperoleh tidak sesuai yang dijanjikan sebelumnya. "Saya terima kurang dari satu juta rupiah sebulan," ujarnya.

 

Tapi Ketua Asosiasi Pengusaha Jasa TKI NTB Purnomo Rahadjo menyangkal pengakuan tersebut. Sebab, TKI yang diberangkatkan resmi dikuatkan dengan dengan perjanjian dan perlindungan asuransi. Ia menduga mereka yang dideportasi itu adalah pekerja yang datang langsung menggunakan modal paspor saja ke Malaysia. Jumlahnya yang berangkat dari Mataram melalui Batam setiap harinya tidak kurang dari 30 orang. "Orang yang dipulangkan itu orang-orang baru," ucapnya. Sebab, pekerja yang pernah di Malaysia diyakini menggunakan jalur resmi.(supriyantho khafid)

 

http://lomboknews.com/2008/07/28/uang-dari-tki-ntb-rp6839-miliar-setahun/


Read More...

1.100 Wanita Indonesia Dipenjara Di Kajang Malaysia

28 Juli 2008 | 16:21 WIB

Kuala Lumpur ( Berita ) :  Sebanyak 1.100 wanita dari 1.504 tahanan yang ada di penjara khusus wanita di Kajang, Selangor, merupakan warga negara Indonesia Malaysia, demikian data yang  terungkap ketika Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar berkunjung ke penjara itu.

 

"Kami melakukan kunjungan ke penjara wanita ini dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI," kata Da'i Bachtiar di depan penjara khusus wanita Kajang, Selangor, Senin [28/07] . 

 

Dari 1.100 wanita asal Indonesia yang ditahan di sana, sebanyak 171 sudah divonis dan 929 lainnya masih tahanan sementara.

 

"Ini baru penjara Kajang belum penjara Malaysia lainnya. Kita sedang mendata berapa jumlah wanita Indonesia yang ada dalam tahanan atau penjara di Malaysia," katanya.

 

Dalam kunjungan itu, kepala penjara Nassif mengajak semua rombongan staf KBRI dan Dharma Wanita melihat kondisi penjara khusus wanita di Kajang. Penjara Kajang terlihat bersih, jauh lebih bersih dibandingkan penjara-penjara di Indonesia. Dalam penjara, para tahanan diberikan pendidikan seperti belajar membaca, mengaji, dan perawatan tahanan juga baik.

 

Seorang WNI asal Jatim, Asma, mengaku mendapat perawatan bagus untuk penyakit kankernya. Kepada Dai, dia mengatakan, sudah beberapa kali di kemoterapi di RS Kajang.

 

Selain itu, ada tiga ibu yang membawa anak-anaknya yang berusia dua hingga lima bulan. Wajah mereka terlihat bersih karena mendapat perawatan dalam penjara.

 

"Semua tahanan di sini bukan hanya kriminal tapi juga tahanan imigrasi. Mereka yang masuk ke Malaysia dan bekerja tanpa ijin juga di tahan di sini," kata Nassif.

 

Di dalam penjara, tahanan wanita itu diberikan pendidikan keterampilan juga. Ada tujuh bengkel pelatihan keterampilan bagi tahanan, yakni bengkel, salon, SPA, membatik, kerajinan tangan, membuat kue dan roti, serta komputer.

 

Beberapa hasil kerajinan tahanan yang dijual di dalam penjara atau di gerai di luar penjara diborong ibu-ibu dharma wanita KBRI karena produknya bagus dan berkualitas tapi murah.

 

Dubes Da'i dan rombongannya juga mencicipi aneka macam kue buatan para tahanan. Para petugas penjara tidak lupa memberikan brosur yang isinya penawaran katering dari penjara Kajang yang bisa dipesan untuk bermacam pesta.

 

"Kami juga ada pembelian via internet. Silakan buka www.prison.com.my maka akan tampil berbagai produks dari penjara yang bisa dibeli secara online," kata Nassif. ( ant )

 

http://beritasore.com/2008/07/28/1100-wanita-indonesia-dipenjara-di-kajang-malaysia/


Read More...

Pemerintah Luncurkan Pengawasan TKI Di Malaysia Dan Arab Saudi

28 Juli 2008 | 16:23 WIB

Subang ( Berita ) :  Pemerintah akan meluncurkan program pengawasan (monitoring) untuk melindungi Tenaga Kerja Inddonesia (TKI) di Malaysia pada Agustus 2008 dan di Arab Saudi pada September 2008.

 

"Pengawasan ini melindungi keselamatan TKI dari ancaman penganiayaan oleh majikan mereka di luar negeri," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Kabupaten Subang, Jabar, Senin [28/07] .

 

Saat berbicara dalam Dialog Publik "Perlindungan Bagi Buruh Migran/TKI Beserta Anggota Keluarganya" di Subang itu, Jumhur mengatakan sudah ada kesepatan antara pemerintah Malaysia dan Indonesia untuk membentuk pusat pengawasan TKI pada sektor rumah tangga. "Pengontrolan dilakukan setiap bulan pertelepon dan kunjungan ke rumah-rumah majikan yang mempekerjakan TKI," katanya.

 

 Ia berharap lembaga pengawasan di Malaysia itu dapat mengakhiri kasus-kasus mengerikan seperti yang pernah terjadi sepert penganiayaan dan tindakan kekerasan lain yang dialami TKI.

 

Sementara lembaga pengawasan TKI di Arab Saudi berupa pelaksanaan sistem informasi terpadu sehingga diharapkan tak ada TKI yang ditelantarkan para penggunanya. "Sistem informasi dan sarana kantor sudah siap.Biaya penyediaan itu dibebankan kepada pengguna bukan TKI," kata Jumhur.

 

Dalam kunjungan kerja setengah hari di Subang, Jumhur sempat berdialog dengan para TKI asal daerah itu.  Setelah itu Jumhur kembali ke Jakarta untuk mengadakan pertemuan dengan Dubes Syria di Indonesia dan Dubes RI di Syria membahas pendaftaran ulang sekitar 70 ribu TKI di negara itu. ( ant  )

 

http://beritasore.com/2008/07/28/pemerintah-luncurkan-pengawasan-tki-di-malaysia-dan-arab-saudi/


Read More...

TKI Asal NTB Yang Dideportasi Mencapai 2.883

Pekerja
Senin, 28 Juli 2008 | 14:11 WIB

TEMPO Interaktif, Mataram:

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) NTB Imbang Sahruddin menyesalkan banyaknya TKI asal NTB yang dideportasi oleh Pemerintah Malaysia karena statusnya ilegal. Sampai Juli 2008 ini, sudah 2.883 orang yang dideportasi. Jumlah itu menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5000 orang.

