http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/29/35348 29 Agustus 2009 | 20:00 wib | Daerah Pasar Induk Majenang Terbakar, Kerugian 634 JutaMajenang, CyberNews. Setidaknya, 14 unit kios di Pasar Induk Majenang terbakar, Jumat (28/8). Kebakaran yang terjadi di Los Blok D 1 itu diperkirakan menimbulkan kerugian sebesar Rp 634 juta. Dengan perincian, kerusakan bangunan sebesar Rp 343 juta dan kerusakan barang dagangan sebesar Rp 291 juta. ( Kholid Yogi / CN08 ) |
31 August 2009
Pasar Induk Majenang Terbakar, Kerugian 634 Juta
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Kebakaran di Tambora Berhasil Dipadamkan
http://news.okezone.com/read/2009/08/29/1/252580/kebakaran-di-tambora-berhasil-dipadamkanKebakaran di Tambora Berhasil DipadamkanSabtu, 29 Agustus 2009 - 23:11 wibInsaf Albert Tarigan - Okezone JAKARTA - Kebakaran di kawasan padat penduduk di Kampung Janis RT013/RW08, Kelurahan Tambora, Jakarta Selatan berhasil dipadamkan. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Majenang Pilih Bertahan
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/30/35430 30 Agustus 2009 | 23:42 wib | Daerah Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Majenang Pilih Bertahan
( Kholid Yogi / CN14 ) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Penertiban Waduk Pluit Ditunda 2010
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/28/35300 28 Agustus 2009 | 17:37 wib | Nasional Penertiban Waduk Pluit Ditunda 2010Jakarta, CyberNews. Penertiban hunian liar di Waduk Pluit yang semula akan dituntaskan pada akhir 2009 ditunda hingga tahun depan. ( Ant / CN08 ) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Penertiban Pedagang Musiman Minta Waktu
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/08/28/21443449/Pedagang.Musiman.Minta.Waktu Penertiban Pedagang Musiman Minta Waktu MEDAN, KOMPAS.com - Pedagang musiman yang menjadi sasaran penertiban meminta waktu satu bulan untuk pindah ke dalam pasar. Mereka tetap ingin berjualan di pelataran parkir Pasar Petisah, Medan sampai Lebaran. Tempat gratis untuk berjualan yang disediakan Pemerintah Kota Medan hingga kini masih kosong. "Pemindahan lokasi jualan sekarang tidak tepat. Saat ini pembeli sedang ramai. Kalau kami pindah ke lantai dua sekarang kami tidak akan dapat pembeli," tutur Ketua Pedagang Musiman Pasar Petisah Johan Purba, saat ditemui di lokasi parkir, Jumat (28/8). Johan mempertanyakan Pemkot Medan yang menggalakkan penertiban saat ramainya pedagang. Penertiban mestinya dilakukan jauh hari sebelum bulan Ramadhan. Meski Pemkot Medan menggratiskan lapak di dalam pasar, pedagang tidak ingin pindah tempat berjualan. Dia meminta Pemkot Medan memperbaiki sarana di lantai dua pasar petisah sebelum pedagang menempatinya . Pembeli, katanya, enggan naik ke lantai dua lantaran tangga otomatis tidak berfungsi. Selain itu, sistem fentilasi di lantai dua perlu perbaikan. Jika lokasi nyaman dan mudah diakses pembeli, pedagang bersedia menempati lokasi berjualan yang disediakan pemerintah. Sejak akhir Juli, Pemkot Medan menertibkan seluruh pedagang yang berjualan di badan jalan dan di atas trotoar. Sejumlah drainase di Medan tersumbat lantaran keberadaan lapak pedagang di atasnya. Lantaran itu, penertiban ini bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda Medan. Jumat siang, pihak Kelurah an Petisah beserta aparat kepolisian, dan petugas satuan polisi pamong praja melakukan pendekatan ke pedagang. Mereka meminta pedagang pindah ke tempat yang disediakan Perusahaan Daerah Pasar di lantai dua Pasar Petisah. Kedatangan petugas ini sempat membuat suasana tegang. Sejumlah pedagang segera bergegas mengemasi ba rang dagagannya. Sementara pedagang yang lain mengumpat tim penertiban. "Kami ini ingin berjualan, kami tidak ingin mencuri," kata pedagang bunga hias Angel Hasibuan (35) . Angel mempunyai lapak di lantai dua Pasar Petisah. Namun dia tidak ingin menempati lapak itu karena tidak ada pembeli di lantai dua bagian ujung . Dia mengkritik cara PD Pasar menata keberadaan pedagang yang tidak sesuai dengan barang dagangannya. Jika barang dagangannya sama, pembeli lebih memilih tempat yang dekat dengan mereka. Dia menyarankan agar pedagang dikelompokkan berdasarkan barang dagangannya. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Pedagang Kaki Lima di Aceh Tolak Digusur
