-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

31 August 2007

Migrant Care: Ganyang Malaysia!

okezone
Jum'at, 31/08/2007 10:50 WIB

JAKARTA- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Migrant Care berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia, Jalan Rasuna Said, Setia Budi Jakarta Selatan. Lembaga advokasi untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ini memprotes tindakan Malaysia atas perlakuan keras terhadap TKI yang mengadu nasib di negeri itu.

Read More...

30 August 2007

Jenazah [Siti Munawaroh, 21, TKI asal Ngawi] Dipulangkan .. [sakit?]

okezone
Kamis, 30/08/2007 19:50 WIB
2 Jenazah TKW Tiba di Kampung Halaman Cetak E-mail

NGAWI – Dua jenazah tenaga kerja wanita (TKW) yang meninggal saat bekerja di negeri orang, Rabu pagi dipulangkan kekampung halamannya.

Dua jenazah tersebut yakni Siti Munawaroh (21), TKW yang diduga meninggal karena serangan jantung. Dan Sumarni (23), TKW yang meninggal akibat gantung diri.

Siti Munawaroh, TKW asal Desa Randusongo, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi meninggal dunia di Arab Saudi diduga karena sakit. Namun, pihak keluarga korban meragukan keterangan tersebut, Pasalnya, sebelum kematian tidak ada pemberitahuan sama sekali dari pihak PJTKI maupun dari Pemerintah Arab Saudi.

Read More...

Kedatangan Jenazah Sumarmi [TKI asal Ngawi dari Malaysia] Disambut Histeris — [gantung diri?]

Liputan6.com
30/08/2007 06:20 Kasus TKI

Ngawi: Jenazah Sumarmi, tenaga kerja Indonesia yang tewas di Malaysia tiba di rumah duka, Desa Jagir, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (29/8). Jerit tangis keluarga dan kerabat menyambut kedatangan jasad korban. Bahkan, bibi dan saudara perempuan almarhumah pingsan saat melihat jenazah diturunkan dari mobil ambulans. Sementara ibunda Sumarmi, Suminah tampak lebih tabah.

Setelah disemayamkan di rumah duka kurang dari 30 menit, jenazah langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Puluhan warga turut mengantar pemakaman almarhumah yang berangkat ke Negeri Jiran 14 Agustus silam tersebut.

Read More...

Malaysian legal process 'unfair to maids'

The Jakarta Post , Jakarta | Thu, 08/30/2007

Abdul Khalik, The Jakarta Post, Jakarta

It's almost four years since Nirmala Bonat escaped from her Malaysian employer, who beat and burned her on a regular basis.

Since then, Nirmala, 23, originally from West Nusa Tenggara, has waited patiently for justice to take its course. But now she says she has almost lost hope.

An official at the Indonesian Embassy in Kuala Lumpur, where Nirmala has lived since 2004, told The Jakarta Post by phone on Wednesday that the former maid had almost given up.

""It seems that the process has been deliberately slowed down by trial delays and the replacement of judges,"" Tatang B. Razak said.

""In fact, her employer has been released by the police. We face many similar cases here.""

He said that the embassy had filed many complaints with the Malaysian authorities after looking after thousands of Indonesian maids fleeing their employers because of abuse or unpaid salaries.

He said no Malaysian citizen had ever been punished for abusing an Indonesian maid.

""Nirmala's abuse is the only case that reached court. Other cases are still in the hands of the police. This shows how slow the process is if it relates to abuse of Indonesians. But if an Indonesian is alleged with a violation or a crime, the legal process takes only days to arrive at the court,"" Tatang said.

He said that the case of how Indonesian maid Rini Setyowati was brought to trial without the Indonesian Embassy being notified just a week after she was accused of stealing her employer's jewelry illustrated the unfairness.

Tatang said that he could not provide data on how many Indonesian maids had died of abuse, but Migrant Care founder Wahyu Susilo said that in 2007 alone, some 46 Indonesian maids died in Malaysia without clear explanation of their cause of death from police.

The latest case is the unclear death of a 23-year-old maid from Ngawi, Central Java, identified as Sumarmi, who was found dead in her room last Saturday.

Just a week before, another maid, identified as Kunarsih from Demak, Central Java, was found dead in her room after suffering blunt force injuries to the chest and abdomen.