Jumlah TKI yang dirinci tahun ini rinciannya adalah 2.736 laki-laki dan 147 orang perempuan. Ahad malam, sebanyak satu bus tiba di Mataram, namun hanya 25 orang yang singgah melapor di kantor Disnaker NTB untuk mendapatkan bantuan uang transport ke kampungnya di Selong Lombok Timur.
''Mereka latar belakang pendidikannya rendah, sebanyak 7- persen pendidikannya hanya lulus SD,''kata Sahrudin.

Junaidi, TKI asal Selong yang tiga tahun bekerja di Malaysia mengaku terpaksa lari dari majikan pertama karena upah yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dijanjikan. ''Saya terima kurang dari satu juta rupiah sebulan,'' ujarnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Jasa TKI NTB Purnomo Rahadjo menyangkal pengakuan tersebut. Sebab, TKI yang diberangkatkan secara resmi mendapat perlindungan asuransi. Ia menduga mereka yang dideportasi adalah pekerja ilegal. Sebab, jumlahnya yang berangkat dari Mataram melalui Batam tidak kurang dari 30 orang per hari. "Orang yang dipulangkan itu orang-orang baru,'' ujarnya.

SUPRIYANTHO KHAFID

 

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/sulawesi/2008/07/28/brk,20080728-129170,id.html


Read More...

KPU Minta TKI di Taiwan Diizinkan Ikuti Pemilu

Senin, 28 Juli 2008 - 14:15 wib
JAKARTA - Kunjungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Taiwan terkait Pemilu 2009. KPU meminta agar para tenaga kerja Indonesia (TKI) di sana diizinkan mengikuti Pemilu 2009.

"Kita bertemu KPU di Taiwan dan mereka janji untuk membantu proses identifikasi pemilih, walau mereka tidak bisa memaksa majikan masing-masing karena saat pemungutan suara tidak jatuh pada hari libur," jelas anggota KPU Abdul Aziz, di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Senin (28/7/2008).

Selain KPU di Taiwan, sebuah stasiun radio khusus berbahasa Indonesia di Taiwan berjanji akan turut membantu dalam hal sosialisasi.

Sementara di Makau, sebagian pekerja bilang mereka bisa hadir karena waktu kerja mereka bisa diganti dengan waktu libur.

Selanjutnya, di Hongkong Aziz menambahkan telah bertemu dengan pimpinan Bank BNI yang bersedia membantu para nasabahnya untuk daftar. (uky)
 

Read More...

Perusahaan Garmen Penang Perlu 1.000 TKW

29/07/08 09:05


Kuala Lumpur,(ANTARA News) - Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar mengemukakan sebuah perusahaan garmen internasional Pan Appparel di Penang, Malaysia, membutuhkan sekitar 1.000 tenaga kerja wanita asal Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya.

"Kami berkunjung ke pabriknya di Penang minggu lalu. Mereka mengemukakan kesulitan mendapatkan tenaga kerja wanita asal Indonesia padahal kondisi kerja yang ditawarkan sangat baik," kata Da`i Bachtiar di Kuala Lumpur, Selasa.

Kondisi kerja yang baik yang ditawarkan perusahaan garmen internasional itu berupa hubungan kerja bersifat langsung bukan dengan sistem "outsource".

"Gaji cukup baik, ketika pelatihan saja mereka bisa menerima 160 dolar AS per bulan," kata mantan Kapolri itu.

Pan Apparel adalah perusahaan garmen Hongkong yang memiliki banyak pabrik di mancanegara dan memproduksi baju merek terkenal seperti Brooks Brothers, Levis, JC Penney, dan Ben Sherman. Produksi garmen dilempar ke pasar negara maju seperti Amerika Serikat sebesar 82 persen, Eropa lima persen, dan Asia 11 persen.

"Oleh sebab itu, semua tenaga kerja yang masuk harus ikut pelatihan menjahit agar mutu dan kualitas pekerjaannya benar-benar bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Jika pekerja itu itu pintar menjahit maka pendapatannya bisa mencapai 1.800 ringgit (Rp5,2 juta) per bulan, kata Da`i.

Menurut GM Pan Apparel Khoo Aiwah, perusahaan garmen itu kini kesulitan mendapatkan pekerja asal Indonesia. Padahal, mereka lebih senang dengan dengan pekerja asal Indonesia karena tekun bekerja dan mudah berkomunikasi.

Akibatnya, perusahaan garmen itu merekrut TKW dari Vietnam, Filipina, dan Myanmar. Untuk berkomunikasi kepada mereka, perusahaan itu hanya mengandalkan para ketua kelompok yang bisa bahasa Inggris.

"Mereka sudah minta langsung kepada KBRI untuk membantu mencarikan sekitar 1.000 TKW," kata Da`i.

Dubes RI untuk Malaysia itu hampir tiap minggu selalu mendatangi kantong-kantong TKI. Ia ingin melihat kondisi kerja para tenaga kerja asal Indonesia.

Dua minggu lalu, Da`i mengunjungi pabrik elektronik Western Digital di Selangor yang mempekerjakan sekitar 4.000 TKW Indonesia. Produsen hard disk itu pun mengemukakan keinginannya mendapatkan 2.000 TKW Indonesia terkait dengan perluasan pabrik dan peningkatan produksi.(*)

COPYRIGHT © 2008

http://www.antara.co.id/arc/2008/7/29/perusahaan-garmen-penang-perlu-1000-tkw/


Read More...

Ratusan Rumah Semi Permanen di Rawa Buaya Terbakar

29/07/2008 07:02 Kebakaran

Liputan6.com, Jakarta: Kebakaran melanda kawasan padat penduduk di Bojong Kapling, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (29/7) sekitar pukul 03.00 WIB. Api yang belum diketahui asalnya melalap ratusan rumah semi permanen.

Angin yang bertiup kencang membuat api susah dipadamkan. Sepuluh mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan kesulitan untuk memadamkan api. Hingga kini api dilaporkan belum bisa dipadamkan sepenuhnya.

Akibat peristiwa ini, ratusan warga kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi di lapangan setempat. Hingga saat ini, jajaran Kepolisian Sektor Cengkareng masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.(JUM/Rahadianto Rahmad)

 

http://www.liputan6.com/news/?id=162958&c_id=6


Read More...