http://berita.liputan6.com/daerah/200908/242534/Pedagang.Kaki.Lima.di.Aceh.Tolak.DigusurPedagang Kaki Lima di Aceh Tolak DigusurTim Liputan 6 SCTV31/08/2009 06:33Liputan6.com, Banda Aceh: Puluhan pedagang di Pasar Aceh, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Ahad (30/8), ribut dengan beberapa petugas penertiban ketika hendak digusur. Para pedagang meminta keringanan agar bisa berjualan hingga Lebaran. Mereka bersedia ditangkap jika masih menempati lapak usai Idul Fitri. Belakangan petugas gagal menertibkan para pedagang kaki lima. Simak selengkapnya di video berita ini.(AIS) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
28 Ribu Warga Tak Punya Akte, Pemkot Jakpus Buka Pendaftaran Gratis
http://www.detiknews.com/read/2009/08/28/171724/1191814/10/28-ribu-warga-tak-punya-akte-pemkot-jakpus-buka-pendaftaran-gratis Jumat, 28/08/2009 17:17 WIB 28 Ribu Warga Tak Punya Akte, Pemkot Jakpus Buka Pendaftaran Gratis Hery Winarno - detikNews Jakarta - Sebanyak 28 ribu warga miskin di Jakarta Pusat (Jakpus) tidak memiliki akte kelahiran. Pemkot Jakpus pun membuka pendaftaran pembuatan akte gratis. Pendaftaran akte kelahiran gratis itu dilangsungkan dalam Festival Ramadan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/8/2009). Dalam acara itu 440 stand didirikan, termasuk salah satunya stand pembuatan akte kelahiran dari Sudin Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Pusat. "Kita sengaja membuat stand di sini karena di Jakarta Pusat ada 28 ribu penduduk miskin yang tidak memiliki akte kelahiran," kata Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Cataan Sipil Jakpus, Muhammad Hatta. Pantauan detikcom, banyak sekali warga yang mengunjungi stand tersebut. Bagi anak berusia di bawah 60 hari kerja, pembuatan akte tidak dipungut biaya alias gratis. Sedangkan bagi yang usianya di atas 60 hari dikenakan biaya Rp 10.000. Menurut Hatta, sejak Selasa, 25 Agustus lalu pihaknya telah membuat pengumuman di koran mengenai pendirian stan tersebut. Pembuatan akte gratis ini akan dilayani mulai 28 Agustus hingga 13 september. Warga yang ingin membuat akte diharapkan membawa persyaratan berupa foto kopi kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP) orang tua, surat keterangan kelahiran dari kelurahan, surat keterangan kelahiran dari pihak berwenang (rumah sakit), dan foto kopi akte nikah orang tua. Banyak warga yang datang terpaksa pulang kembali karena persyaratannya kurang lengkap. "Yang datang banyak, tapi terpaksa harus pulang karena syaratnya ada yang kurang lengkap," kata Kartawi, salah seorang penjaga stand. (sho/iy) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Satpol PP Depok Razia Gepeng dan Anjal
http://news.okezone.com/read/2009/08/29/1/252535/satpol-pp-depok-razia-gepeng-dan-anjalSatpol PP Depok Razia Gepeng dan AnjalSabtu, 29 Agustus 2009 - 15:15 wibDEPOK - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok menggelar razia penyakit masyarakat dan penyandang masalah sosial di sejumlah titik, diantaranya sepanjang Jalan Raya Margonda, Jalan Dewi Sartika, serta Jalan Raya Bogor. Dalam menyisir setiap jalan, sejumlah anak jalanan yang tengah mangkal di pinggir jalan sedang mengemis langsung menjadi santapan lezat Satpol PP. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Puluhan Pasangan Mesum Diamankan Saat Razia
http://news.okezone.com/read/2009/08/29/335/252578/puluhan-pasangan-mesum-diamankan-saat-razia Puluhan Pasangan Mesum Diamankan Saat RaziaMinggu, 30 Agustus 2009 - 01:13 wib BOGOR - Puluhan petugas gabungan dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP Kabupaten Bogor menangkap basah puluhan pasangan yang tengah berbuat asusila, saat penggerebekan sebuah tempat hiburan malam. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Belasan PSK Terjaring Razia