Foreign Ministry director for the protection of Indonesian citizens abroad Teguh Wardoyo said that weak law enforcement on the part of Malaysia had partly caused similar abuse cases to recur as it would not create deterrents to prevent similar abuses against Indonesian citizens in the future.

""We ask Malaysia to take the cases very seriously, and demand they punish all perpetrators in abuse and murder cases,"" he told reporters after filing Indonesia's complaints with Malaysian Ambassador to Indonesia Dato' Zainal Abidin Zain on Wednesday.

Teguh urged Indonesian agencies to coordinate among themselves and their monitoring activities to make sure that all migrant workers sent to foreign countries went through the correct legal channels and had the required skills.

Zainal Abidin, meanwhile, asked Indonesia to give Malaysia a chance to prove its seriousness in handling all the cases reported to them, including the assault of Indonesia's chief karate referee, Donald Peter Luther Kolopita.

""Give us a chance. We can't guarantee that similar incidents will not take place anymore as we are dealing with human beings. But we don't have a policy to beat people. We have taken action on the four police officials, such as reducing half of their salary and suspending them. We will take further action after completion of investigation,"" he said.

Also on Wednesday, the Indonesian Foreign Ministry summoned Saudi Arabia's Ambassador Abdulrahman Mohammed Amen Alkhayyat to explain why Indonesia had not been granted consular access to two injured citizens allegedly abused by their Arab employers and why the repatriation of the bodies of two other Indonesian maids had been so slow.

[Sumarni, 23, TKI asal Ngawi di Malaysia Meninggal karena Gantung Diri

okezone
Kamis, 30/08/2007 19:50 WIB

2 Jenazah TKW Tiba di Kampung Halaman

NGAWI – Dua jenazah tenaga kerja wanita (TKW) yang meninggal saat bekerja di negeri orang, Rabu pagi dipulangkan kekampung halamannya.

Dua jenazah tersebut yakni Siti Munawaroh (21), TKW yang diduga meninggal karena serangan jantung. Dan Sumarni (23), TKW yang meninggal akibat gantung diri.

Read More...

TKI, Akar Masalah RI-Malaysia

Radio Nederland Wereldomroep
30-08-2007

Hubungan Indonesia dan Malaysia sudah lama mengalami pasang surut. Kasus penganiayaan ketua wasit karate Indonesia memperburuk hubungan antar negara tersebut. Peristiwa itu memang bukanlah sebagai pemicu ketegangan. Sebetulnya yang menjadi akar masalah kedua negara adalah Tenaga Kerja Indonesia yang mengalami pelanggaran hak-hak asasi manusia di Malaysia. Ikuti wawancara Radio Nederland Wereldomroep dengan Yap Shie Sheng dari Suara Rakyat Malaysia, Suaram di Kuala Lumpur:

Kisah lama
Kasus itu akan kembali memperburuk hubungan antara Indonesia dan Malaysia.

Read More...

29 August 2007

East Javanese worker dies mysteriously in Malaysia

The Jakarta Post

JAKARTA (Antara): An Indonesian worker has died in mysterious circumstances in her employer's home in Malaysia, non-governmental organization Migrant Care said Wednesday.

Migrant Care activist Wahyu Susilo said the East Javanese worker, Sumarmi, was found dead Saturday. Malaysian police have not yet revealed the cause of her death.

Read More...

Menakertrans Cabut Izin PJTKI Pengirim TKI Korban Penyiksaan

Detik
28/08/2007 18:49 WIB

Jakarta - 3 Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dicabut izinnya oleh Menakertrans Erman Suparno. Ketiganya adalah penyalur TKI korban penyiksaan di Arab Saudi, yakni Siti Tarwiyah, Susmiyati, Ruminih, dan Tari binti Tarsim.

Ketiga PJTKI itu adalah perusahaan pelaksana TKI swasta (PPTKIS) Amri Margatama yang menyalurkan Siti Tarwiyah dan Ruminih, PPTKIS Alfindo Mas Buana yang menyalurkan Susmiyati, dan PPTKIS Arya Duta Bersama yang menyalurkan Tari binti Tarsim.

Read More...