PRT Hong Kong Demo Minta Keadilan

28/07/2008 18:28 wib - Internasional Aktual
Hong Kong, CyberNews. Coalition for Migrants Rights (CMR) Hong Kong melakukan aksi protes ke Central Government Office di distrik Central, Hong Kong. Mereka mengecam kebijakan Pemerintah Hong Kong karena mengancam nasib ratusan ribu buruh migran yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga asing.

 

Kebijakan pemerintahan Donald Tsang mengenai penundaaan pajak selama dua tahun ini telah membuat para majikan di Hong Kong melakukan terminate (PHK) tehadap PRT-nya. Hal ini karena kebijakan ini hanya berlaku kepada PRT kontrak baru. Kebijakan yang membebaskan majikan untuk membayar pajak sebesar HK$ 400 ini sendiri akan mulai berlaku pada bulan Agustus 2008.

 

"Buruh migran sama sekali tidak diuntungkan dengan ada atau tidak adanya pajak ini," tegas Rusemi, Ketua Indonesian Migrant Workers Union (IMWU), dalam orasinya di depan massa buruh migran saat aksi.

 

"Pemerintah seharusnya tahu, levy suspension yang hanya berlaku pada kontrak baru akan memancing majikan untuk mem-PHK PRT," terangnya.

 

Menurut Rusemi, satu hari sejak pemerintah mengumumkan hal ini, sekretariat IMWU telah menerima 20 telpon pengaduan dari buruh migran Indonesia (BMI). Ini belum termasuk data BMI yang perpanjangan kontraknya di cancel oleh majikan.

 

"Tingkat /PHK bagi BMI di Hong Kong adalah 1:20 per harinya, sekarang sejak pengumuman pemerintah Hong Kong meningkat menjadi 10: 20 perharinya, itu belum termasuk yang proses perpanjangan kontrak yang tiba-tiba di batalkan oleh majikan, di-terminate dengan memberikan one month notice, ini sudah keterlaluan," lanjutnya.

 

Bagi buruh migran asal Nepal, kebijakan ini semakin mendorong mereka ke dalam situasi sangat sulit. Pemerintahan Hong Kong telah melakukan visa ban bagi buruh migran Nepal, artinya dalam situsai sekarang jika PRT asing asal Nepal di-terminate, maka bagi mereka inilah akhir dari pekerjaan mereka di Hong Kong.

 

"Bagi kami, kebijakan ini telah jelas-jelas menghalangi kami untuk hidup sejahtera. Buruh migran telah memberikan kontribusi pendapatan sebesar 1 persen setiap tahunnya kepada pemerintahan Hong Kong. Inilah cara mereka menghargai kerja kami, dengan membuang kami setelah keadaan ekonomi Hong Kong sudah kembali pulih," ujar Maya, Ketua Union of Nepalese Domestic Workers (UNDW) dalam rilisnya kepada SM CyberNews.

 

Dalam aksi yang diikuti pekerja rumah tangga dari Indonesia, Filipina, Thailand, Nepal dan Hong Kong ini, mereka menuntut penundaan pajak ini diberlakukan untuk semua kontrak, dan diberlakukan secepatnya. "Pergunakan uang pajak majikan sebagai dana konpensasi bagi buruh migran, dan naikan upah," kata Maya.

 

(MH Habib Shaleh /CN08)

 

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=10613


Read More...

28 July 2008

Setiap Pekan Malaysia Pulangkan 1.000 TKI

Jum'at, 25 Juli 2008 - 16:05 wib
JAKARTA - Frekuensi pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal oleh Pemerintah Malaysia terus mengalami peningkatan. Data terakhir menunjukkan setiap pekannya sekira 500 hingga 1.000 TKI dipulangkan ke Indonesia.

"Perwakilan Pemerintah Indonesia di Sabah mencatat 500-1.000 TKI dipulangkan setiap pekan. Namun, itu adalah hal biasa dan bukan deportasi," ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) RI, Teuku Faizasyah di Kantor Deplu, Jalan Pejambon, Jakarta, Jumat (25/7/2008).

Dia menjelaskan, kasus pemulangan tenaga kerja asing merupakan hal biasa yang rutin dilakukan suatu negara. Terlebih, kasus tersebut tidak hanya menimpa tenaga TKI. Tapi juga menimpa tenaga kerja dari negara. "Pemulangan untuk tenaga kerja dari Filipina juga meningkat," ujarnya.

Pemerintah Indonesia, kata dia, senantiasa melakukan koordinasi dengan Pemerintah Malaysia terkait pemulangan TKI. "Bentuknya, perwakilan kita melakukan pemeriksaan berbagai dokumen yang dibawa TKI," ujarnya.
 

Read More...

12 Tahun Rizki Derita Gizi Buruk Hingga Lumpuh

Minggu, 27 Juli 2008 - 15:48 wib
PANDEGLANG - Seorang bocah di Pandeglang, Banten, terpaksa dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Pandeglang karena menderita gizi buruk akut.

Ironisnya, bocah yang kini berusia 13 tahun itu, baru dirawat di rumah sakit setelah selama 12 tahun tak tersentuh medis dan hanya dirawat dirumah oleh ibunya.

Kondisi tubuh Ahmad Rizki memang sangat memprihatinkan. Di usia 13 tahun, Rizki hanya memiliki berat badan 6 kilogram saja.

Hal itu membuat kondisi tubuh Rizki tak sempurna, kedua tangan dan kakinya melipat dan tak bisa lagi diluruskan hingga mengalami kelumpuhan.

Tak sebagus namanya, Rizki tampak seperti mumi kering, perutnya kempis tak berdaging dan hanya bola mata saja lah yang bisa digerakkannya.

Rizki yang kini manjalani perawatan di ruang anak RSU Pandeglang itu adalah putera kedua dari enam bersaudara.

Masnah, ibunda rizki adalah seorang janda yang hanya bekerja sebagi pembuat kerupuk melinjo di kediamannya di Desa Dahu, Kecamatan Cikeudal, Pandeglang, dengan penghasilan Rp5.000 perhari.

Rizki mulai menderita gizi buruk sejak berusia 1 tahun, namun karena masnah tak memiliki uang untuk berobat, akhirnya selama 12 tahun Rizki hanya dirawat di rumahnya saja hingga kondisinya seperti sekarang.

Rizki saat ini telah dirawat secara baik dirumah sakit, namun, hal itu bukan berarti keluarganya tak butuh biaya untuk penyembuhan Rizki. Apadaya, Masnah hanya dapat menanti uluran tangan para dermawan yang menysihakn sedikit rezeki untuk Rizki.

(Bayu Adi Wicaksono/Global/uky)
 

Read More...