http://berita.liputan6.com/daerah/200908/242416/Belasan.PSK.Terjaring.Razia.Belasan PSK Terjaring RaziaRidwan Pamungkas30/08/2009 09:26Liputan6.com, Cirebon: Operasi penyakit masyarakat yang digelar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (29/8) malam menyasar para pekerja seks komersial (PSK) yang berkeliaran di sejumlah jalan protokol, terminal bus, hingga stasiun kereta api di Cirebon. Oleh petugas mereka yang kedapatan tengah mangkal di tepi jalan mencari hidung belang pada saat Ramadan ini segera ditangkap dan dibawa ke mobil Satpol PP. Selain merazia para PSK yang berada di sekitar Stasiun Kejaksan dan Jalan Siliwangi, petugas juga mendatangi sejumlah tempat yang kerap digunakan mangkal para PSK, termasuk warung remang-remang di lingkungan terminal bus Harjamukti dan terminal angkot Dukuhsemar. Dari razia yang dilakukan, sebanyak 17 PSK dan seorang waria berhasil dibawa ke markas Satpol PP. Sebelumnya, para PSK yang tertangkap juga sudah pernah ditertibkan dan diingatkan agar tidak berkeliaran di jalan. Namun, mereka tetap saja membandel. Dihadapan petugas, mereka yang terjaring mengutarakan berbagai alasan. Bahkan mereka juga membantah menjadi PSK. Padahal mereka yang ditangkap, sebagian besar adalah wajah lama. Para PSK akan dibina dan diawasai gerak-geriknya agar tak lagi berkeliaran di jalan, terutama di bulan Ramadan. Namun jika mereka masih nekat mangkal, petugas mengacam akan memproses secara hukum jika PSK tersebut kembali tertangkap.(BJK/AND) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Satpol PP Awasi Jam Operasional Tempat Hiburan
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/30/35432 30 Agustus 2009 | 23:54 wib | Daerah Satpol PP Awasi Jam Operasional Tempat Hiburan
( Basuni Hariwoto / CN14 ) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Kaltim Berhasil Atasi Kemiskinan
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/29/35365 30 Agustus 2009 | 07:56 wib | Nasional Kaltim Berhasil Atasi KemiskinanSamarinda, CyberNews. Jumlah warga miskin di Provinsi Kaltim pada 2009 turun sebanyak 47.220 jiwa, hal itu menandakan bahwa keberhasilan program pengentasan kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan oleh pemerintah daerah setempat. ( Ant / CN13 ) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Kemiskinan Ditarget Tinggal 3,5 Persen
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/31/35448 31 Agustus 2009 | 10:36 wib | Nasional Kemiskinan Ditarget Tinggal 3,5 PersenManado, CyberNews. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) optimis hingga tahun 2014 mampu menekan kemiskinan tinggal 3,5 persen dari jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa. ( Ant / CN08 ) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Pemkot Depok Sisir Anak Jalanan di Stasiun
http://news.okezone.com/read/2009/08/29/1/252440/pemkot-depok-sisir-anak-jalanan-di-stasiunPemkot Depok Sisir Anak Jalanan di StasiunSabtu, 29 Agustus 2009 - 05:39 wibMarieska Harya Virdhani - OkezoneDok SI DEPOK - Guna menganitisapasi menjamurnya anak jalanan (anjal) dan pengemis dari luar kota, Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kota Depok terus melakukan penyisiran di sejumlah titik tempat mangkalnya anjal dan pengemis. Selain itu dalam waktu dekat aparat Satpol PP akan menyisir kawasan stasiun dan terminal yang ditenggarai menjadi area operasi para anjal dan pengemis. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Bersedekah Ditangkap MUI: Perda Tibum Perlu Ditinjau