Pengiriman 27 TKW Dibawah Umur Digagalkan

Okezone
Rabu, 29/08/2007 17:47 WIB
Hariyanto Kurniawan - Okezone

JAKARTA - Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menggagalkan pengiriman 27 Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Jawa Barat, yang masih di bawah umur. Rencananya, mereka akan dikirimkan ke Arab Saudi.

Read More...

28 August 2007

Polisi Membebaskan TKI yang Disekap

Liputan6.com,
28/08/2007 09:13 Kasus TKI

Asahan: Polisi baru-baru ini membebaskan tiga tenaga kerja Indonesia yang sempat disekap perusahaan jasa TKI di Medan, Sumatra Utara. Junaidi, Selamat, dan Tarko dikurung setelah tertangkap basah saat akan melarikan diri. Mereka berusaha kabur karena tak tahan dengan perlakuan pengelola PJTKI.

Read More...

Sujinah, Derita TKW yang Berulang


Liputan6.com
28/08/2007 02:39 Kasus TKI

Pasuruan: Kasus penyiksaaan terhadap tenaga kerja wanita asal Indonesia yang bekerja di luar negeri terus terjadi. Seorang TKW asal Pasuruan, Jawa Timur, sering menerima perlakuan tidak senonoh dari majikannya di Kota Jedah, Arab Saudi. Hal itu pula yang membuatnya nekat melarikan diri dan menanggung cedera hingga kini.

Diceritakan Sujinah, sang majikan sering melakukan pecehan seksual dan bahkan hendak memerkosanya. Lantaran tak tahan, Sujinah melarikan diri lewat pintu jendela lantai tiga rumah majikannya menggunakan kain yang disambung. Nahas, kain tersebut putus dan Sujinah terjatuh. Dia mengalami patah tulang kaki dan punggung.

Read More...

Gus Dur: Perbuatan Binatang Jauh Lebih Baik

Gusdur.net

Tentang Empat TKW Dianiaya di Arab Saudi

Jakarta, gusdur.net — Perlakuan tidak manusiawai kembali dialami Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Arab Saudi. Susmiyati, Siti Tarwiyah, Tari binti Tarsim dan Ruminih, pada 3-4 Agustus 2007, dianiaya 7 warga Arab Saudi. Susmiyati dan Siti Tarwiyah bahkan meninggal dunia seketika. Sedang Tari binti Tarsim dan Ruminih mengalami luka parah dan kini dirawat di RS Medical Complex di Riyadh.

Read More...

Live Free or Die Hard ..

Hosea Handoyo
www.hshandoyo.net

(kesungguhan cerita ini didukung
oleh surat-surat perjalanan dan kontrak
yang salinannya saya dapatkan dari Wahyu)

Hari ini hari yang istimewa bagi saya. Setelah beberapa kali terekspos dalam diskusi tentang penipuan pengiriman TKI ke luar negeri, kini saatnya saya langsung berkenalan dengan salah satu korbannya. Sebut saja Wahyu, seorang pemuda dari desa Jambi, Nganjuk. Ia kini tinggal di salah satu asrama yang juga saya tinggali di Amsterdam, Belanda. Ia sedang menunggu kepulangannya ke tanah air.

Bersama dengan kawannya, Mahdi (bukan nama sebenarnya), Wahyu tiba di bandara Charles De Gaulle, Paris tanggal 15 Juli 2007. Penjemput yang dijanjikan perusahaan pengirim mereka tidak kunjung dating untuk mengantar mereka ke Belanda. Beruntung mereka sempat berkenalan dengan mahasiswa Indonesia dalam perjalanan hingga dapat dibantu mengurus perjalanan ke Belanda. Bayangkan saja dengan bahasa Inggris yang pas-pasan apalagi bahasa Perancis, mereka terkatung-katung di bandara yang super besar itu.

Read More...

Perbudakan TKI Sulit Diatasi Akibat Sindikat Pejabat Negara Setempat

WASPADA Online
Selasa, 28 Agustus 2007 00:29 WIB

* Pemerintah RI Kewalahan Berikan Perlindungan

Catatan Avian E. Tumengkol

Pemerintah RI kewalahan dalam memberikan perlindungan kepada para tenaga kerja Indonesia (TKI) akibat aksi-aksi yang melanggar hak azasi manusia dan tidak manusiawi. Penganiayaan dan pembunuhan terhadap sejumlah TKI di luar negeri, khususnya di Arab Saudi dan Malaysia, bukan rahasia umum lagi. Korban cedera dan meninggal banyak berjatuhan dalam jumlah besar terhadap tenaga kerja Indonesia akibat aksi-aksi perbudakan, penyiksaan dan eksploitasi seks oleh para majikan.