Tkw Asal Ngawi Meninggal di Singapura

26/07/08 18:39


Ngawi (ANTARA News) - Suwarni (25), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal RT01/RW05, Dusun Bangsri, Desa Pakah, Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur meninggal dunia di Singapura. TKI tersebut meninggal dunia setelah jatuh dari lantai sembilan sebuah apartemen.

Perwakilan pihak kelurga korban, Sumiran, Sabtu mengatakan, pihak keluarga yang ditinggalkan mengaku pasrah dengan meninggalnya anggota keluarganya. Hanya saja pihak keluarga menuntut semua hak-hak dari korban semuanya di penuhi.

"Korban berangkat ke Singapura sejak 14 bulan yang lalu. Ini adalah keberangatan yang pertama. Dia adalah salah satu tumpuan keluarga. Untuk itu kami berharap semua hak-hak dari korban bisa diberikan," katanya saat dikonfirmasi.

Menurut dia, korban berangkat ke Singapura melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Mutiara Putra Utama, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Selama menjadi tenaga kerja wanita di Singapura, korban baru satu kali melakukan kontak dengan pihak keluarga di Ngawi dan hingga meninggal belum menikah.

"Setelah berangkat ke Singapura (korban) jarang melakukan kontak dengan pihak keluarga. Seingat saya baru satu kali melakukan kontak. Korban adalah anak kedua dari pasangan Hadi Iswoyo dan Karti," katanya menambahkan.

Sementara itu, Kasi Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Ngawi Sujito mengatakan, dengan adanya kasus salah satu TKW asal Kabupaten Ngawi ini, pihaknya akan membantu keluarga dalam pengurusan hak-hak yang harus diterima oleh korban.

"Kami akan membantu keluarga korban dalam mengurus hak-hak korban. Selain itu, kami akan melakukan koordinasi dengan PJTKI yang memberangkatkan. Jika TKI/TKW yang meninggal berangkat dengan legal maka seluruhnya haknya akan terpenuhi," katanya.

Jenazah korban tiba di rumah duka di RT 01/RW05, Dusun Bangsri Desa Pakah, Kecamatan Mantingan sekira pukul 12.30 WIB. Setelah beberapa saat disemanyamkan di rumah duka, korban langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat.(*)

COPYRIGHT © 2008

 

http://www.antara.co.id/arc/2008/7/26/tkw-asal-ngawi-meninggal-di-singapura/


Read More...

Ahmad Rizki Kembali Masuk Rumah Sakit

26/07/2008 13:25 Gizi Buruk

Liputan6.com, Pandeglang: Ahmad Rizki, penderita gizi buruk di Pandeglang, Banten, sejak Ahad lalu, kembali tergolek kaku di ruang kelas tiga Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang. Ditemani Masnah, sang ibunda, Ahmad tampak lebih ceria dibandingkan pada saat pertama kali dirujuk ke rumah sakit.
 
Sebelumnya, anak berusia 13 tahun dengan berat badan hanya enam kilogram itu sempat dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, selama dua hari. Di RSCM, Ahmad menjalani tes dan direkomendasikan untuk terapi fisik. Namun, pihak rumah sakit mensyaratkan pemulihan gizi terlebih dahulu sebelum diterapi.

Kini Masnah dan keluarga berharap Ahmad bisa pulih meski membutuhkan waktu yang lama dan biaya besar. Karena itu, keluarga sangat mengharapkan bantuan dari dermawan untuk kesembuhan anak mereka [baca: Kondisi Penderita Gizi Buruk Makin Memburuk].(DWI/Agus Faisal Karim)

 

http://www.liputan6.com/news/?id=162848&c_id=3


Read More...

Kawin Foto untuk Keluar dari Kemiskinan

27/07/2008 14:05 Perdagangan Manusia

Liputan6.com, Singkawang:
Kota Singkawang, Kalimantan Barat, terkenal dengan julukan Kota Seribu Kuil. Tapi, tahukah Anda jika kota yang mayoritas dihuni etnis Tionghoa ini juga memiliki budaya kawin foto atau pengantin pesanan dari Singkawang. Budaya ini biasanya dialami para amoy, sebutan bagi wanita Tionghoa, yang menikah dengan pria asal Taiwan.

Inilah yang dilakoni tiga anak perempuan Chin Fui Ha. Berkat seorang perantara, ketiga putri Chin Fui kini berada di Taiwan. Prosesnya sangat singkat. Cukup berkenalan sehari, esoknya mereka berfoto dan perkawinan dianggap sah. Sebagai timbal balik, keluarga Chin Fui mendapatkan uang Rp 5 juta. Tak hanya itu, kepergian tiga anak mereka ke Taiwan membuat keluarga ini juga memperoleh uang tambahan Rp 1 juta setiap bulan.

Motif ekonomi ada di balik kawin foto. Chin Fui harus menanggung hidup sembilan anaknya. Tentu ini bukanlah perkara mudah. Apalagi, pekerjaan Chin Fui hanya membuka konveksi pakaian kertas untuk kebutuhan orang meninggal. Dari pekerjaan itu, dia paling banyak menerima Rp 20 ribu sehari. Sementara sembilan anaknya tak ada yang mengenyam pendidikan hingga tamat sekolah dasar.

Namun, tak semua kisah amoy Singkawang sukses. Setidaknya ini dialami dua anak perempuan Tung Shui Chin yang ditipu sang calo. Meski pernah ditipu, wanita dengan tujuh anak ini masih berharap ada orang Taiwan yang datang melamar anaknya. "Dia (kehidupannya) bisa baik. Makan ada, pakaian ada, tidak pikir orang," kata Tung Shui Chin.

Saat ini, hampir 30 ribu amoy ada di Taiwan. Mereka sudah tak peduli lagi pendidikan. Tercatat presentase anak sekolah tak tamat SD di Singkawang mencapai 35,91 persen. Sementara data Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat perdagangan manusia mencapai 12 ribu kasus. "Sebagian besar mereka berangkat secara ilegal. Dengan pemalsuan dokumen, ancaman, jeratan utang, penipuan," kata Rosita, aktivis dari Lembaga Bantuan Hukum Peka.(YNI/Anastasya Putri dan Erwin Arief)

 

http://www.liputan6.com/news/?id=162891&c_id=7


Read More...

TKW Hong Kong Teracam PHK Massal

25/07/2008 15:54 wib - Internasional Aktual
Hong Kong, CyberNews. Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) menyatakan banyak TKW asal Indonesia di Hong Kong terancam kehilangan pekerjaan. PHK ini merupakan imbas pembebasan pajak selama 2 tahun bagi majikan.