http://www.detiknews.com/read/2009/08/31/135319/1193151/10/mui-perda-tibum-perlu-ditinjau Senin, 31/08/2009 13:53 WIB Bersedekah Ditangkap MUI: Perda Tibum Perlu Ditinjau Irwan Nugroho - detikNews (Foto: Gagah/ detikcom) "Memberinya kepada siapa. Misalnya kepada pengemis yang mengemis di tempat terlarang, barangkali iya (dilarang memberi). Tapi kalau kata-katanya dilarang memberi kepada pengemis saja mutlak saya kira peraturannya harus dibenahi," kata Ketua MUI, Ma'ruf Amin. Hal itu dikatakan dia kepada detikcom, Senin (29/8/2009). Menurut Amin, dilihat dari sudut pandang si pengemis, mereka meminta-minta karena terdesak oleh kebutuhan. Sedangkan negara tidak memberi mereka makan dan tidak ada yang menolong. "Sehingga, jalan satu-satunya adalah mengemis. Jadi mereka mengemis itu karena terpaksa," imbuhnya. Lebih lanjut Amin mengatakan, saat ini belum saatnya untuk melarang orang mengemis secara total. Sebab masih banyak golongan masyarakat yang kondisi sosial ekonominya parah. Apabila kondisi sudah membaik, lanjutnya, baru peraturan seperti Perda Tibum yang bertujuan untuk mengurangi pengemis di Jakarta itu diterapkan. "Kalau kondisinya baik, baru kita larang. Kalau sekarang ini belum," pungkasnya. Empat pemberi sedekah ditangkap Satpol PP di sejumlah lampu merah. Pasal 40 Perda Tibum melarang seseorang menjadi pengemis/pengamen dan juga melarang seseorang memberi sedekah pada pengemis/pengamen. (irw/nrl) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Pemkot Depok Siap Berantas Kampung Pengemis
http://news.okezone.com/read/2009/08/29/1/252534/pemkot-depok-siap-berantas-kampung-pengemisPemkot Depok Siap Berantas Kampung PengemisSabtu, 29 Agustus 2009 - 17:04 wibMarieska Harya Virdhani - OkezoneIlustrasi pengemis (ist)DEPOK - Pemerintah Kota Depok mengaku kewalahan menghadapi jumlah anak jalanan yang meningkat pada Ramadan ini. Hal ini diperparah dengan adanya kampung pengemis yang ada di Kampung Lio, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Jelang Lebaran, Kota Mojokerto Dibanjiri Gepeng
http://news.okezone.com/read/2009/08/31/1/252728/jelang-lebaran-kota-mojokerto-dibanjiri-gepeng Jelang Lebaran, Kota Mojokerto Dibanjiri GepengSenin, 31 Agustus 2009 - 00:36 wibFoto: Tritus Julan/Koran SIMOJOKERTO - Masalah gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Mojokerto masih saja belum teratasi. Bahkan menjelang lebaran seperti sekarang ini, gepeng semakin membanjir. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Pulangkan Pengemis, Samarinda Butuh Pesawat Hercules
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/31/35445 31 Agustus 2009 | 09:46 wib | Nasional Pulangkan Pengemis, Samarinda Butuh Pesawat HerculesSamarinda, CyberNews. Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Samarinda, kaltim, meminta bantuan TNI untuk menggunakan pesawat hercules guna memulangkan gelandangan dan pengemis (gepeng) yang kena razia ke daeah asal mereka. ( Ant / CN08 ) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Empat Warga Pemberi Sedekah Ditangkap
http://www.tempointeraktif.com/hg/kabar_puasa/2009/08/31/brk,20090831-195281,id.htmlEmpat Warga Pemberi Sedekah DitangkapSenin, 31 Agustus 2009 | 12:21 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Empat orang warga DKI Jakarta yang memberi sedekah pada gelandangan dan pengemis (gepeng) ditangkap dalam operasi gabungan selama Ramadan ini. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
854 Gepeng Terjaring Razia Gabungan
http://news.okezone.com/read/2009/08/31/1/252910/854-gepeng-terjaring-razia-gabungan854 Gepeng Terjaring Razia GabunganSenin, 31 Agustus 2009 - 12:21 wibYuni Herlina Sinambela - OkezoneJAKARTA - Penertiban gelandangan dan pengemis (gepeng) di bulan Ramadan terus diupayakan oleh aparat gabungan dari Satpol PP dan Dinas Sosial DKI Jakarta. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Gepeng yang Ditangkap Akan Dipulangkan Setelah Lebaran