Read More...

27 August 2007

Kucing-kucingan di Kuching

Gadis ini tiba di Pontianak dengan kelelahan dan kebingungan yang sangat. Dua hari dalam pelarian dari Kuching, Sarawak, Malaysia Timur, akhirnya ia tiba di Indonesia. Desa kelahiran Ngabang, Landak, Kalimantan Barat, tinggal selangkah lagi.

Satu tahun sudah Eny, sebut saja namanya demikian, meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib di negeri orang. Jika bukan karena aniaya Lay Tshe Ling, majikannya, tentu dia tak serta merta mau meninggalkan negeri tumpuan harapan ribuan tenaga kerja Indonesia itu. Dia telah memilih hujan emas di negeri orang daripada hujan batu di negeri sendiri.

Namun, apa hendak dikata. Tak tahan menerima siksa, gadis 16 tahun ini kabur dari tempatnya bekerja. Ia melarikan diri dari rumah majikan di Kuching, ketika semua penghuni tidur lelap. Disibaknya jalan sepi kota asing itu. Tanpa sanak tanpa saudara. Untunglah seorang warga setempat menyelematkannya ke Konsulat Jenderal RI di sana.

Untuk kembali ke rumah bukan perkara mudah. Eny masih harus melewati gerbang batas antarnegara di Entikong. Berkat bantuan dua petugas Konjen yang akan kembali ke tanah air, perjalanan pulang menuju kebebasan menjadi lebih mudah. Tanpa pemeriksaan paspor dan dokumen lain, Eny melenggang melewati perbatasan. Kondisi itu jauh berbeda dari saat ia masuk ke Malaysia setahun lalu.

Eny terpaksa bekerja di Kuching karena himpitan ekonomi. Tawaran bekerja di kota itu dengan gaji tinggi langsung disambarnya tanpa perhitungan matang. Tekadnya membuatnya gelap mata. Berangkat bekerja ke Malaysia apa pun caranya. Kepolosan Eny dimanfaatkan agen penyalur tenaga kerja illegal. Gadis itu diseberangkan ke negara tetangga untuk bekerja, hanya menggunakan pas lintas batas.

"Kalau paspor kan hijau, tapi yang saya pakai itu merah," ujar Eny di beranda asrama penampungan korban trafficking Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Pancur Kasih, Pontianak, Kalimantan Barat.

Mimpi bekerja dengan upah besar perlahan tenggelam bersama hari-hari suram Eny di perantauan. Ternyata gaji yang dibayarkan majikan langsung disetorkan kepada agen pengirim TKI yang dulu memberangkatkan Eny ke Malaysia. "Saya tidak tahu berapa gaji saya selama bekerja di sana. Semua dipegang agen. Nanti kalau sudah habis kontrak baru uang itu diberikan kepada saya, kata agen itu," ujarnya.

Menurut catatan International Organization for Migration (IOM), mitra kerja PEK Pancur Kasih, 530 kasus trafficking anak menimpa warga Kalimantan Barat. Lebih dari 1.677 kasus perdagangan manusia ke Malaysia menggunakan pintu masuk Entikong. Namun Kepala Kantor IOM, Fitriana Nur, meluruskan, kasus perdagangan manusia juga terjadi di dalam negeri. "Kasus trafficking tidak hanya terjadi di luar negeri, di dalam negeri pun banyak terjadi kasus trafficking," ujarnya.

Menurut Fitriana, faktor ekonomi memang menjadi pemicu utama perdagangan manusia, terutama anak-anak. Selain itu, rendahnya pendidikan masyarakat sering dimanfaatkan calo untuk menipu para korban. "Perdagangan orang baik anak maupun perempuan yang dimanfaatkan dengan maksud tertentu merupakan trafficking. Apalagi anak usia di bawah 18 tahun. Biasanya kasus ini terjadi terutama karena kondisi ekonomi."