 

"Sejak diumumkannya rencana pembebasan pajak selama 2 tahun bagi majikan pada akhir bulan Juli 2008, jumlah buruh migran Indonesia yang di-PHK meningkat," ungkap IMWU dalam rilisnya, Jumat (25/7).

 

Pengumuman penghapusan pajak majikan selama 2 tahun ini telah memicu gelombang terminate (PHK massal) bagi buruh migran di Hong Kong. Pemerintah Hong Kong telah mengumumkan kepada publik, bahwa mulai Agustus 2008, setiap majikan akan dibebaskan dari beban pajak PRT sebesar HK$ 400 per bulan.

 

Pembebasan pajak ini akan diberikan bagi setiap majikan yang menandatangani kontrak kerja baru untuk mempekerjakan pekerja rumah tangga asing. "Ada atau tidak adanya pajak ini adalah murni kepentingan majikan," kata Rusemi, Ketua Indonesian Migrant workers Union (IMWU).

 

Menurut Rusemi praktek pembayaran pajak selama ini sangat merugikan pekerja rumah tangga asing, terutama yang berasal dari Indonesia. Mayoritas majikan, yang mempekerjakan PRT asing asal Indonesia, tidak mau membayar pajak tersebut, sehingga yang menjadi korban adalah PRTnya. Setiap bulan upah mereka dipotong majikan sebesar HK$ 400.

 

Pemberlakukan pajak ini sendiri dimulai pada tahunn 2003, bersamaan dengan pemotongan upah yang kedua bagi PRT asing di Hong Kong, yang sebelumnya dilakukan pada tahun 1998. Kebijakan ini diambil pemerintah Hong Kong guna meningkatkan pendapatan negara, yang saat itu sedang diterpa krisis ekonomi.

 

"Waktu krisis, kami, buruh migran yang diminta berada di paling depan untuk berkorban guna memperbaiki kondisi ekonomi dengan pemotongan upah. Namun setelah semuanya kembali menjadi baik apa yang terjadi, pemerintah belum mengembalikan upah kita ke HK$ 3860, bahkan rencana penghapusan pajak ini, malah semakin mempersulit posisi PRT asing," terang Rusemi.

 

Pemberlakukan penghapusan pajak selama 2 tahun ini, yang akan dimulai Agustus 2008, memang memberikan kesempatan bagi para majikan untuk mem-PHK PRT-nya. Keterangan yang diperoleh dari sekretraiat IMWU, 24 jam sejak diumumkannya hal ini, sekretariat IMWU menerima 20 telpon dari BMI yang menyatakan bahwa dirinya telah determinate/PHK.

 

"Tingkat terminate/PHK bagi BMI di Hong Kong adalah 1:20 per harinya. Sekarang sejak pengumuman pemerintah Hong Kong meningkat menjadi 10: 20 perharinya. Itu belum termasuk yang proses perpanjangan kontrak yang tiba-tiba di batalkan oleh majikan, determinate dengan memberikan one month notice, ini sudah keterlaluan," lanjutnya.

Menyikapi kondisi objektif ini, IMWU bersama serikat buruh dan organisasi buruh migran dari berbagai kebangsaan, yang ada di Hong Kong akan menggelar aksi pada Minggu, 27-Juli 2008, ke kantor Central Government Office (CGO).

 

Aksi ini akan membawa tuntutan pemberlakuan penundaan pajak selama 2 tahun secepat mungkin, penundaan pajak harus berlaku bagi kontrak baru dan kontrak lama, kembalikan upah ke HK$ 3860, dana kompensasi bagi buruh migran, hapus New Condition of Stay dan aturan dua minggu.

 

"Gelombang terminate massal ini harus dihentikan secepat mungkin, buruh migran harus secepatnya bergerak, sebelum semuanya menjadi terlambat," tegas Rusemi.

 

(MH Habib Shaleh /CN08)

 

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=10402


Read More...

TKW Asal Ngawi Meninggal di Singapura

26/07/2008 18:56 wib - Nasional Aktual
Ngawi, CyberNews. Suwarni (25), tenaga kerja wanita asal RT 01/RW 05, Dusun Bangsri, Desa Pakah, Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur meninggal dunia di Singapura. TKI tersebut meninggal dunia setelah jatuh dari lantai sembilan sebuah apartemen.

Perwakilan pihak kelurga korban, Sumiran, Sabtu (26/7) mengatakan, pihak keluarga yang ditinggalkan mengaku pasrah dengan meninggalnya anggota keluarganya. Hanya saja pihak keluarga menuntut semua hak-hak dari korban semuanya di penuhi. "Korban berangkat ke Singapura sejak 14 bulan yang lalu. Ini adalah keberangatan yang pertama. Dia adalah salah satu tumpuan keluarga. Untuk itu kami berharap semua hak-hak dari korban bisa diberikan," katanya saat dikonfirmasi.

Menurut dia, korban berangkat ke Singapura melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Mutiara Putra Utama, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Selama menjadi tenaga kerja wanita di Singapura, korban baru satu kali melakukan kontak dengan pihak keluarga di Ngawi dan hingga meninggal belum menikah.

"Setelah berangkat ke Singapura (korban) jarang melakukan kontak dengan pihak keluarga. Seingat saya baru satu kali melakukan kontak. Korban adalah anak kedua dari pasangan Hadi Iswoyo dan Karti," katanya menambahkan.

Sementara itu, Kasi Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Ngawi Sujito mengatakan, dengan adanya kasus salah satu TKW asal Kabupaten Ngawi ini, pihaknya akan membantu keluarga dalam pengurusan hak-hak yang harus diterima oleh korban.

"Kami akan membantu keluarga korban dalam mengurus hak-hak korban. Selain itu, kami akan melakukan koordinasi dengan PJTKI yang memberangkatkan. Jika TKI/TKW yang meninggal berangkat dengan legal maka seluruhnya haknya akan terpenuhi," katanya.

Jenazah korban tiba di rumah duka di RT 01/RW05, Dusun Bangsri Desa Pakah, Kecamatan Mantingan sekira pukul 12.30 WIB. Setelah beberapa saat disemanyamkan di rumah duka, korban langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat.

(Ant /CN05)

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=10477


Read More...

26 July 2008

Reduce foreign worker levy by 50%, urges Sabah manufacturers

The Star Online, Saturday July 26, 2008

By RUBEN SARIO

KOTA KINABALU: Sabah manufacturers are suggesting a 50% reduction in the levy of foreign workers as a way of reducing the number of illegal immigrants in the state.

With just a matter of weeks before a massive crackdown against illegal immigrants gets underway in the state, the Federation of Sabah Manufacturers (FSM) said the present levy for foreign workers was simply too high.