http://www.detiknews.com/read/2009/08/31/133329/1193124/10/gepeng-yang-ditangkap-akan-dipulangkan-setelah-lebaran Senin, 31/08/2009 13:33 WIB Gepeng yang Ditangkap Akan Dipulangkan Setelah Lebaran Muhammad Taufiqqurahman - detikNews "Nanti, kita akan pulangkan setelah Lebaran. Hal ini untuk memberikan efek jera bagi mereka. Saat ini, mereka kita titipkan ke pantai sosial," kata Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Haribowo, saat dihubungi wartawan, Senin (31/8/2009). Para Gepeng ini pun berasal dari daerah luar DKI Jakarta misalnya Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. "Saat ini kita sedang mengincar dan mengawasi enam orang yang diduga sebagai koordinator para Gepeng ini," ujarnya. Dikatakan dia, koordinator Gepeng yang tertangkap nanti akan diserahkan kepada Kepolisian untuk segera dipidanakan. "Kita hanya mencari informasi dan menyerahkan tindak lanjutnya ke polisi," kata dia. Bersadarkan data yang dikumpulkan detikcom, sampai saat ini, operasi gabungan yang dimulai semenjak awal Ramahan ini telah berhasil menjaring 854 orang Gepeng di antaranya anak-anak dan remaja berjumlah 496 orang, 83 orang bayi, 205 orang wanita dewasa, dan 170 orang pria dewasa. (fiq/aan) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
30 PSK dan 4.000 Botol Miras Terjaring Razia
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/26/11270612/30.PSK.dan.4.000.Botol.Miras.Terjaring.Razia 30 PSK dan 4.000 Botol Miras Terjaring Razia Rabu, 26 Agustus 2009 | 11:27 WIB JAKARTA, KOMPAS.COM - Sedikitnya 4.000 botol berisi minuman beralkohol atau minuman keras (miras) berbagai merek disita aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Utara dari sejumlah kios di beberapa lokasi di Koja dan Tanjungpriok, Jakarta Utara, kemarin. Selain itu, 30 wanita pekerja seks komersial (PSK) di Jalan Raya Pelabuhan dan sembilan orang penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terjaring dalam razia. Kepala Satpol PP Jakarta Utara, Sulistiarto, mengungkapkan, operasi ini merupakan kegiatan rutin, khususnya terhadap para pekerja seks komersial. "Meski sudah memasuki bulan Puasa, mereka tetap ada yang beroperasi," ujarnya. Sejumlah titik yang menjadi tempat mangkal PSK seperti di Jalan Yos Sudarso, Jalan Enggano, Jalan Raya Pelabuhan, Jalan Sulawesi. dan Jalan RE Martadinata. Sementara titik mangkal PMKS adalah di ruas-ruas jalan lingkungan di Koja dan Tanjungpriok. Sementara itu, Pold Metro Jaya menindak 21 pelanggar dan menahan empat sepeda motor, tiga SIM, dan 14 STNK, dari arena balap liar di sejumlah ruas jalan di Jakarta, Senin dini hari. Sehari sebelumnya, polisi juga menytta ribuan petasan dari berbagai jenis yang diperdagangkan di sejumlah pasar tradisional di Jakarta. Razia petasan juga dilakukan oleh petugas Polsek Jatinegara. Dua penjual petasan, Edi Ibrahim dan Wasyini, keduanya warga Dusun IV Kedongdong RT 19/07 Palimanan Cingkuang, Kabupaten Cirebon, ditangkap saat berjualan di Pasar Mester Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (24/8). Mereka kedapatan menyimpan 13.925 bungkus petasan jenis korek api yang disembunyikan di dalam gerobaknya. Kapolsektro Jatinegara, Kompol Sriyanto mengatakan, razia petasan tetap akan terus dilakukan, terutama di wilayah hukumnya untuk menjaga kesucian bulan suci Ramadan. Razia dilakukan, kata Sriyanto, juga terkait isu teroris. "Dikhawatirkan yang mereka simpan adalah bahan ' peledak berkekuatan besar," ujar Sriyanto. (Warta Kota/gus/ded/bum) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
PMKS Masih Banyak
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/28/06001584/PMKS.Masih.Banyak PMKS Masih Banyak Pemberi Sedekah Dapat Dihukum Enam Bulan Penjara Jumat, 28 Agustus 2009 | 06:00 WIB Hingga Kamis (27/8), puluhan PMKS, terutama gelandangan dan pengemis (gepeng), masih berkeliaran di sejumlah lokasi strategis dan pusat keramaian. Misalnya, perempatan Manggarai dan Pasar Rumput (Jakarta Selatan), persimpangan Grogol, Tomang, Slipi-Palmerah (Jakarta Barat), persimpangan Coca Cola/Cempaka Putih dan Tanah Abang (Jakarta Pusat), Jalan Raya Cacing dan Pos 8-9 (Jakarta Utara), serta terminal bus Rawamangun, Pulogadung, dan Jatinegara (Jakarta Timur). "Operasi secara terpadu terus kami lakukan di semua wilayah kota. Dalam tiga hari terakhir ini, sedikitnya 281 orang terjaring, 45 orang di antaranya dari luar daerah, antara lain dari Indramayu, Jawa Barat," kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Budihardjo, Kamis kemarin. PMKS itu tidak hanya gepeng, tetapi juga wanita pekerja seks komersial atau PSK. Sebanyak 45 PSK dan 10 pria hidung belang terjaring dalam razia