Dalam penampungan sementara, selain menjalani terapi pemulihan mental pascatrauma penganiyayaan, Eny bersama korban trafficking lain diajarkan berbagai keterampilan dasar mengurus rumah tangga. Diharapkan melalui pembekalan kemampuan dan kesadaran soal hak-hak pekerja ini mereka tak lagi terjebak dalam perangkap perdagangan manusia.

"Saya tidak mau lagi kerja di Malaysia.Tidak enak rasanya. Semua kerjaan saya dianggap salah dan selalu diomeli serta di pukul. Bagaimana bisa kerja dengan baik dan tenang?" kata Eny. (*)

Penulis: Tony Kusmiran
Foto: Mahasiswa Indonesia menjadi korban trafficking di Malaysia (foto Kurniawan Tri Yunanto)

26 August 2007

Luthfiah, 15, TKI asal Probolinggo, meninggal di Yordan

SIARAN PERS
LEMBAGA BANTUAN HUKUM BURUH MIGRAN (LBH-BM)
INSTITUTE FOR MIGRANT WORKER (IWORK)
26 Agustus 2007

Stop Trafiking! Berikan Perlindungan Kepada Buruh Migran dan Kesejahteraan untuk Rakyat Indonesia

Bulan Juli-Agustus ini bisa dikatakan sebagai bulan duka bagi buruh migran. Bagaimana tidak, dalam 2 bulan terakhir ini kasus penyiksaan dan kematian yang dialami oleh buruh migran meningkat tajam. Setidaknya ada 7 orang Pahlawan Devisa yang menjadi korban, bahkan meninggal dunia akibat penyiksaan dan kondisi kerja yang tidak layak. Termasuk didalamnya adalah Luthfiah, seorang buruh Migran Perempuan dibawah umur asal Dusun Karang Tengah RT 09 RW 03, Desa Tulupari, Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo, dikabarkan meninggal dunia di Jordania. Berangkat sebagai Buruh migrant ke Jordania pada usia 15 tahun, diberangkatkan oleh PT Panca Banyu yang ternyata merupakan PJTKI illegal, telah bekerja selama 19 bulan. Korban yang merupakan anak semata wayang yang yatim sempat mengirimkan upah hasil kerjanya kepada keluarga, tapi setelah 3 bulan bekerja perlakuan majikan berubah drastis, mulai kasar dan tidak mau membayar upah, sebagaimana yang sempat ia ceritakan dalam surat yang dikirimkan kepada keluarga dan temannya dikampung. Saat ini Jenazah Lutfiah masih berada di Jordania dan belum ada kejelasan kapan akan dipulangkan ke Tanah air.

Read More...

25 August 2007

Impor Tenaga Kerja, Tak Semudah Itu...

Kompas
Sabtu, 25 Agustus 2007

Salah satu poin penting Kesepakatan Kemitraan Ekonomi (EPA) Jepang-Indonesia adalah dibukanya akses pasar kerja Jepang bagi tenaga-tenaga kerja Indonesia yang semiterampil dan berketerampilan rendah (unskilled).

Read More...

Ratusan TKI Dideportasi dari Malaysia

TKI yang dipulangkan dari Malaysia.

25/08/2007

Liputan6.com, Jakarta: Sebanyak 400 tenaga kerja Indonesia dipulangkan dari Malaysia melalui Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara, Jumat (24/8). Mereka dipulangkan karena izin tinggalnya di Negeri Jiran sudah kedaluwarsa. Bahkan ada yang menggunakan paspor wisata meski di Malaysia bekerja. Akibatnya beberapa TKI sempat ditahan.

Suripah, misalnya. Dia terpaksa melahirkan anak keduanya di penjara. Meski sempat dibawa ke rumah sakit terdekat, wanita yang masih lemah bersama bayi perempuannya kembali ke penjara dua jam setelah melahirkan.

Ada juga TKI yang dipulangkan karena tidak memperpanjang visa kerjanya sehingga mereka juga ditahan sebelum dipulangkan. Menurut rencana setelah didata petugas Dinas Sosial, para TKI dipulangkan ke daerah asalnya di antaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusatenggara Barat, serta Nusatenggara Timur.(JUM/Sufiani Tanjung dan Taufik Maru)

24 August 2007

[Hapsiah, 17] TKW [asal Lombok Tengah] Korban Penganiayaan di Saudi Arabia Meninggal Dunia

KORAN ANALISA
Edisi Jumat, 24 Agustus 2007

Mataram, (Analisa) - Pegiat LSM Panca Karsa NTB, Endang Susilowati membenarkan, TKW Hapsiah (17) yang menjadi korban penganiayaan majikan di Arab Saudi, akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya.