Citing an example, FSM president Datuk Wong Ken Thau said the annual levy for a worker in either the manufacturing and construction sectors was about RM2,000.

"The heavy levy is one of the reasons why many foreign workers are in the state illegally," he said Saturday after a briefing on the SME Recognition Award 2008 here.

He said a reduction by up to half of the present amount would encourage employers to ensure that their foreign workers were properly registered and documented.

Wong said Sabah employers needed foreign workers as locals were still shying away from menial jobs. "Foreign workers also have the necessary skills that are needed here," Wong added.

On the impending crackdown, he said no one should interfere in the exercise as the federal authorities were carrying it out in response to calls by various groups in Sabah who had expressed their concerns over the large number of foreigners in the state.

Read More...

25 July 2008

9.000 Anak Di Banten Menderita Gizi Buruk

Kamis, 24 Juli 2008 | 14:26 WIB

TEMPO Interaktif, SERANG:Sedikitnya 9.000 anak di Provinsi Banten menderita gizi buruk. Angka ini belum mencapai 1 persennya dari total seluruh balita di kawasan ini.

Menurut Kepala Bagian Kesejahteraan Keluarga Dinas Kesehatan Banten, Andi Suhardi, lemahnya daya beli warga akan bahan makanan menjadi penyebab tingginya kasus gizi buruk di Banten.

Sejauh ini, Andi mengaku sedang mengalakkan program pengelolaan gizi di setiap puskesmas di Banten. "Mudah-mudahan bisa membantu," kata Andi.

Mabsuti Ibnu Marhas.

 

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2008/07/24/brk,20080724-128932,id.html



Read More...

Presiden Bush Pakai Baju Produksi TKW Indonesia

23/07/08 21:07


Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat George W. Bush selalu memakai baju merek Brooks Brothers produksi Pan Apparel Sdn Bhd, Penang, Malaysia, dan buatan tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia, kata General Manager Pan Apparel Sdn Bhd Khoo Aiwah di Penang, Rabu.

"Jadi Presiden Bush selalu pakai baju produk Malaysia yang dikerjakan oleh TKW Indonesia," kata Khoo ketika menerima kunjungan Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar ke pabrik pakaian jadi Pan Apparel.

Bahkan, tambahnya, Bush memerintahkan semua stafnya menggunakan produk merek Brooks Brothers produksi Malaysia.

Dubes Da`i melihat kondisi kerja sekitar 600 orang TKW Indonesia yang bekerja di pabrik itu. Selain melihat kondisi kerja, ia juga berdialog untuk mengetahui masalah-masalah yang mereka hadapi.

Pan Apparel adalah perusahaan pakaian jadi yang mempunyai pabrik di beberapa negara, termasuk satu di Malaysia. Produk garmen ini hanya untuk ekspor dan 82 persen produknya diekspor ke Amerika Serikat.

Dalam kesempatan itu, Khoo juga menyampaikan keluhannya mengenai sulitnya mendapat TKW asal Indonesia. "Karena sulit terpaksa kami rekrut pekerja dari Vietnam, Filipina dan Myanmar," katanya.

"Kami pekerjakan 600 TKW asal Jawa dan Sumatera dari sekitar 2.900 pekerja. Beberapa tahun lalu, kami pekerjakan lebih dari 1000 TKW," kata Khoo.

Pabrik garmen itu sudah mempekerjakan TKW sejak tahun 1996.

Da`i menyatakan kesanggupannya untuk membantu mencarikan pekerja Indonesia. "Berapa perlunya ?" tanya Da`i.

"Jika bisa mendapatkannya, kami perlu lebih dari 1.000 orang," kata Khoo lagi. Bagi mereka, lebih suka menggunakan pekerja Indonesia karena aspek komunikasi bisa lebih mudah dibandingkan dengan pekerja Vietnam, Filipina atau Myanmar.

Perusahaan garmen itu kini mempekerjakan juga 600 pekerja Vietnam, 200 orang Filipina dan 200 orang Myanmar.

Mengenai gaji, ia menjelaskan semua pekerja akan masuk pelatihan selama tiga bulan. "Selama pelatihan mereka akan menerima 450 ringgit (Rp1,3 juta) per bulan. Ketika sudah bekerja, mereka akan menerima gaji mulai dari 800 ringgit (Rp2,3 juta) hingga 1.800 ringgit (Rp5,2 juta) per bulan.

Dialog

Ketika terjadi dialog dengan sekitar 50 TKW, mereka bukannya mengungkapkan keluhan atas pelayanan manajemen tapi semuanya mengeluhkan banyaknya pemerasan di pelabuhan udara.

Seorang TKW asal Medan, Maya mengaku diminta duit oleh petugas Depnaker Rp1 juta hanya karena tidak bisa menunjukan surat cuti dari perusahaan. "Saya bukan tidak mau buat surat cuti tapi saya tidak tahu kalau surat cuti itu harus dibawa ke Indonesia. Padahal perusahaan sudah berikan izin," katanya.

Seorang TKW asal Tulung Agung, Jawa Timur, Retno menceritakan pengalaman menggunakan bus Depnaker untuk pulang ke kampung halaman dari Bandara Soekarno-Hatta. "Saya sudah bayar semua, tapi supir masih minta duit lagi dengan cara paksa sebesar Rp150.000," katanya.

Hal yang sama dikeluhkan Nining, TKW asal Tanjung Priok Jakarta. "Masak rumah saya dekat di Jakarta harus gunakan bus Depnaker. Sudah tunggunya lama karena harus penuh. Putar-putar dulu sementara saudara sudah jemput. Dijemput saudara pun ternyata harus membayar kepada mereka," katanya.

TKW asal Bandung Rosidah menceritakan pengalamannya diperas di Bandara Husein Sastranegara. "Saya bisa keluar dengan aman di Bandara, tapi teman saya yang punya dokumen lengkap seperti saya ditahan dan ujung-ujungnya minta duit Rp150.000 baru diijinkan keluar," ungkap Rosidah.

Da`i kemudian menanggapi. "Adanya terminal TKI di Bandara Soekarno-Hatta sebenarnya baik. Pemerintah ingin melayani pahlawan devisa dengan baik, tapi di lapangan ternyata banyak oknum yang bermain. Kami akan segera laporkan masalah ini kepada departemen terkait," kata Da`i berjanji.(*)

COPYRIGHT © 2008

 

http://www.antara.co.id/arc/2008/7/23/presiden-bush-pakai-baju-produksi-tkw-indonesia/


Read More...