petugas Satpol PP pemkot dan Polres Metro Jakarta Timur, Kamis dini hari. Mereka dijaring di sejumlah kafe dan warung remang-remang di Pondok Kopi, Pulogebang, Metropos, dan Cipinang, lalu dibawa ke panti rehabilitasi sosial di Cipayung. "Kami berharap operasi dapat menimbulkan efek jera bagi mereka yang telah terjaring, baik PSK maupun pria hidung belang tersebut," tutur Kepala Seksi Operasi Satpol PP Jakarta Timur Lantip. Menurut Kepala Bagian Operasi Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Kuncoro, razia itu digelar untuk memberantas tempat-tempat maksiat. Razia ini intensif dilakukan untuk menjaga kekhusyukan masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa. Sasaran razia meliputi tempat hiburan, terutama diskotek di pinggir jalan," katanya. PSK sebagian besar diciduk saat menanti pelanggan, sisanya kedapatan sedang menemani 10 pria hidung belang di kafe dan warung remang-remang. Semua yang terjaring langsung didata identitas mereka untuk kemudian dibawa ke panti rehabilitasi sosial di Cipayung, Jakarta Timur. Dari warga yang terjaring, ujar Lantip, 10 orang di antaranya laki-laki. Sebanyak 38 orang terdata memiliki kartu tanda penduduk dan 13 wanita tanpa kartu identitas. Seorang perempuan di antaranya bahkan sedang hamil 3-4 bulan. Pada bulan puasa ini, diperkirakan 7.000 PMKS akan membanjiri Jakarta, baik dari Bekasi, Tangerang, Bogor, Depok maupun Karawang dan Indramayu. Untuk mengantisipasinya, Dinas Sosial DKI Jakarta meningkatkan penertiban dengan membentuk satuan tugas penanggulangan ketertiban sosial yang terdiri atas dinas sosial, dinas kependudukan dan catatan sipil, Satpol PP, dan kepolisian. Petugas satgas menyisir 53 lokasi rawan PMKS. Di Jakarta Selatan ada 13, di Jakarta Barat 9, di Jakarta Pusat ada 10, Jakarta Utara 8, dan di Jakarta Timur ada 13 lokasi. Budihardjo menjelaskan, operasi akan terus dilakukan tidak hanya selama bulan Ramadhan, tetapi secara rutin sepanjang tahun ini. Sejak Januari lalu, setidaknya sudah lebih dari 5.200 orang terjaring. Khusus selama bulan puasa ini, setidaknya dalam tiga hari terakhir hingga kemarin, sudah 281 orang terjaring, termasuk 45 orang yang berasal dari luar daerah yang disebut sebagai PMKS musiman. Tidak tertutup kemungkinan, para PMKS musiman ini masih terus membanjiri Jakarta. Asisten Kesejahteraan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta Effendi Anas menegaskan, petugas satgas kini juga sedang memburu koordinator PMKS dari luar daerah. Sementara itu para pemberi sedekah yang tertangkap juga dapat dikenai sanksi sesuai Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, yakni denda maksimal Rp 20 juta atau pidana kurungan maksimal enam bulan penjara. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Puluhan PMKS Terjaring Razia
http://www.republika.co.id/berita/72925/Puluhan_PMKS_Terjaring_RaziaPuluhan PMKS Terjaring Razia By Republika Newsroom Senin, 31 Agustus 2009 pukul 12:38:00 Dikatakan Irsam, PMKS yang terjaring tersebut, yakni 6 orang gelandangan, 7 orang pemulung, 4 orang pengemis, 2 orang psykotik (gila), 5 orang pengamen. "Yang terbanyak adalah PSK, sebanyak 25 orang," tutur Irsam. PMKS tersebut, lanjut Irsyam, terjaring di sekitar Yos Sudarso, Cilincing, Kramat Jaya, Sunter, perempatan Coca Cola, Martadinata, dan Pluit. "Nantinya PMKS tersebut akan di bawa ke tempat penampungan, seperti di penampungan di Kedoya dan Cipayung. Setelah itu mereka diinterogasi lagi dan dilakukan pembinaan," jelas Irsam. Penertiban PMKS dilakukan secara rutin, menjelang dan selama Ramadhan, penertiban tersebut ditingkatkan dari yang biasanya 6 kali sebulan menjadi 7 sampai 10 sebulan. "Jumlahnya meningkat karena banyak pengemis musiman," kata Irsam. Menanggapi masalah PMKS, terutama pengemis musiman di Jakut, Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Atma Senajaya menghimbau warga Jakut agar tidak memberikan uang kepada pengemis, "Hal itu sehubungan dengan dikeluarkannya fatwa haram dari Majelis Ulama Indonesia (MUI yang menyatakan larangan untuk memberikan sedekah kepada para pengemis," kata Atma. Menurut Atma, pengemis sudah dijadikan profesi oleh sekelompok orang yang masih berusia produktif dan terlihat sudah terjadinya pergeseran model. "Mereka bukan lagi kelompok orang miskin tapi hanya berpura-pura saja memanfaatkan kondisi tersebut," paparnya. c06/ahi |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Bayi Penderita Gizi Buruk Akhirnya Meninggal