"Hapsiah meninggal tadi malam setelah sempat dirawat beberapa malam setelah dirujuk ke rumah sakit, karena selama tujuh bulan dia hanya dirawat di rumah dan jenazah dikebumikan nanti siang," katanya kepada wartawan di Mataram, Kamis.

Read More...

Kaukus Parlemen: “STOP KEKERASAN TERHADAP TKW/TKI DAN TEGAKKAN HARGA DIRI BANGSA”

DPR RI
Jum’at, 24 Agustus 2007

PERS RELEASE
KAUKUS PARLEMEN UNTUK HAK AZASI MANUSIA

“STOP KEKERASAN TERHADAP TKW/TKI DAN TEGAKKAN HARGA DIRI BANGSA”


Berdasarkan laporan dari barbagai sumber, baik dari mediamassa maupun kalangan LSM, kami mendapatkan data bahwa kasus kekerasan yang menimpa TKW Indonesia di berbagai Negara tujuan mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan. Karena itu perlu perhatian serius dari pemerintah untuk menangani masalah ini agar tidak terus bertambah. Kami mengetahui bahwa pemerintah telah berupaya melakukan respon cepat dalam penanganan kasus-kasus yang menonjol yang telah diangkat oleh media massa, namun hal itu tidak cukup.

Read More...

23 August 2007

RI worker missing from Saudi hospital

The Jakarta Post
August 23, 2007

JAKARTA: Migrant Care said Wednesday an Indonesian migrant worker in Saudi Arabia went missing while receiving treatment in a Riyadh hospital after allegedly being tortured by her employer.

Tari Tarsim Dasman from Karawang, West Java, was allegedly kidnapped by police officers Monday from the Medical Complex Hospital and was taken to an unknown destination for interrogation, Migrant Care said in a statement.

Read More...

22 August 2007

Kepiluan Yulianti, Putri TKW Asal Sukabumi. ‘Ibu Saya Lenyap di Arab 18 Tahun’

Pos Kota
21 Agustus 2007

SUKABUMI (Pos Kota) – Kerinduan Yulianti,28, pada ibunya selama 18 tahun terakhir seperti tak berkesudahan. Sejak tahun 1989, ibunya Jujuh Juhriyah, pergi menjadi TKW ke Arab Saudi, tak pernah lagi ke kampungnya di Kampung Lepa, Desa desa Kadudampit, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

“Waktu kecil, saya sering menangis malam malam kalau ingat ibu,” ujar Yulianti, yang pada saat ditinggalkan masih berusia 9 tahun dan kini telah menikah dan dikaruniai 3 orang anak.

Read More...

Sebulan, 15 Buruh Migran Tewas

TEMPO Interaktif
Rabu, 22 Agustus 2007 | 08:20 WIB

Solo: Migrant Care menyerukan adanya darurat kemanusiaan dan langkah luar biasa untuk menghentikan tindakan kekerasan yang menimpa buruh migran asal Indonesia.

"Dua hari sekali ada buruh migran yang meninggal, jadi perlu langkah yang luar biasa untuk segera menghentikan tindakan kekerasan yang mengakibatkan kematian buruh migrant," ujar Sekretaris Dewan Pengurus Migrant Care, Mulyadi, Rabu (22/8).

Read More...

21 August 2007

Bintarno, TKI asal Pekalongan meninggal akibat menghirup gas beracun kapal tongkang di Malaysia

MetrotTVNews.com
SEORANG TKI ASAL PEKALONGAN DIKABARKAN MENINGGAL DI MALAYSIA
21 Agustus 2007

Metrotvnews.com, Pekalongan: Kabar buruk kembali datang dari buruh migran Indonesia di luar negeri. Kali ini kabar buruk tersebut datang dari keluarga Bintarno, tenaga kerja Indonesia asal Pekalongan, Jawa Tengah. Pihak keluarga mengaku mendapat kabar bahwa Bintarno telah meninggal di Malaysia.