Malaysia Tahan Kapal Indonesia, Ada 19 WNI Nyaris Tewas

24/07/08 08:40

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Polisi Perairan Malaysia telah menahan sebuah kapal barang milik Indonesia, Rabu malam, saat kapal baru saja meninggalkan Port Klang, Selangor, untuk menuju Tanjung Balai, Sumatera Utara, karena ternyata di kapal terdapat 19 WNI yang nyaris tewas akibat disembunyikan dalam ruangan sempit.

Seorang anggota Polisi Perairan Selangor, Mohd Khairuddin Jamal, mengatakan kepada media massa Malaysia, kapal barang yang sering membawa perdagangan dari Port Klang - Tanjung Balai itu ditahan di perairan Tanjung Harapan, saat sedang menuju Tanjung Balai sekitar pukul 19.45, Rabu malam.

"Kami telah menahan kapal barang dan pemilik kapal sekaligus nakhodanya, seorang warga Indonesia, karena telah melanggar UU Keimigrasian pasal 12 tentang membawa keluar pendatang secara tidak sah," tulis media massa Malaysia, mengutip Mohd Khairuddin, Kamis.

Setelah kapal dihentikan Polisi Perairan dan kemudian dilakukan pemeriksaan, ternyata ada 19 WNI yang disimpan berdesak-desakan dalam sebuah ruangan kecil dalam keadaan lemas.

Menurut Mohd Khairuddin, sejak 1 Juli 2008 telah ditahan 110 pendatang tanpa izin, terdiri dari 73 laki-laki, termasuk seorang anak-anak dan 37 wanita. (*)

 

http://www.antara.co.id/arc/2008/7/24/malaysia-tahan-kapal-indonesia-ada-19-wni-nyaris-tewas/


Read More...

31 Balita Penderita Gizi Buruk Meninggal

25/07/08 01:43

Serang (ANTARA News) - Sebanyak 31 anak usia bawah lima tahun (Balita) penderita gizi buruk di Provinsi Banten meninggal dunia akibat terserang berbagai penyakit penyerta diantaranya TBC, saluran pernapasan, diare dan jantung.

"Ke 31 anak balita yang tak tertolong jiwanya itu selama Januari-Juni 2008 karena lambat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan tenaga medis," kata Kepala Sub Bidang Teknis Gizi Buruk, Dinas Kesehatan, Provinsi Banten, Andi, Kamis.

Oleh karena itu, pihaknya hingga kini terus melakukan pemantauan serta pengawasan penderita gizi buruk agar tidak meluas pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pemantauan dan pengawasan itu dilakukan di tingkat Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), Kelurahan, Desa, Kecamatan hingga Kabupaten.

Apalagi, saat ini harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang berdampak terhadap rendahnya daya beli masyarakat.

Menurut dia, penyebab tingginya anak penderita gizi buruk akibat himpitan kemiskinan orangtua juga rendahnya pengetahuan tentang asupan gizi yang baik.

Selain itu, penyebab lainnya penyakit bawaan anak seperti jantung, TBC, diare, HIV/AIDS dan saluran pernapasan. "Penanganan gizi buruk itu harus melibatkan pemerintah dan semua komponen masyarakat," katanya

Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya telah berupaya untuk meminimalisasi status gizi buruk dengan memberikan peningkatan pengetahuan ketrampilan tenaga kesehatan, kader dan pemberian makanan tambahan ASI.

Peningkatan ketrampilan itu, kata dia, nantinya mereka dapat memberikan penyuluhan tingkat desa atau kelurahan di masing-masing Puskesmas.

"Kami optimistis tahun 2009 jumlah gizi buruk di Banten bisa menurun karena adanya pengetahuan ketrampilan tenaga medis dan akder itu,"ujar Andi.

Sementara itu, Cecep (4) seorang penderita gizi buruk warga Cimanggu, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, kondisinya semakin memburuk karena terserang penyakit tuberkulosis.

"Anak saya ini sudah lama tidak mau makan karena mengalami gizi buruk juga penyakit TB,"kata Unah (40) orangtua Cecep.(*)

COPYRIGHT © 2008

 

http://www.antara.co.id/arc/2008/7/25/31-balita-penderita-gizi-buruk-meninggal/


Read More...

Balita Penderita Gizi Buruk Ditolak Puskesmas

24/07/2008 06:08 Gizi Buruk

Liputan6.com, Bengkulu: Seorang bayi penderita gizi buruk di Kelurahan Padang Nangka, Kota Bengkulu, ditolak berobat puskesmas setempat. Penolakan itu karena orangtua bayi itu tidak memiliki biaya. Akibatnya, sang bayi hanya dirawat di rumah.

Saat dikunjungi SCTV, belum lama ini, kondisi Edwin Jodiansyah sangat mengenaskan. Bayi berusia 13 bulan itu hanya memiliki berat badan lima kilogram. Edwin menderita gizi buruk karena sejak lahir tidak mendapatkan asupan makanan yang bergizi.(TOZ/Rishnaldi dan Herry Supandi)

 

http://www.liputan6.com/news/?id=162731&c_id=7


Read More...

Biaya Agen TKI di Hongkong sangat Mahal

23/07/2008 12:18 wib - Internasional Aktual

Hong Kong, CyberNews. Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) meminta pemerintah memangkas biaya agen menjadi HK$ 9000 (Rp.9.132.000). Biaya agen saat ini sebesar Rp15.550.000 dinilai sudah kelewat mahal bagi para TKI.

 

Tuntutan pemangkasan biaya agen ini sudah sejak lama menjadi agenda gerakan buruh migran Indonesia di Hong Kong. Mereka ngotot meminta biaya agen diturunkan lagi menjadi HK$ 9000! Sebelumnya, pemerintah melalui Dirjen Pembina dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia menetapkan biaya penempatan buruh migran Indonesia ke Hong Kong menjadi Rp 15.550.000.

 

Sebelumnya melalui SK no: KEP 653/2004 biaya penempatan ditetapkan sebesar Rp.9.132.000 atau sebesar HK$9000. "Pada tahun 2004, gerakan buruh migran Indonesia menghasilkan kemenangan kecil perihal biaya agen," kenang Ketua Komite Eksekutif IMWU Rusemi dalam siaran persnya, Rabu (23/7).

 

Diceritakan, IMWU dan KOTKIHO yang saat itu telah memulai kampanyenya mengenai pemangkasan biaya agen menjadi sembilan juta rupiah, berhasil menekan pemerintahan Indonesia untuk menetapkan baiya agen bagi BMI ke Hong Kong. Dari semula sebesar Rp. 17. 845.000 (ditetapkan dalam SK no 603/1999) menjadi Rp.9.132.000 (ditetapkan dalam SK no KEP 653/2004) oleh dirjen yang saat itu bernama Made Arke.