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/08/30/bayi-penderita-gizi-buruk-akhirnya-meninggalBayi Penderita Gizi Buruk Akhirnya MeninggalAgustus 30, 2009 - 19:04 MEDAN (Pos Kota) - Setelah dirawat intensif selama dua pekan lebih, Reza Aster,1, penderita gizi buruk akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUD Tanjungbalai,Sabtu (29/8) malam. Menurut Humas RSUD Tanjungbalai Cosmas Siagian, kepada wartawan, Minggu (30/8), Reza meninggal dunia di hadapan dokter, paramedis dan keluarganya. "Kami telah berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan dia," kata Cosmas Siagian. Dikatakan Siagian, bahwa Reza Aster dirawat di rumah sakit sejak 14 Agustus lalu, dengan berat badan hanya 5,3 kg. Selain tubuhnya yang sangat kurus, wajah anak pasangan Rinaldi dan Milawati, warga Desa Sijawi-jawi, Kabupaten Asahan, ini cekung dan pucat serta rambut kemerah-merahan. "Bocah itu mengidap gizi buruk dengan komplikasi diare," jelas Siagian. Sementara ayah kandung korban, Rinaldi, menyebutkan anaknya lahir dalam keadaan normal dengan berat badan 4,1 kg. Dan memasuki usia 6 bulan, Reza menderita diare disertai demam. Untuk meredam sakit, Rinaldi mengaku hanya mampu membelikan obat di toko atau warung. Dia tahu jika anaknya menderita gizi buruk setelah memeriksakan ke salah satu dokter di Kota Tanjungbalai. Saat itu badan Reza kurus kering, perut membuncit dan reaksinya lamban, sehingga disarankan dirujuk ke RSUD Tanjungbalai. Akan tetapi, akibat ketiadaan biaya, sang ayah enggan membawa anaknya berobat ke rumah sakit. " Makan sehari-hari saja susah, apalagi biaya perobatan dan perawatan di rumah sakit," kata Rinaldi. Puncaknya, kondisi Reza semakin kritis dan melemah, sehingga dengan bantuan rekan-rekannya, Rinaldi membawa anaknya berobat dan dirawat di RSUD Tanjungbalai. (samosir/dms) |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Malnutrisi Masih Ancam Balita
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/08/26/09434660/Malnutrisi.Masih.Ancam.Balita Malnutrisi Masih Ancam Balita Rabu, 26 Agustus 2009 | 09:43 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah malnutrisi masih mengancam anak Indonesia. Kurangnya pemahaman orangtua mengenai gizi seimbang untuk anak dinilai menjadi salah satu penyebab masih ditemukannya anak dengan gangguan gizi. AN |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Pedagang Minta Waktu
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/29/04591661/pedagang.minta.waktu PERKOTAAN Pedagang Minta Waktu Sabtu, 29 Agustus 2009 | 04:59 WIB Medan, Kompas "Pemindahan lokasi jualan sekarang tidak tepat. Saat ini pembeli sedang ramai. Kalau kami pindah ke lantai dua sekarang, kami tidak akan dapat pembeli," tutur Ketua Pedagang Musiman Pasar Petisah, Johan Purba, saat ditemui di lokasi parkir, Jumat (28/8). Johan mempertanyakan Pemkot Medan yang menggalakkan penertiban saat ramainya pedagang. Penertiban mestinya dilakukan jauh hari sebelum bulan Ramadhan. Meski Pemkot Medan menggratiskan lapak di dalam pasar, pedagang tidak ingin pindah tempat berjualan. Dia meminta Pemkot Medan memperbaiki sarana di lantai dua Pasar Petisah sebelum pedagang menempatinya. Pembeli, katanya, enggan naik ke lantai dua lantaran tangga otomatis tidak berfungsi. Selain itu, sistem fentilasi di lantai dua perlu perbaikan. Jika lokasi nyaman dan mudah diakses pembeli, pedagang bersedia menempati lokasi berjualan yang disediakan pemerintah. Sejak akhir Juli, Pemkot Medan menertibkan semua pedagang yang berjualan di badan jalan dan di atas trotoar. Sejumlah drainase tersumbat lantaran keberadaan lapak pedagang berada di atasnya. Oleh karena itu, penertiban ini bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda Medan. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Negara Masih Abaikan Hak Ekosob