Menurut pihak keluarga, Bintarno dikabarkan meninggal akibat menghirup gas beracun ketika membersihkan kapal tongkang. Berita itu diterima pihak keluarga melalui telepon dari salah seorang famili yang juga bekerja di Malaysia.

Pihak keluarga mengaku telah menghubungi agen Perusahaan Jasa TKI yang berada di Malaysia, mengenai nasib Bintarno. Namun pihak agen PJTKI tersebut belum dapat memastikan keberadaan korban sekarang. Kabar terakhir yang diterima kakak korban melalui SMS, jenazah korban saat ini berada di daerah Marudi, Malaysia timur.

Pihak keluarga berharap jenazah korban bisa dipulangkan ke Tanah Air secepatnya. Mereka kebingungan karena agen PJTKI meminta pihak keluarga menyiapkan dana sebesar Rp 2,5 juta sebagai biaya pemulangan jenazah.(DEN)

Ratusan Buruh Kepung Istana

Pos Kota
21 Agustus 2007

JAKARTA (Pos Kota) – Ratusan buruh Jabodetabek yang tergabung dalam Aliansi Buruh Menggugat (ABM), Senin (20/8), mengepung Istana Presiden. Mereka menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar kebijakannya berpihak pada buruh dan rakyat kecil.

Sejauh ini nasib buruh baik yang lokal maupun buruh migran Indonesia yang bekerja di luar negeri membuat gerah dan kecewa ratusan pengunjukrasa tersebut. “Banyak buruh yang tewas di luar negeri tanpa status hukum jelas. Para buruh hanya dijadikan sapi perahan,” teriak Dara Intan Thalib, ketua Indonesian Migran Work Union (IMWU) untuk TKW di Hongkong.

Read More...

Warga Minta Peta Tanah Direvisi

Pos Kota
21 Agustus 2007

JAKARTA (Pos Kota) – Warga di Kel. Pulogebang, Penggilingan dan Jatinegara minta peta tanahnya yang terkena proyek rel dwi ganda direvisi kembali oleh pihak Kantor Pertanahan Jaktim. Mereka mengganggap ada beberpa hal yang tidak cocok antara kenyataan di lapangan dengan gambar peta.

Read More...

Kolong Tol Dibisniskan

Pos Kota
21 Agustus 2007

JAKARTA (Pos Kota) - Menjamurnya tempat tinggal di lahan kosong kosong jalan tol lantaran ada permainan oknum aparat terkait. Sebagian kolong jalan tol yang berubah menjadi permukiman, karena dibisniskan oknum bersangkutan.

Harga lahan kosong untuk sebuah lapak dijual antara Rp 2 juta sampai dengan Rp 3 juta. Karuan saja, saat keberadaan permukiman warga di kolong tol akan dibersihkan, karena dianggap berbahaya sulit bukan main.

Read More...

Bongkar Di Kolong Layang KA!

Pos Kota
21 Agustus 2007

JAKARTA (Pos Kota)–Manajemen PT Kereta Api (KA) bersama Pemda DKI Jakarta berencana segera menggusur bangunan liar yang berada di bawah layang KA.

Kepala Daerah Operasi (Kadaops) I Judarso mengaku saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pihak Pemda DKI. Sebab jangan sampai kasus kebakaran di bawah jalan layang tol Jembatan Tiga terulang kembali.

Read More...

20 August 2007

Kondisi TKI 'akan dimonitor'

BBC Indonesia
20 Agustus, 2007 - Published 12:08 GMT

Pemerintah Indonesia akan membentuk kantor pemantauan tenaga kerja di
luar negeri dalam upaya untuk mencegah perlakuan buruk yang dialami
para TKI, khususnya TKW di rumah tangga.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI, Jumhur Hidayat,
menjelaskan, kantor monitoring itu akan didirikan di negara-negara
penempatan, khususnya yang menjadi basis tenaga kerja rumah tangga.

Kantor-kantor itu akan memberikan laporan berkala tentang "keberadaan
TKI di rumah-rumah".

"Kalau ada problem, itu bisa diselesaikan secara dini," kata Jumhur.