 

Selain meminta penurunan biaya agen, Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) juga menuntut pemerintah Indonesia untuk merevisi UU no 39/2004, menghentikan underpayment, dan mem-I majikan, PJTKI dan agen yang melanggar hukum. 

(MH Habib Shaleh /CN08)

 

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=10243


Read More...

Australia Tuduh Nelayan Indonesia Ageni Imigran Gelap

23/07/2008 15:13 wib - Nasional Aktual
Kupang, CyberNews. Peristiwa pembakaran kapal nelayan Indonesia oleh patroli angkatan laut Australia beberapa waktu lalu, bukan sekedar karena alasan pelanggaran wilayah tetapi nelayan Indonesia juga dituduh sering menjadi perantara masuknya imigran gelap ke negara itu.

Kepala Biro Personalia Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) Kombes Pol Drs Rochiyanto MH menyatakan, dengan tuduhan tersebut, Australia telah mendeportasi 12 nelayan Oesapa Kupang, namun mereka masih diminta kembali ke Darwin, Australia Utara untuk menjalani sidang atas tuduhan terhadap mereka.

Menurut Rochiyanto di Kupang, Rabu, ada indikasi tuduhan dari Australia bahwa nelayan Indonesia sering menyelundupkan imigran gelap ke Australia sehingga negara itu berusaha membendung masuknya nelayan Indonesia ke wilayah mereka.

"Kami sedang menjalani sidang atas tuduhan memasuki wilayah perairan Australia secara ilegal. Tetapi, atas dasar kemanusiaan, kami dipulangkan oleh pihak Imigrasi negara itu dan diminta untuk kembali lagi pada bulan November untuk menjalani sidang lanjutan," kata Bogas, satu dari 12 nelayan asal Kelurahan Oesapa yang ditemui Minggu (20/7) lalu.

Nasrul, seorang nelayan lainnya mengatakan, berdasarkan data GPS (General Positioning System), posisi nelayan Indonesia itu sebenarnya masih berada dalam wilayah Indonesia.

Bogas menimpali bahwa data dari GPS Indonesia tidak diakui oleh petugas patroli perairan Australia, dan mereka menuduh nelayan Indonesia telah memasuki wilayah perairan mereka secara ilegal.

"Kami tidak bisa berbuat banyak. Kami langsung digiring masuk ke wilayah perairan mereka dan terus menuju Darwin untuk menjalani pemeriksaan," kata Nasrul dan menambahkan, setelah mereka ditangkap, kapal-kapal mereka langsung dibakar oleh petugas keamanan pantai tanpa adanya ganti rugi.

"Pemerintah Australia hanya memberi ganti rugi kepada nelayan Indonesia asal Sulawesi setelah perahunya dibakar. Tetapi, kami yang dari NTT tidak pernah mendapat ganti rugi," katanya.

(Ant /CN08)

 

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=10258


Read More...

WNI Dihimbau Waspadai Tawaran Pekerjaan di Selandia Baru

23/07/2008 22:47 wib - Internasional Aktual
Brisbane, CyberNews. Kedutaan Besar RI di Wellington meminta para calon tenaga kerja Indonesia di Tanah Air agar mewaspadai iming-iming pekerjaan ke Selandia Baru, karena ada beberapa WNI yang tertipu.

Peringatan itu disampaikan Kabid Penerangan KBRI Wellington, Sekretaris I, Tri Purnajaya, menanggapi kasus-kasus penipuan pihak tak bertanggungjawab kepada WNI yang mendambakan pekerjaan di Selandia Baru.

Tri mengatakan, KBRI mengakui adanya beberapa orang yang ingin memanfaatkan situasi padahal yang ingin dipromosikan KBRI sejak awal adalah pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Tanah Air ke Selandia Baru melalui "jalur yang benar".

"KBRI senantiasa mengimbau segenap masyarakat Indonesia agar tidak tertipu dengan iming-iming dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Tapi menurut kami, jumlah korban tidak terlalu banyak dan sudah ditangani aparat kepolisian," katanya.

Peringatan KBRI Wellington tentang perlunya WNI mewaspadai upaya penipuan ini telah dituangkan dalam surat pemberitahuan bagian fungsi konsuler KBRI No.213/05/IV/2008 tertanggal 18 April 2008.

Dalam surat pemberitahuan itu, terungkap bahwa KBRI Wellington telah menerima banyak pertanyaan dan keluhan dari WNI yang ada di Tanah Air maupun di Selandia Baru.

Bahkan beberapa di antaranya telah merasa ditipu pihak-pihak tidak bertanggungjawab di Indonesia yang memberi mereka harapan bekerja di Selandia Baru.

Pekerjaan yang dijanjikan itu tak kunjung ada padahal mereka mungkin sudah membayar sejumlah uang kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab itu.

Surat tersebut menyebutkan bahwa peluang kerja di Selandia Baru memang ada di beberapa sektor, seperti perkebunan, peternakan dan sektor-sektor lain yang memerlukan keterampilan khusus.

Namun khusus untuk sektor perkebunan, Pemerintah Selandia Baru lebih memberikan prioritas kepada warga negaranya sendiri, lalu warga negara Pasifik, dan baru "warga negara lain".

"Khusus untuk tenaga kerja dari Indonesia, kesempatan kerja hanya diberikan oleh perusahaan perkebunan Selandia Baru yang pernah mempekerjakan TKI sebelumnya. Jumlah TKI yang dapat diserap dalam kategori ini relatif sangat kecil."

Surat KBRI Wellington itu lebih lanjut menyebutkan, lapangan pekerjaan di luar sektor perkebunan umumnya memerlukan keterampilan khusus.

Bagi para WNI yang tertarik dengan peluang kerja di Selandia Baru, KBRI Wellington mengimbau mereka untuk mencari informasi akurat di situs imigrasi Selandia Baru maupun menghubungi Kedubes Selandia Baru di Jakarta.

Mengenai modus penipuan yang berkedok kursus-kursus singkat di Selandia Baru, KBRI Wellington mengingatkan semua WNI tentang status/jenis visa yang umumnya tidak bisa digunakan untuk bekerja.

"Imigrasi Selandia baru memang dapat memberikan kesempatan kepada warga negara asing untuk mengikuti kursus-kursus singkat di Selandia Baru, misalnya kursus bahasa Inggris dan keterampilan lainnya."

(Ant /CN09)

 

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=10285


Read More...