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/31/03381024/negara.masih.abaikan.hak.ekosob Negara Masih Abaikan Hak Ekosob Senin, 31 Agustus 2009 | 03:38 WIB Jakarta, Kompas - Padahal, persoalan seperti permukiman, pemenuhan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan tanah merupakan aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi negara untuk menjamin kesejahteraan warga negaranya. Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh, Sabtu (29/8). Menurut dia, keberadaan keragaman dan kekayaan budaya-budaya di Indonesia memang dihormati. Namun, hal-hal yang lebih substantif dalam penghormatan hak-hak masyarakat adat atau suku-suku asli, seperti tanah, ternyata terus terjadi. "Bahkan, laporan-laporan terkait penyerobotan tanah dan alih fungsi lahan masyarakat adat menjadi perkebunan dan pertambangan makin meningkat," katanya. Ia menengarai, hal itu disebabkan belum berubahnya paradigma pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. "Proses pembangunan tampaknya keluar dari ruang hak asasi manusia atau tidak dirancang atas dasar untuk memajukan HAM. Pembangunan masih berorientasi pada pertumbuhan, bukan pada manusia," tuturnya. Untuk itu, ia berpendapat, sebaiknya pemerintah mengevaluasi kinerja pembangunan nasional. Presiden beserta jajarannya, khususnya Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat nantinya, selayaknya meletakkan proses pembangunan sebagai sarana untuk memenuhi hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya warga negara. "Esensinya adalah pada kemanusiannya, bukan sekadar fisiknya," kata Ridha menegaskan. Sebelumnya, dihubungi terpisah, Rafendi Djamin dari Human Rights Working Group mengatakan, meskipun pemerintah mampu menghadirkan rambu-rambu dalam upaya penghormatan terhadap hak asasi manusia, jika hanya meratifikasi kovensi internasional tentang hak asasi manusia, hal itu belum cukup. Upaya tersebut harus ditindaklanjuti dengan mengadopsi nilai-nilai hak asasi manusia dalam setiap ketentuan perundangan, peningkatan pemahaman pada pejabat publik dan masyarakat, serta kesungguhannya untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak, ratifikasi tersebut hanya akan menjadi langkah formal dan tidak akan banyak berdampak pada penguatan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia. |
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Uang Lebaran Kiriman TKI
http://www.beritakota.co.id/berita/ekonomi-a-bisnis/13503-uang-lebaran-kiriman-tki-.html Uang Lebaran Kiriman TKI
|
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Himsataki: Depnakertrans Jangan Sekadar ‘Omdo’!
http://www.beritakota.co.id/berita/ekonomi-a-bisnis/13614-himsataki-depnakertrans-jangan-sekadar-omdo-.html Himsataki: Depnakertrans Jangan Sekadar 'Omdo'!
|
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Puluhan Gepeng Terjaring Razia
http://www.beritakota.co.id/berita/bodetabek/13479-puluhan-gepeng-terjaring-razia.html Puluhan Gepeng Terjaring Razia
|
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Gelar Operasi Cipta Kondisi
http://www.beritakota.co.id/berita/bodetabek/13480-gelar-operasi-cipta-kondisi.html Gelar Operasi Cipta Kondisi
|
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Warung Buka Siang Dirazia
http://www.beritakota.co.id/berita/bodetabek/13655-warung-buka-siang-dirazia.html Warung Buka Siang Dirazia
|
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
10 Manusia Gerobak Diciduk Satpol PP
http://www.beritakota.co.id/berita/kota/13474-10-manusia-gerobak-diciduk-satpol-pp.html 10 Manusia Gerobak Diciduk Satpol PP
|
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009
Jam Dagang Dibatasi PKL Menjerit
http://www.beritakota.co.id/berita/kota/13622-jam-dagang-dibatasi-pkl-menjerit-.html Jam Dagang Dibatasi PKL Menjerit
|
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 31, 2009