"Kalau ada indikasi yang sifatnya kekerasan, itu bisa alihkan atau
ditarik," tambahnya.

Selain mendata para TKI, kantor monitor itu, menurut Jumhur Hidayat,
juga mengarah ke home visit atau kunjungan ke tempat tenaga kerja
bekerja dan memberikan konseling per telepon.

Saat ini, Jumhur mengatakan, pihaknya telah meminta perwakilan
diplomatik RI di Malaysia dan Arab Saudi untuk membicarakan rencana
tersebut.

Fauzi Bowo Akan Tuntaskan BKT

Pos Kota
20 Agustus 2007

JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur terpilih pada pilkada 8 Agustus, H. Fauzi Bowo, bertekad menuntaskan pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT).

Hingga kini BKT masih berkutat dalam proses pembebasan lahan. BKT direncanakan sepanjang 23,7 KM dengan lebar 100 meter. Saat ini sekitar 80 persen lahan tersebut sudah dibebaskan.

Read More...

19 August 2007

Soal TKW, Indonesia Sesalkan Malaysia

Pos Kota
19 Agustus 2007

JAKARTA (Pos Kota) – Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menyatakan pemerintah seringkali menyesalkan terjadi penganiayaan terhadap TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia.

“Sebab itu, pemerintah minta ketegasan dari pemerintah Malaysia agar menuntut pelaku penganiayaan dan membawa mereka ke pengadilan,” cetusnya usai mengukuhkan 76 pemuda berprestasi peserta Program Duta Belia 2007.

Read More...

18 August 2007

TKI di Bawah Umur Disiksa Majikan

Liputan6.com
18/08/2007 22:57

Lombok Tengah: Nafsah binti Silah, seorang tenaga kerja wanita asal Batu Jae, Lombok Tengah, Nusatenggara Barat menderita kelumpuhan serta terancam hilang ingatan setelah dipulangkan dari Arab Saudi. Diduga selama bekerja di negara tersebut dia sering disiksa majikannya.

Read More...

Maids cheated out of $36m a month

The Standard

Mimi Lau

Saturday, August 18, 2007

Indonesian maids working in Hong Kong are losing out on HK$36 million each month, according to a report prepared by a migrant workers rights group.

In addition, three in every five maids have to pay their entire salaries for the first seven or eight months to the agents who got them their jobs.

Read More...

Bantaran Rel Dipenuhi Pedagang, Pasar Gaplok Akan Direnovasi

Pos Kota
18 Agustus 2007

SENEN (Pos Kota) – Puluhan pedagang Kaki-5 di bantaran rel kereta api kawasan Pasar Gaplok Kramat Jakpus semakin menjamur. Padahal petugas tramtib dan linmas maupun dari PT. Kereta Api Indonesia sering melakukan penertiban.

“Mereka memang susah dipindahkan jika sepanjang rel tidak dipagari,” ungkap Camat Senen, Hidayatuloh.

Read More...

Bantaran Rel Dipenuhi Pedagang, Pasar Gaplok Akan Direnovasi

Pos Kota
18 Agustus 2007

SENEN (Pos Kota) – Puluhan pedagang Kaki-5 di bantaran rel kereta api kawasan Pasar Gaplok Kramat Jakpus semakin menjamur. Padahal petugas tramtib dan linmas maupun dari PT. Kereta Api Indonesia sering melakukan penertiban.

“Mereka memang susah dipindahkan jika sepanjang rel tidak dipagari,” ungkap Camat Senen, Hidayatuloh.

Read More...

Jenazah [Kurniasih, 24] Hari Ini Pulang dari [Malaysia]

Tempo Interaktif
18 Agustus 2007

TEMPO Interaktif, Jakarta:Jenazah Kurniasih, 24 tahun, tenaga kerja asal Demak yang tewas di Malaysia, hari ini dipulangkan ke Indonesia. Jenazah akan terbang dengan pesawat Garuda nomor GA 821 dari Kuala Lumpur pukul 14.45.

Mulyadi, Sekretaris Dewan Pengurus Migrant Care mengatakan, jenazah Kurniasih akan dibawa dari Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta, ke Bandara Adi Sumarmo, Solo. “Jenazah baru dikirim ke Demak besok pagi,” ujar Mulyadi yang mengurus kepulangan jenazah korban.

Read More...